Waktu emang berjalan cepat banget kalau udah nyaman ngobrol sama seseorang.Kadang karena waktu itu yang bikin kita menghela napas gak mau lepas dari orang itu. Karena waktu ketemu kita, yang tadinya langit masih cerah tiba-tiba sudah tergantikan sama langit gelap.
Begitulah yang dirasakan Rean dan Livi sekarang, mereka sangat nyaman ngobrol berdua sampai tidak sadar kalau langit diluar sudah gelap, mereka bahkan tidak sadar sudah duduk di kafe itu selama 4 jam lamanya.
"Oke aku kasih pertanyaan selanjutnya ya buat kamu." Kata Livi bersemangat dan Rean pun mengangguk ikut semangat.
Iya, mereka bahkan masih bersemangat untuk saling berbagi fakta tentang diri mereka.
"Kamu udah punya pacar belum?" Tanya Livi sekaligus menjadi pertanyaan terakhirnya buat Rean.
Rean tertawa denger itu, "nggak kok aku gak punya pacar. Lebih tepatnya udah putus." Kata Rean dengan lirihan di akhir.
"Udah punya berapa mantan?" Tanya Livi semakin bersemangat, Livi memajukan kepalanya sedikit untuk menggoda Rean.
"Gak banyak kok." Livi menautkan alisnya bingung mendengar jawaban Rean.
"Gak banyaknya berapa? Sepuluh?"
"Gak sebanyak itu juga."
"Tujuh."
"Turunin lagi."
"Hmmm.... Lima?"
"Lagi."
"tiga?"
Rean akhirnya nganggukin tebakan Livi.
"TIGA?!" Sementara itu Livi kaget denger jawaban yang Rean kasih.
"Terus putusnya karena apa?" Tanya Livi kemudian, dia penasaran.
Maklum, anaknya penuh sama rasa penasaran.
"Yang pertama, aku diselingkuhin." Livi tutup mulutnya kaget.
"Yang kedua, diselingkuhin lagi." Livi makin kaget.
"Yang ketiga... Diselingkuhin juga heheh." Kata Rean sambil cengengesan diakhir.
"Kok orang seganteng kamu masih aja diselingkuhin sih?" Rean nunduk sambil tahan senyumnya karena dipuji ganteng sama Livi.
"Namanya juga anak remaja pacaran." Kata Rean akhirnya terus dia seruput jus jeruk dihadapannya.
"Ya tapi... Kalau aku jadi pacar kamu kayaknya aku gak bakal selingkuhin kamu deh."
"Uhuk! Uhuk!" Keselekkan.
"Eh kamu gak papa?" Tanya Livi panik.
"Ekhm... Nggak nggak papa." Kata Rean malu.
"Oke, sekarang kamu kasih aku pertanyaan terakhir, habis ini kita pulang." Kata Livi setelah melihat jam di tangannya nunjukin udah jam setengah delapan malam.
"Hmm... Kamu suka nonton film gak?" Tanya Rean.
"Suka dong, aku kalau gabut mah kerjaannya nonton film." Jawab Livi semangat.
"Kalau gitu, mau nonton bareng gak besok?" Kali ini bukan pertanyaan lagi tapi ajakan.
Rean ngajak Livi buat nonton bioskop besok dan Livi langsung ngangguk sambil senyum lebar denger itu.
"Ayok ayok! Kayaknya seru." Kata Livi.
Rean yang denger Livi kayak semangat banget itu pun akhirnya senyum lebar juga, gak sia-sia dia simpan pertanyaannya di akhir.
"Besok biar aku yang tentuin film apa dan nonton di mana ya, sama sekalian waktunya." Kata Livi.
"Iya terserah kamu deh." Kata Rean terus ketawa kecil soalnya dia liat Livi kayak semangat banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cenrana
RandomIkuti kisah tiga orang pemuda buat luluhin hati pak Gio si pemilik Rumah Cenrana tempat mereka berlindung sekarang biar bisa dapetin anak gadis Pak Gio. apakah anak desa itu bisa taklukkin hati pak Gio dan dapetin restu?