Bab : 33. Kecurigaan

963 6 7
                                    

Siang harinya di kantor, Adrian dan Steve sedang membicarakan pekerjaan. Tiba-tiba, Adrian berkata, "Bolehkah aku menanyakan masalah pribadi?"

Steve menoleh, terkejut. "Katakan saja," balasnya.

Adrian ragu sejenak sebelum melanjutkan, "Istriku... sepertinya banyak berubah akhir-akhir ini."

Steve terkejut, namun mencoba tetap tenang. "Maksud Anda?"

Adrian menghela napas dalam-dalam. "Dia bukan wanita seperti itu... apa yang harus aku katakan... dia menjadi semakin berani?"

Steve merasa hatinya berdegup kencang, namun dia tetap menjaga wajahnya tetap tenang. "Bukankah itu bagus? Aku tidak berpikir Nyonya Dara terlihat seperti seseorang yang akan berselingkuh di belakang Anda."

Steve berusaha memberi pendapat yang netral. "Jika aku jadi Anda, aku lebih suka sisinya yang lebih berani..."

Namun, Adrian langsung memotongnya. "Tidak, istriku... harus suci dan tanpa cela sedikitpun."

Adrian memasang ekspresi wajah yang berbeda dari biasanya, menunjukkan sisi dirinya yang lebih posesif. "Dia harus polos, baik hati, dan tidak pernah seperti wanita vulgar itu... Dara-ku seperti malaikat."

Kemarahan dan ketidakpuasan tampak jelas di mata Adrian. "Aku sangat yakin dia pasti punya pria lain. Tolong bantu aku mencari tahu," lanjutnya dengan nada penuh tekad.

Steve menelan ludah, merasa tekanan yang luar biasa dari permintaan Adrian. "Tentu, Pak. Saya akan melakukan yang terbaik untuk membantu Anda."

*****

Di waktu yang sama, di sebuah kafe, Dara dan Rosa sedang bertemu. Mereka menikmati minuman kesukaan mereka dari masa SMA, sementara Rosa berniat memancing Dara untuk berkata jujur dan menceritakan semuanya.

Rosa membuka obrolan dengan santai, "Bagaimana kabarmu dengan Adrian akhir-akhir ini?"

Dara memandang Rosa dengan sedikit curiga. "Kenapa kau tiba-tiba menanyakan ini?"

Rosa tersenyum dan menjelaskan, "Tidak ada... aku hanya sedikit penasaran. Aku baru-baru ini merasa bahwa kehidupan pernikahan sangat membosankan."

Rosa melanjutkan, "Setiap hari aku membuka mata dan melihat pria yang sama... Apa kau tidak merasa sedikit lelah?"

Dara mengerutkan kening, tapi Rosa tidak berhenti di situ. Dengan senyum licik, Rosa berkata, "Misalnya... membayangkan dirimu dengan pria lain melakukan itu."

Dara terkejut. "Kau... Apa maksudmu?"

Rosa menjawab dengan nada yang lebih provokatif, "Aku? Aku sering bermimpi tidur dengan tipe pria idealku. Di hotel mewah, dengan pria yang baik, seperti Adrian. Mimpi bermain bersamanya, hanya membayangkannya."

Dara semakin heran. "Kenapa kau tiba-tiba mengatakan itu?"

Rosa tersenyum seolah hanya bercanda. "Aku hanya... membicarakan dengan santai. Apakah kau sudah selesai, Dara?"

Rosa berdiri, lalu meninggalkan Dara. "Aku juga punya janji."

****

Setelah pertemuan itu, Dara meninggalkan kafe dan menaiki taksi. Tanpa sepengetahuannya, Rosa sudah bersiap mengikuti Dara dari belakang, bertekad untuk mengungkap kebenaran yang dia curigai.

Sekertaris SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang