01. Penghuni baru

5 1 2
                                    


"Bang Shaki jadi jemput Rean gak bentar?" Tanya Kala sambil sibuk kemasin tasnya buat siap-siap ke tempat magang.

"Eh kirain Lo yang jemput? Gue pulangnya agak telat bentar, emang Rean jam berapa sih sampenya?" Tanya Shaki yang lagi pasang dasinya santai sambil nyender di deket kamarnya.

"Ehmm... Katanya jam dua belasan sih." Jawab Kala setelah liat jam di tangannya.

"Malam?"

"Siang atuh bang."

"Oh, emang Lo gak bisa banget?" Kala ngangguk sambil cemberutin bibirnya setelah itu ngejawab, "jam segitu Gue ada kuis di kelas." Shaki diam buat mikir sebentar, mata Kala berbinar sambil menunggu jawaban Shaki sampai akhirnya Shaki ngangguk.

"Oke deh. Kalau Rean emang sampainya jam 12 siang sih kayaknya gue bisa ya soalnya masuk jam makan siang. Nanti gue jemput deh." Kata Shaki setelah itu Shaki masuk ke kamarnya buat pake jasnya terus buru-buru ambil tasnya juga.

Sejujurnya Shaki udah telat.

"Gue duluan ya!" Kala ngangguk walaupun anggukannya gak diperhatiin sama Shaki karena Shaki lari seperti tuyul alias dengan kecepatan penuh.

Sampai diluar ternyata Shaki lihat ada Ellen yang lagi mutarin motornya, wajahnya keliatan khawatir banget sampai Shaki akhirnya memutuskan buat samperin si Ellen.

"Kenapa El motornya?" Tanya Shaki.

"Eh Shaki, ini loh motorku gak mau nyala." Jawab Ellen masih dengan wajah khawatirnya.

"Coba aku periksa."

Shaki deketin motor Ellen dan coba buat dia starter berkali-kali dan emang benar motornya gak mau nyala.

"Ini kayaknya akinya deh yang lemah." Tebak Shaki, wajah Ellen berubah cemas.

"Terus gimana dong? Aku udah telat lagi." Kata Ellen panik.

"Mau aku antar gak?" Tawar Shaki dan saat itu juga wajah Ellen berubah sumringah terus langsung ngangguk mengiyakan, Shaki ketawa kecil lihat itu.

"Ayo."

Karena kebetulan gedung kantor Shaki dan Ellen bersampingan jadi Shaki dengan senang hati menawarkan tumpangan.

Kapan lagi kan Shaki bisa dekat dengan Ellen.

"ELLEN!"

Ellen yang baru aja mau naik ke motor Shaki langsung sigap kembali turun waktu dengar suara bapaknya menggelegar banget panggil namanya.

"Iya pak?" Tanya Ellen tanpa langkahin kakinya menuju sang bapak yang jaraknya lumayan jauh darinya.

Bapak di teras soalnya sedangkan Ellen ada di depan pagar rumah.

Ellen deg-degan soalnya si bapak bawa sapu lantai kayaknya mau sapu teras deh tapi malah liat anak gadisnya mau dibonceng sama cowok.

"Kamu mau ajak anak saya ke mana?" Dibanding gubris Ellen, si bapak lebih milih interogasi si Shaki sambil todongin sapu yang dipegang tadi ke arah Shaki.

"Pak, biar Ellen jelasin." Kata Ellen panik soalnya liat bapaknya nanya galak banget sementara Shaki matanya udah gemetaran karena takut.

"Bapak gak suruh kamu ngomong." Ellen akhirnya bungkam.

"Motor Ellen gak bisa nyala pak jadinya saya tawarin tumpangan." Jawab Shaki setelah tarik napasnya dalam.

"Bohong! Kamu pasti mau macam-macam sama anak saya!" Shaki cuman bisa elus dadanya sabar difitnah gitu.

"Periksa aja pak kalau gak percaya." Kata Ellen.

Si bapak akhirnya jalan terus coba nyalain motor Ellen dan emang gak bisa.

Rumah Cenrana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang