Bab 34 : Kenikmatan

187 4 1
                                    

POV Steve

Saat menyetir, Steve memutar kenangan pahit di benaknya, menyulut api dendam yang belum padam.
"Pria itu benar-benar hanya memikirkan dirinya sendiri. Istrimu harus suci dan tanpa cela? Dasar hipokrit." Steve tersenyum sinis.
"Pertunjukan ini baru akan dimulai, Adrian... Semua rasa sakit yang kau buat aku tanggung, aku akan membuatmu membayarnya, satu per satu."

******

Ketika Dara tiba di kantor, dia tampak kebingungan dan gelisah, seolah ada sesuatu yang membebani pikirannya. Steve mendekat dengan senyum tenang.
"Nyonya... Anda di sini," sapa Steve lembut.

Dara sedikit tersentak mendengar suaranya. "Steve... Ini masih waktu kerja. Apa aku benar-benar tidak mengganggumu?"

"Ah, tidak masalah, Dara. Kehadiranmu selalu menyenangkan," balas Steve, tatapannya tajam dan penuh arti.

Saat itulah, dari sudut matanya, Steve melihat Rosa membuntuti Dara dengan cermat. Sebuah ide brilian melintas di pikirannya. Tanpa ragu, Steve menarik Dara ke dalam pelukannya.

"Aku sangat merindukanmu," bisiknya sambil memeluk erat. "Aku menyiapkan hadiah untukmu. Ayo kita pergi."

Rosa yang mengintai dari jauh langsung mematung dengan kegirangan. Dalam hati, ia tertawa puas.
"Ternyata memang benar. Dara dan Steve... Akhirnya aku punya bukti!"

******

Di Kamar Apartemen

Di dalam kamar yang remang, Dara berdiri dengan gugup di depan cermin, mengenakan gaun yang memamerkan lekuk tubuhnya. Ia terlihat ragu.
"Steve, bukankah pakaian ini terlalu terbuka? Rasanya sangat vulgar... Aku tidak yakin ini cocok untukku."

Keraguan Dara semakin menjadi karena teringat kata-kata Adrian yang menegurnya untuk memperhatikan penampilannya.

Namun, Steve mendekat dengan cepat, memadamkan keraguannya dengan pujian manis.
"Bagaimana mungkin? Menurutku, itu sangat cocok untukmu. Kamu terlihat luar biasa..."

Dia menyentuh dagu Dara dengan lembut, memiringkan kepalanya sedikit sambil menatap dalam-dalam ke matanya.
"Kecantikanmu membuatku gila."

Steve mendekat, mencium Dara dengan lembut namun mendalam. Sentuhan itu meluluhkan benteng pertahanan terakhirnya.

Akhirnya, mereka berdua larut dalam hasrat terlarang lagi, tanpa memikirkan konsekuensi yang menanti.

kali ini Steve melakukan hal tersebut dengan lebih brutal karena ia teringat emosinya dengan Adrian


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 18 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sekertaris SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang