13. | Dekat

158 137 13
                                    

Maria yang didalam mobil berlari keluar dan melerai perkelahin itu, Maria pun menarik Favian dan juga Malik untuk menjauh dari Dhafi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maria yang didalam mobil berlari keluar dan melerai perkelahin itu, Maria pun menarik Favian dan juga Malik untuk menjauh dari Dhafi.

"UDAH CUKUP, DHAFI! LO YANG UDAH NYAKITIN GUE DAN SEKARANG GUE MINTA LO PERGI DARI SINI! GUE CAPEK DITEROR TERUS SAMA KELAKUAN LO!!"

"ANJ*** LO!! LO LEBIH BELAIN MEREKA DARIPADA GUE, TERNYATA BENER KATA NYOKAP GUE. KALO LO ITU CEWEK RENDAHAN, SANA SINI MAU!!" Lagi lagi Malik terpancing dengan omongan Dhafi.

Dan, seketika itu juga Favian memukuli Dhafi lagi. Yang mana kali ini, tak ada yang mampu menghalangi Favian. Ia memukuli Dhafi, sampai dia benar benar tak berdaya. Tangan Favian yang memukuli Dhafi penuh akan darah, Maria yang tak tega dengan segera menghubungi ambulance.

Maria pun mencoba menenangkan Favian, tapi tak ada hasil nya. Maria dengan sigap memeluk Favian dari belakang, dan Maria kembali mencoba menenangkan nya.

"Cukup, Favian. Kalo lo kayak gini, nggak ada beda nya lo sama dia. Udah cukup ya, jangan dipukulin lagi." Ucap Maria sembari memeluk Favian dan akhirnya Favian pun tenang, Malik dengan segera membawa Favian masuk ke dalam rumah dan Dhafi juga sudah dibawa kerumah sakit.

"Sini, gue obatin tangan nya." Favian pun mengulurkan tangan nya dengan wajah yang masih penuh dengan amarah.

"Nih, minum air lo. Sabar, jangan emosi lagi. Lagian tuh bocah udah mau sekarat, karena lo pukulin." Ucap Malik sembari memberikan minuman kepada Favian.

"Hufff... gue nggak terima aja, dia bilangin Maria rendahan. Kalo emang dia udah nggak mau sama Maria, nggak gitu caranya." Sahut Favian sambil menghembuskan nafas nya dengan kasar.

"Udah, Favian. Lo tenang aja, dijamin habis ini dia nggak bakalan ganggu gue lagi." Ucap Maria tersenyum.

"Lo baik baik aja kan?" Tanya Favian kepada Maria.

Plak..

"Heh, harusnya lo nanya ke gue. Kan, gue yang ngelawan dia tadi." Sahut Malik sambil memukul pelan kepala Favian.

"Kan, lo nggak kenapa napa ngapain gue tanya." Ujar Favian dengan wajah songong nya dan membuat Malik sangat kesal.

"Gue baik baik aja kok, Favian. Nih, luka nya udah gue obatin." Jawab Maria.

Favian mencoba menggerakkan tangan nya dengan bar bar dan karena itu, ia mendapatkan pukulan lagi oleh Maria.

Plak..

"Awww... kenapa dipukul?" Tanya Favian tanpa merasa bersalah.

"Tangan lo baru gue obatin, jangan sampai gue patahin tuh tangan." Ujar Maria dengan senyum psikopat di bibir nya.

"Astagfirullah hal adzim, salah apa gue? Udah kelahi sama beban negara, dan sekarang dapat pukulan dari dua bersaudara. Apes banget idup gue." Ucap Favian dengan dramatis.

HARSA {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang