Kala bawa si Jergas ke tempat makan yang ada dipinggir jalan, kebetulan tempat makan itu adalah tempat makan favorit Kala. Gak elit emang, soalnya dipinggir jalan tapi makanan sama minuman di sana rasanya elit banget kok.Jergas tentu aja pasang muka gak sukanya.
"Kalau mau ikut gue masuk silahkan kalau mau pergi juga silahkan, gue tetep mau masuk soalnya gue lapar. Oh iya, buat janji lo tentang makan di restoran bintang lima harus lo pegang ya? Gue tungguin." Kata Kala terus langsung masuk ke dalam warung makan itu karena Kala pikir Jergas emang gak mau masuk ke dalam sana tapi ternyata tangan Kala ditahan sama Jergas.
"Gue ikut." Kata Jergas dengan nada kecilnya kayak mau gak mau.
"Hah? Gue gak denger."
"Gue ikut!" Kata Jergas kali ini lebih lantang daripada tadi sampe diliatin orang yang mau masuk ke dalam warung makannya sedangkan Kala senyum kemenangan.
Kala sama Jergas ambil kursi yang khusus buat dua orang, Kala pesen makanan sekalian pesenin Jergas juga dengan menu yang sama.
"Lo bisa makan pedas kan?" Jergas ngangguk.
"Nggak nyaman ya?" Tanya Kala karena liatin gerak gerik Jergas yang emang keliatan gak nyaman.
"Nyaman kok nyaman." Jawab Jergas tapi mukanya gak meyakinkan banget.
"Kalau nggak nyaman lo bisa pergi tapi jangan lupa bayarin makanan gue." Kata Kala.
"Dibilangin gue gak papa, lo sendiri, kapan mau gue ajak ke restoran bintang lima?" Jawab Jergas terus kasih pertanyaan lain ke Kala sekalian ganti topik pembahasan juga.
"Oh iya soal itu, boleh gak gue ke sananya bukan sama lo?"
"Emang lo mau ajak siapa? Pacar?"
"Kalau dibilang pacar sih belum ya tapi bentar lagi jadi pacar kok, semoga." Kata Kala terus diakhirin gumaman kecil diakhir.
"Boleh deh, nih kasih nomor lo ke gue." Kata Jergas terus ngeluarin hpnya dari kantong celananya habis itu dia sodorin ke Kala.
Kala ambil hp Jergas terus dia kebingungan soalnya hp Kala android sedangkan hp Jergas Iphone :')
Setelah utak atik hp Jergas akhirnya Kala nyerah.
"Lo aja deh yang kasih nomor lo ke gue." Kata Kala terus sodorin hpnya ke Jergas, Kala juga udah masuk ke kontak jadi Jergas tinggal dial nomornya.
Lagian si Jergas kasih hpnya ke Kala gak langsung ke kontak malah suruh Kala cari sendiri bikin bingung aja.
Setelah Jergas dial nomornya di hp Kala, Kala telpon ke nomor itu biar nomornya juga tersimpan di hp Jergas.
Setelah saling tukar nomor akhirnya makanan mereka datang.
"Nanti gue chat lo setelah reservasi restorannya." Kata Jergas akhirnya sebelum suapin nasi goreng yang dipesan Kala ke mulutnya.
———
"Nilo..."
Lea sekarang berdiri di depan mayat kucingnya yang habis ketabrak motor.
Iya, Lea nangis karena kucingnya mati ditabrak motor :(
Nilo itu bukan kucing yang Lea rawat di rumahnya tapi kucing yang sering berkeliaran di area komplek dan sejak kecil udah Lea rawat bareng Gama.
Tiap pulang sekolah dulu, Gama sama Lea suka singgah ke tempat di mana kucing itu tidur. Lea sama Gama gabung uang jajan mereka buat beliin kucing itu makanan.
Pokoknya Lea sama Gama sayang banget sama kucing itu, kucingnya udah tua sekarang tapi masih sehat karena di rawat Gama sama Lea. Sayangnya kucing itu harus mati karena ditabrak sama orang yang gak bertanggung jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cenrana
NezařaditelnéIkuti kisah tiga orang pemuda buat luluhin hati pak Gio si pemilik Rumah Cenrana tempat mereka berlindung sekarang biar bisa dapetin anak gadis Pak Gio. apakah anak desa itu bisa taklukkin hati pak Gio dan dapetin restu?