22. Kisah Ayana dan Gus Ilyas

6.1K 211 7
                                    


Bisa up cepet! Ada yang senang kah?


___Selamat Membaca___

Ilyas yang terbiasa bangun sebelum subuh bangun lebih dahulu dibandingkan dengan wanita yang terlelap damai dalam pelukannya. Ilyas belum berniat membangunkan istrinya, dia sangat mengerti bahwa Ayana masih membutuhkan tidur setelah melewati kegiatan malam bersamanya.

Seruan menunaikan salat belum berkumandang, Ilyas mempunyai kesempatan lebih lama memandangi bidadari dunianya. Dirinya tidak menyangka akan segera menjadi imam rumah tangga ketika pulang ke Al-Insan. Namun, hadirnya Ayana di sekitarnya membuat dorongan itu kuat dan menuntut untuk disegerakan.

Betapa ia beruntung, tidak melewatkan peluang untuk segera menyempurnakan iman. Menyegerakan Sunnah berumah tangga saat menemukan perempuan yang cerdas secara nalar dan taqwa dalam kepribadian. Keyakinan Ilyas begitu kuat, jika Surga bisa ia ikhtiarkan bersama dengan Ayana.

Dug – dug – dug.

"Ayana, bangun," kata Ilyas sambil menepuk pipi Ayana.

Tidak menunggu lama mata Ayana mengerjap. Berusaha mengumpulkan kesadaran. Ketika netranya sudah bersitatap dengan Ilyas sejenak ia termenung mengingat hal yang beberapa jam lalu sudah terjadi.

Pipi Ayana yang bersemu kemerahan menjadi pemandangan semburat paling indah bagi Ilyas. Tentu saja Ilyas tidak rela jika pemandangan ini segera berakhir. Ia masih menikmati pesona bidadari dunianya.

"Gus, lepasin ya. Ayana malu," pinta Ayana ketika dirinya menyadari bangun dalam dekapan Ilyas.

Pengakuan Ayana membuat Ilyas terkekeh. Bukannya menuruti permintaan istrinya Ilyas justru semakin mengentatkan pelukannya hingga Ayana memukul pelan lengan Ilyas agar dilepaskan.

"iya, iya," tanggapan singkat Ilyas yang mengurai lekapannya pada Ayana. "Sana ambil wudu, kita salat berjamaah di sini. Atau kamu mau mandi lagi?"

Setelah keduanya selesai menyalurkan hasrat halal untuk pertama kalinya, Ayana dan Ilyas bergantian untuk mandi junub. Pasangan halal tersebut tidak bisa tidur dengan tubuh yang sebelumnya sempat bermandi berkeringat. Apalagi, kata Ilyas umur tidak ada yang tahu. Bisa jadi Allah memanggil seseorang saat tertidur, dan dia tentunya ingin meninggal dalam keadaan sudah tubuh yang sudah bersuci. Dan karena perkataan tersebut Ilyas mendapat wajah masam istrinya. Ayana tidak habis pikir dengan Ilyas, setelah keduanya meneguk kebahagiaan surga dunia apakah harus dilanjutkan berbicara tentang kematian.

Setelah mereka menunaikan salat subuh, Ayana yang akan mengulurkan tangan pada suaminya untuk salim tidak mendapatkan tanggapan dari Ilyas. "Kamu ambil Qur'an dulu Ayana, kita baca surat Al-Kahfi bersama."

Sebagaimana besarnya pemahaman yang populer di beberapa kalangan jika di hari Jum'at membaca surat tersebut, Ayana tersenyum dan mengangguk. Ia menurututi titah suaminya.

Mendengar bagaimana merdunya Gus Ilyas melantunkan kalamullah dalam surat Al Kahfi tanpa memegang mushaf dan yang lebih luar biasanya adalah baik dalam makhraj ataupun tajwid semuanya benar membuat Ayana terkagum sekaligus minder dan merasa iri.

Kagum Ayana bahkan tidak tahu kebaikan apa yang telah dia lakukan sampai mendapatkan lelaki salih bergelar Gus yang merupakan seorang hafiz sekaligus mufassir dan sosok yang alim.

Minder, Ayana pun terkadang masih tidak percaya bahwa dia yang dipilih oleh Gus Ilyas untuk menjadi pasangan lelaki itu yang mana dirinya merasa tidak pantas. Dia bukan dari golongan ulama, Ayana hanya santri yang hafal juz 30 saja jumlah hafalan yang akan kalah sama santri lulusan ibtidaiyah. Dimana syarat kelulusan tingkat sekolah dasar itu rerata sudah menghapal 3 jus dalam Al-Qur'an.

Ayana's MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang