Bab 26 : Rumah Steve

1.3K 8 4
                                    

Dara terheran dengan ucapan Steve "....."

"Kau pikir benar-benar berpikir begitu..hanya dengan mengaku kepada Tuhan , semua kesalahanmu bisa dimaafkan?" Steve memasang tatapan serius melihat ke arah dalam gereja

"Apa?" tanya Dara penasaran.

"Ah...aku hanya ngomong sendiri," ucap Steve, menatap Dara dengan harapan untuk menutupinya.

"Jangan pedulikan," lanjutnya, berharap Dara melupakan apa yang ia dengar.

Adrian keluar dari gereja.

"Maaf menganggu waktumu, bisa kita pergi sekarang?" tanya Adrian kepada Steve.

"Siap, Pak. Sebaiknya kita pulang sekarang," ucap Steve sambil membuka pintu mobil.

"Masuklah, Dara," ucap Adrian sambil membukakan pintu untuk Dara.

"Ya...terima kasih," balas Dara.

~Sesampainya di Rumah Steve.~

"Apakah benar ini rumahmu, Steve?" tanya Adrian yang penasaran.

"Ini tidak seperti rumah seorang lajang saja," lanjut Adrian.

"Haha, begitukah?" Steve membalas ucapan Adrian sambil tersenyum.

"Apa kau punya beberapa foto keluarga?" tanya Adrian yang begitu penasaran.

"Foto keluarga???" Steve mendengar itu mengenggam erat tangannya dan menahan emosi.

"Yah, aku ingin melihat anggota keluargamu," lanjut Adrian bertanya.

"Baik, Pak. Lain kali jika aku punya kesempatan akan aku tunjukan," membalas Steve dengan senyum yang sedikit mencurigakan.

"Haha, baiklah," jawab Adrian.

"Ah, omong-omong tentang makanan, saya lupa membeli anggur saat pulang," ucap Steve sambil melihat ke arah meja makan.

"Oh, benarkah?" tanya Adrian.

"Biar aku yang membelikan untukmu," tawar Adrian.

"Ah, kalau begitu, aku juga...." Dara belum selesai bicara, dipotong oleh Adrian.

"Tidak perlu, kamu disini saja membantu Steve menyiapkan makanan... aku akan segera kembali," jawab Adrian.

"Hati-hati di jalan," ucap Steve sambil tersenyum licik.

~Di Dapur Rumah Steve~

Ketika Dara sedang menyiapkan makanan , memotong beberapa sayuran , tiba-tiba Steve datang dari belakang

"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Steve

"Tidak perlu , aku bisa menyiapkan sendiri," balas Dara, mencoba untuk tetap tenang.

Namun, Steve tidak bergeming, memeluknya dari belakang dengan erat. kedua tangannya berada di atas perut Dara.

"Tapi kita seperti ini, seperti pasangan yang baru saja menikah," goda Steve

Dara Terkejut lalu terdiam sejenak

"Adrian akan segera kembali," ucap Dara dengan napas yang terengah-engah.

"Jangan khawatir," balas Steve dengan nada yang merayu.

"Dia memerlukan waktu hampir 30 menit untuk kembali."

Tiba-tiba, tanpa memberi Dara kesempatan untuk bereaksi, Steve menaikkan rok Dara yang masih tidak menggunakan busana apapun di dalamnya. Tangan kiri Steve memegang buah dadanya, sedangkan tangan kanannya menyelinap ke dalam lubang Dara.

"Bukankah kau menunggu ini? Aku tahu, saat kau sedang memotong.... pikiranmu penuh dengan pikiran kotor," ucap Steve semakin bernafsu.

"Di sini tidak perlu menahan lagi," lanjutnya sambil mengangkat bajunya sehingga terlihat buah dadanya. Dengan tangan kirinya, Steve memasukkan dua jarinya ke dalam lubang Dara.

"Cukup nikmati dirimu sendiri," ucap Steve dengan suara penuh gairah.

"Ahhh...ahhh Steve...." Dara mendesis kenikmatan ketika Steve mencubit buah dadanya.

"Tidak perlu menahan keinginanmu seperti ini. Nikmatilah sebanyak yang kamu mau," kata Steve sambil menggoda Dara.

"Iya....aku menikmatinya," balas Dara dengan wajah yang penuh kenikmatan.

"Ya....aku ingin yang lebih besar.....aku ingin batang besarmu itu," ucap Dara menggoda Steve.

"Haha, sekarang kata-kata mesum bisa keluar mudah dari mulutmu itu," balas Steve sambil membuka ikat pinggangnya dan menurunkan celananya. Tanpa menunggu lama, Steve menusukkan batangnya dari belakang dengan kuat.

"Nikmat...ini luar biasa!...ah..." desah Dara semakin keras ketika merasakan kenikmatan yang memuncak.

"Tidak kusangka eranganmu keluar semua," ucap Steve dengan penuh kepuasan.

"Dasar wanita yang mesum!" Steve melecehkan Dara, tapi hal itu justru semakin membangkitkan hasratnya.

"Tapi..ini..ini sangat nikmat!!!" seru Dara dengan penuh nafsu.

Steve semakin menggila, menampar pantat Dara dengan keras.

"AHHHHH...." teriak Dara merasakan sensasi yang menyenangkan.

"Sangat nikmat....tolong tampar aku lebih keras lagi," pintanya Dara, meminta lebih banyak sensasi.

"Seperti yang kau minta, nyonya..... kau harus lebih liar lagi!!!" Steve terus menampar pantat Dara dengan penuh gairah.

"Aku akan membuatmu lebih gila lagi, sehingga kau tidak bisa lagi meninggalkanku" ucap Steve penuh semangat

"Jadilah milikku," ucap Steve sambil menusuk lebih dalam.

"Aku akan keluar," ucap Steve tak tahan lagi.

"Yah...tolong keluarkan semua cairan hangatmu padaku," pinta Dara dengan nafsu yang memuncak.

Steve mengeluarkan seluruh cairannya di dalam lubang Dara.

Dalam hati, Dara merasa kecewa karena harapannya tidak sesuai dengan kenyataan, tapi keinginannya semakin membara

"Kupikir keinginanku terpenuhi setelah melakukan dengan dia...namun tidak sesuai ekspetasiku"

"Justru itu membuat hasrat nafsuku semakin kuat"

****

Terima kasih yang udah support terus karya <3

Kenapa Steve marah ketika Adrian menanyakan foto keluarganya???

Sepertinya Dara juga menjadi semakin bernafsu kepada Steve(?)

Bagaimana dengan Adrian kedepannya??

Ikutin terus ceritanyaa yaa.... kedepannya akan lebih menarik lagi


Sekertaris SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang