Bab 29 : Acara Pertemuan

911 5 3
                                    

Akhirnya, tiba saatnya pertemuan bersama teman-teman dan pasangan mereka di sebuah restoran mewah. Adrian datang bersama Dara, Mira bersama suaminya, sementara Rosa hadir dengan Reyhan, pria yang dia sewa untuk berpura-pura menjadi suaminya. Mereka mulai memesan berbagai hidangan dan minuman mewah.

Adrian, mengamati penampilan Rosa dan Mira, berpikir dalam hati,

"Rupanya malam ini semua berusaha tampil menonjol" Kemudian, ia meneguk segelas wine dan merasa perlu mengambil udara segar.

"Semuanya, izinkan aku meninggalkan meja sebentar," ucap Adrian seraya beranjak.

Rosa, yang merasa ada yang perlu diselesaikan, mengikuti Adrian ke luar restoran.

"Adrian," panggil Rosa lembut.

Adrian menoleh, "Ada apa, Rosa?"

"Aku ingin meminta maaf atas kelakuanku terakhir kali, setelah kita main golf," ucap Rosa dengan suara yang bergetar, teringat akan momen ketika ia mencoba menggoda Adrian.

"Aku minta maaf jika hal itu membuatmu tidak nyaman," tambah Rosa, matanya mencari tanda pengertian di wajah Adrian.

Adrian menghela napas, "Tidak apa-apa, Rosa. Aku sudah melupakan hal itu."

"Aku akan kembali ke dalam sekarang," lanjut Adrian, meninggalkan Rosa yang masih berdiri mematung.

Rosa terdiam, kata-kata Adrian bergema dalam pikirannya. "Melupakannya? Apakah itu berarti dari awal kau memang tidak tertarik padaku?" Rosa merasakan campuran kelegaan dan kekecewaan; lega karena Adrian mengampuninya, tapi kecewa karena mungkin ia tidak pernah benar-benar menarik perhatian Adrian.

Ketika Adrian kembali ke dalam, suasana di restoran mewah itu sudah mulai menghangat dengan percakapan dan tawa dari berbagai meja. Di meja mereka, Dara, Mira, dan Reyhan sedang asyik berbincang.

Dara menyambut kembali Adrian dengan senyuman. "Semua baik-baik saja?" tanya Dara dengan nada yang penuh kepedulian.

"Ya, hanya perlu sedikit udara segar," jawab Adrian, mencoba menetralisir perasaannya setelah percakapan dengan Rosa.

Makanan mulai disajikan, dan piring-piring berisi hidangan lezat diletakkan di atas meja. Masing-masing dari mereka mulai menikmati hidangan, namun suasana masih terasa sedikit canggung karena insiden sebelumnya.

Reyhan, yang tidak terbiasa dengan situasi semacam ini, terlihat sedikit gelisah di samping Rosa. Meskipun dia hanya berpura-pura menjadi suami Rosa, dia mencoba terlibat dalam percakapan.

*****

Dalam perjalanan pulang, suasana di dalam mobil yang seharusnya menjadi tempat bersantai usai pertemuan, kini berubah tegang. Cahaya lampu jalan yang menerobos masuk melalui kaca mobil menambah drama pada wajah-wajah yang terlihat semakin serius. Sementara suara mesin mobil berdengung rendah, percakapan antara Rosa dan Reyhan mulai mengambil arah yang tidak menyenangkan. Rosa, yang biasanya tenang, kini terlihat jelas raut kekesalannya. Matanya yang tadinya lembut, kini terasa tajam memandang Reyhan.

"Ngomong-ngomong, temanmu yang bernama Dara..." ucap Reyhan, mencoba menyelipkan topik yang membuatnya penasaran.

"Bukankah kau mengatakan dia sangat polos?" tanya Reyhan dengan ekspresi penasaran.

Rosa mendengar itu dan mulai memandang Reyhan, agak terkejut bahwa dia membicarakan Dara.

"Tapi menurutku, dia tidak begitu," kata Reyhan.

"Dia takut kalah bersaing dengan kita, jadi dia memakai pakaian yang tidak cocok untuknya," balas Rosa dengan nada kesal.

"Aku pikir itu cocok, dia seperti wanita dengan penampilan yang anggun tapi tubuhnya sangat indah," ucap Reyhan, memuji Dara dengan wajah yang terlihat mesum.

Rosa semakin kesal mendengar pujian tersebut. Rosa yang sudah tidak tahan, kekesalannya memuncak.
"Berhenti... hentikan mobilnya!" serunya dengan suara yang terdengar tegas dan mendesak. Dia tidak bisa lagi menyembunyikan frustrasinya. Wajahnya memerah, dan nafasnya terengah-engah, sebuah pertanda jelas bahwa emosinya sudah mendidih.

"Dari tadi, Dara, Dara, dan Dara!!!" Rosa semakin kesal setiap kali seseorang memuji Dara.

Setelah Reyhan memberhentikan mobilnya , Rosa melepas sabuk pengamannya lalu ia langsung menurunkan celana Reyhan.

Reyhan terkejut "Kau , apa yang kau lakukan?"

"Apa kau pikir Dara akan melakukan hal seperti ini?" tanya Rosa

"Kurasa tidak" lanjut Rosa

Rosa langsung menjilati dan sesekali memasukkan batang Reyhan ke dalam mulutnya , Rosa terlihat sangat ahli dalam melakukan hal tersebut

Reyhan yang mendengar itu hanya bisa menikmati apa yang Rosa lakukan

"Aku keluar"

Rosa menelan semua cairan kenikmatan milik Reyhan

"Jangan membicarakan Dara lagi di depanku"

"Iya maaf"


Sekertaris SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang