Laskar
Pernah gak lo merasa suka banget akan sesuatu sampai ketika semua orang menyuruh lo berhenti melakukannya, lo tetap melakukannya.
Dalam hidup gue, hal itu adalah musik. Gue sangat suka ketika gue secara gak sadar menghabiskan waktu untuk mengulik lagu dengan gitar akustik yang gak pernah lepas dari tangan gue. Gue bahkan suka ketika melihat jari-jari gue lecet karena senar gitar saat gue masih awal-awal belajar memainkannya. Gue suka mendengarkan dan memahami segala jenis genre musik dan mempelajarinya satu-satu.
Gue suka musik karena cuma itu satu-satunya hal yang bisa gue lakukan dengan baik. Waktu gue sekolah, gue selalu berada di ranking 3 terbawah karena kemampuan otak gue yang dibawah rata-rata kalau soal pelajaran. Gue selamat dari posisi terbawah karena nilai seni musik gue selalu bagus, jadi bisa sedikit mengangkat rata-rata nilai rapor gue yang isinya kebanyakan angka berwarna merah.
Waktu lulus SMA gue juga gagal keterima di PTN padahal udah nyobain semua ujiannya, kecuali SNMPTN sih karena jelas gue gak termasuk ke golongan anak-anak pintar yang bisa mendaftar SNMPTN. Tapi waktu itu ujian SBMPTN dan semua ujian mandiri di semua perguruan tinggi negeri jurusan kedokteran itu udah gue cobain, tapi ya namanya goblok ya gak keterima.
Gue juga heran deh, padahal kedua orang tua gue tuh pinter-pinter loh tapi kenapa anaknya begini ya? Gue sempet berfikir jangan-jangan gue bukan anak kandung mereka, tapi kalau dilihat-lihat lagi wajah bokap gue sama gue tuh mirip banget, masa iya kalau bukan anak kandung wajahnya bisa semirip ini?
Orang tua gue pengen banget gue bisa masuk ke kedokteran karena mereka berdua adalah seorang dokter. Bokap gue adalah dokter ahli bedah dan nyokap gue adalah Orthopedic di salah satu rumah sakit swasta terbesar di Jakarta.
Harapan mereka, sebagai anak satu satunya, gue nanti bisa melanjutkan gen mereka sebagai seorang dokter. Tapi ternyata disinilah gue sekarang, di atas panggung dengan gitar kesayangan gue menghibur ribuan orang yang kini sedang loncat-loncat menikmati lagu andalan band gue, Savoir.
"Terimakasih Bandung, see you on the next stage!" Ujar Matt, vokalis band Savoir, menutup konser kita malam ini.
Kalau ditanya siapa orang yang gak sengaja lo temuin dan lo merasa besyukur banget sama Tuhan karena sudah ditemuin sama mereka, jawaban gue adalah semua anggota Savoir. Saat itu gue gak sengaja ketemu Matt di salah satu komunitas musik di Jakarta Selatan. Gue nonton dia waktu jamming an di salah satu kafe terkenal di daerah Blok M. Dan setelah dia turun dari panggung, gue samperin dia dan ngajak dia ngobrol. Ya obrolannya gak jauh-jauh dari musik.
Beberapa bulan kemudian kita jadi sering nongkrong bareng dan saat itu gue juga ketemu sama temen-temennya yang lain. Adrian yang sekarang jadi pianis Savoir dan Jidan, bocah selengekan yang tampangnya sangat gak mencerminkan seorang drummer tapi ternyata jago banget maininnya.
Sekitar 2 bulan kita deket, sering nongkrong bareng, sering ngobrol dan akhirnya kita merasa punya satu visi dalam hal musik. Kita pengen bawa lagu-lagu rock alternatif masuk ke pasar indonesia. Saat itu kita sepakat untuk membentuk band bernama Savoir dan mulai menciptakan lagu.
Ekspektasi kita, lagu kita akan butuh waktu paling gak beberapa tahun untuk sukses, tapi ternyata kesuksesan kita datang lebih cepat dari prediksi. Single pertama kita langsung viral karena ada salah satu influencer yang punya impact besar pada masa itu memperkenalkan lagu kita di sosial medianya.
Yes betul, Always Never adalah lagu yang membawa Savoir menjadi sebesar ini. Lewat lagu itu akhirnya banyak yang mulai mencari tahu band kita dan ternyata musik- musik Savoir dicintai oleh banyak orang. Sampe sekarang gue juga masih gak percaya kalau sekarang Savoir jadi band dengan bayaran konser termahal di Indonesia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Accismus
RomanceAccismus adalah suatu keadaan dimana seseorang cenderung berbohong atau berpura-pura tidak menyukai atau menolak sesuatu, padahal ia sangat menyukainya dan menginginkannya. *** Laskar Abednego dan Claire Leviona Keduanya sama-sama mencari satu oran...