20. hati yang jatuh

3 1 0
                                    


Livi suka banget sama pantai, kalau keluarga mereka lagi liburan di pantai Livi bakal yang paling lama mau ninggalin pantai dan bikin pak Gio berakhir pesan vila buat bermalam di sana.

Iya, sebesar itu rasa suka Livi sama pantai.

Livi lahir di rumah sakit yang ada di dekat pantai, entah kenapa pas Livi mau lahir bu Gina merasa kalau dia harus lahiran di rumah sakit yang ada di dekat pantai. Mungkin karena selama bu Gina hamil Livi, pak Gio sering banget ajak bu Gina ke pantai seminggu sekali makanya sekarang Livi suka banget sama pantai.

"Kamu mau kerja tugas di sini?" Tanya Livi sumringah dan Rean ngangguk sambil senyum sebagai jawaban.

"GIMANA KAMU TAU KALAU AKU SUKA BANGET SAMA PANTAI?!" Tanya Livi kali ini gak santai sampe Rean mukanya berubah jadi panik.

"Pelanin suara kamu Vi, tuh orang-orang jadi balik ke kita kan." Kata Rean bikin Livi langsung bungkam diakhirin kekehan, Rean lagi-lagi ketawa liat itu.

"Ayo masuk." Kata Rean, dia pegang tangan Livi gitu aja bikin Livi terdiam kaget tapi gak lama langsung senyum lebar.

"Kamu tau gak?" Tanya Livi, mereka sekarang lagi jalan menuju masuk pantai.

"Aku suka banget sama cowok physical touch, aku juga suka cowok act of service, act of gift, cowok—"

"Bilang aja kamu suka semuanya." Potong Rean bikin Livi langsung terkekeh.

"Tapi aku beda loh kalau suka sama cowok yang biasa aja sama yang bener-bener suka. Kata orang aku itu friendly banget sampe aku dikatain bakal susah dapat cowok. Tapi cowok aja yang gak bisa bedain mana aku yang suka dia beneran sama mana yang aku cuman suka sebagai teman. Aku mau kalau aku suka sama cowok tuh cowoknya yang sadar seberapa suka aku sama dia." Celoteh Livi, Rean dari tadi cuman dengerin celotehnya Livi sambil senyum, kadang Rean ketawa juga soalnya Livi lucu banget kalau udah cerewet gini.

"Tapi emang bener cewek friendly kayak kamu susah ditebak banget perasaannya." Livi cemberut dengernya tapi dia gak nyangkal juga karena emang bener.

"Ayo foto di sini!" Kata Livi terus lepas tangannya dari genggaman Rean, Livi lari ke spot foto yang dia maksud.

Livi sekarang belakangin laut, pemandangan sunset sore ini cantik banget dan Livi dapat spot yang cocok buat foto.

Rean mulai buka tas kameranya terus keluarin kameranya dari dalam sana. Dia setel kameranya sebentar sedangkan Livi lagi nikmatin angin sore hari sambil sesekali mainin pasang surut air laut.

Fokus Rean teralihkan, Livi cantik banget main dibawah sinar matahari terbenam berwarna jingga itu, tiba-tiba Rean terhanyut gak bergeming tatap Livi, senyum Livi, tawa Livi, semuanya jadi candu banget buat Rean.

Tiba-tiba Rean tersadar pas jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Dia pegang dada kirinya buat memastikan.

"Livi, kayaknya gue jatuh cinta deh sama Lo." Gumam Rean kecil.

———

Lea
Aku pulang duluan ya, maaf buat kamu nunggu

Kala sekarang duduk di kafe sambil baca pesan terakhir yang baru aja Lea kirim.

Kala simpan hpnya kembali ke atas meja terus ambil kopi pesanannya buat dia minum. Kala gak bisa lega sebelum dia tau Lea baik-baik aja atau nggak tapi Kala terlalu gengsi buat kirim pesan seperti itu.

Kala mungkin bisa aja kirim pesan kayak gitu langsung tapi dia gak bisa setelah liat siapa yang jemput Lea tadi.

"Oi! Sendiri aja?"

Rumah Cenrana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang