Seperti janji mereka kemarin, Rean sama Livi udah sampe di mall buat nonton film dan pilihan film Livi kali ini adalah film horror."Kok kamu gak bilang kalau mau nonton film horror? Kirain film romantis." Kata Rean sambil cemberut.
"Kenapa? Takut ya?" Goda Livi.
"Nggak tuh, suka kok sama horror cuman ya kirain film romantis aja gitu." Jawab Rean ragu-ragu.
"Yaudah ayo masuk kalau gitu, filmnya udah mau mulai." Kata Livi terus tarik Rean buat masuk ke dalam studio.
Mereka datang agak telat tapi gak telat banget jadi bisa dapet nonton filmnya dari awal.
Rean sejujurnya gak terlalu suka horror, dia gak suka suasana mencekam terlebih lagi suara-suara aneh dari filmnya tapi dia mau coba beraniin diri demi nonton sama doi.
Awal pertama film dimulai Rean masih baik-baik aja tapi pas masuk pertengahan film Rean mulai tutup telinga bahkan sesekali matanya buat meminimalisir ketakutannya.
Livi sesekali curi-curi pandang buat liatin Rean, dia kasian juga jadinya jadi Livi coba ambil tangan Rean terus dia genggam biar Rean gak terlalu takut. Setidaknya Rean bisa tau kalau ada Livi disebelahnya jadi gak perlu takut.
Tapi yang ada Rean malah gak fokus sama filmnya soalnya dia terlalu kaget tangannya dipegang secara tiba-tiba sama Livi :)
Tanpa sadar mata Rean udah gak dilayar lagi tapi malah tatap muka Livi tanpa lepas pandang sama sekali.
"Ini jantung gue kenapa?" Batin Rean.
"AAAAAAA!" Rean akhirnya bisa lepasin juga matanya dari Livi saat seisi studio berteriak karena jumpscare dari filmnya.
Rean lagi-lagi salah tingkah soalnya ketauan sama Livi, ketauan liatin dia dari tadi.
"Kamu gak papa?" Tanya Livi sedikit berbisik dan Rean ngangguk cepat jawabnya.
Setelah hampir 2 jam didalam studio akhirnya film mereka selesai juga, mereka keluar dari dalam studio dengan santai.
Kalau tangan Rean gak di genggam Livi dan bikin fokus Rean teralihkan mungkin beda lagi ceritanya, bisa aja Rean keluar dari studio dengan kaki kayak jelly.
"Mau cari makan?" Ajak Livi dan Rean ngangguk setuju.
"Maaf deh Rean, lain kali aku nggak pilih film horror lagi." Kata Livi merasa bersalah.
"Eh nggak kok, aku nggak papa asli."
"Gak papa apa, tadi aku liat kamu gemetaran gitu, tadi juga pas aku pegang tangan kamu keringetan banget."
"Eh serius? Tanganku keringetan? Kenapa masih dipegang." Rean langsung lepasin tangannya dari genggaman Livi.
Mereka emang masih genggaman tangan dari keluar studio tadi sampe jalan cari makanan, baru pas Livi bilang tangannya keringetan jadi Rean lepas.
"Sekarang udah nggak." Kata Livi terus ambil lagi tangan Rean buat digenggam bikin Rean lagi-lagi SALAH TINGKAH.
"Kamu aslinya suka physical touch ya?" Tanya Rean asal dan Livi ketawa dengarnya.
"Kok tau sih? Aku suka banget skinship." Jawab Livi.
"Jadi kamu suka peluk, pegang tangan, nempel ke orang gitu?" Livi ngangguk sambil senyum jawab Rean.
"Kamu gak boleh gitu kalau udah punya pacar nanti." Kata Rean kedengeran banget cemburunya.
"Nggaklah, aku tau diri juga kok. Tapi kan sekarang aku gak di realitionship apapun jadi aku bebas ngelakuinnya." Kata Livi terus peluk Rean dari samping secara tiba-tiba, niatnya cuman buat godain Rean sih tapi Rean SALAH TINGKAH lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cenrana
SonstigesIkuti kisah tiga orang pemuda buat luluhin hati pak Gio si pemilik Rumah Cenrana tempat mereka berlindung sekarang biar bisa dapetin anak gadis Pak Gio. apakah anak desa itu bisa taklukkin hati pak Gio dan dapetin restu?