Bab 16 : Kenikmatan Palsu [Revisi]

2K 6 3
                                    

Dara gemetar ketika dia menanyakan,

"Apakah aku hanya... wanita yang kau hormati?" Dadanya terasa berat ketika tangannya melingkari dadanya.

"Aku hanya berpikir untuk menunjukkan sisi seksiku padamu dan akhirnya aku menemukan keberanianku," ucapnya, suaranya bergetar karena emosi yang meluap.

Adrian membalas dengan wajah yang terkejut,

"Maaf, karena itu sangat tiba-tiba... aku tidak tahu harus berbuat apa." Dia melihat ke arah Dara, mencoba mencari pengertian di matanya.

"Tolong... jangan salah paham," lanjutnya, mendekat ke arah Dara.

"Apakah kau tahu betapa aku mencintaimu? Aku melakukan ini karena aku khawatir kau akan masuk angin." Adrian memeluk Dara dengan penuh penyesalan.

Namun, di dalam hati Dara, amarah dan kekecewaan berdesir. Dia merasa terluka oleh kebohongan yang terasa begitu kasar. "Pembohong," gumamnya dalam hati,

****

Dalam kamar yang sunyi, suara desahan tak bermakna mengisi ruangan. Dara berbaring di ranjang, tetapi pikirannya jauh dari situ. Bayangan Steve terus muncul di benaknya, mengganggu setiap sentuhan Adrian. Meskipun mereka melakukan hubungan suami istri, Dara tidak bisa menikmatinya sepenuhnya. Setiap gerakan Adrian terasa seperti tekanan berat yang menekan hatinya.

"Aku Sangat merindukannya," gumamnya dalam hati, sedangkan tubuhnya dikuasai oleh dorongan yang lebih kuat. Ketika Adrian terus mengenjotnya, Dara merasakan perasaan bersalah yang tumbuh di dalam dirinya.

"Aku tahu ini salah, tapi dirinya selalu muncul di pikiranku," pikirnya sambil berusaha menahan tangis.

Tiba-tiba, Adrian mempercepat gerakannya, membuat Dara terkejut.

"Maaf, apa itu sakit?" tanyanya dengan nada khawatir.

Dara menelan ludah, mencoba menutupi perasaannya yang kacau.

"Tidak apa-apa, teruskan saja," jawabnya dengan suara yang bergetar, mencoba menyembunyikan rasa sakit di hatinya.

Dara merasa kebingungan di dalam hatinya. Ketika Adrian terus menggerakkan tubuhnya, dia berusaha memblokir perasaan yang merintih di dalam dirinya.

"Sama sekali tidak enak," gumamnya dalam hati, tetapi dia mencoba mempertahankan ekspresi yang terkontrol di wajahnya.

Sementara Adrian terus menusuknya dari belakang, Dara terjebak dalam kebimbangan.

"Kau bisa lebih kasar, manjakan aku meski hanya sebentar, bebaskan keinginanmu," bisiknya dalam hati, meskipun dia tahu itu adalah kebohongan untuk menyenangkan Adrian.

Mereka berubah posisi lagi, dan Dara tidak bisa menahan pikiran gelisahnya. "Sama seperti orang itu," desahnya dalam hati, merujuk pada bayangan Steve yang terus menghantuinya.

Adrian, yang sudah tidak tahan lagi, ingin segera mencapai puncak kenikmatannya.

"Dara, aku tidak tahan lagi, sudah lama sekali aku tidak merasa seperti ini," ujarnya dengan napas terengah-engah.

Sambil terus menggerakkan tubuhnya,

Adrian bertanya pada Dara, "Kau juga merasa enak kan?"

Dara, dengan terpaksa, menjawab, "Ya, aku merasa enak," meskipun dalam hatinya, dia tahu itu adalah kebohongan besar. Perasaan kecewa dan hampa terus menggelayut di dalam dirinya, menyatu dengan kegelisahan yang terus menghantui pikirannya.

****

Sekertaris SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang