Accismus adalah suatu keadaan dimana seseorang cenderung berbohong atau berpura-pura tidak menyukai atau menolak sesuatu, padahal ia sangat menyukainya dan menginginkannya.
***
Laskar Abednego dan Claire Leviona
Keduanya sama-sama mencari satu oran...
Apa hal paling komedi dalam hidup lo? Kalau gue jelas yang satu ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi lo suruh Ameta ngajak Laskar balikan?!"
Elea dengan wajah dongkolnya itu kini berteriak sambil menggebrak meja setelah mendengar cerita gue. Untung aja hari ini kelas masih kosong, jadi gak akan ada yang denger pembicaraan kita saat ini.
Gue mengangguk sambil tersenyum pasrah menyaksikan Elea yang kini sudah siap untuk menceramahi gue seharian.
Oh bukan ceramah deng lebih tepatnya, "goblok lo!"
Iya gue di goblok-goblokin, as always.
"Yaudahlah mau gimana lagi..." ujar gue pasrah. Ya iyakan? Gue harus gimana? Emang gitu kenyataannya, gue emang bego.
"Trus lo rela-rela aja gitu kalau misalnya Laskar nanti jadian sama tuh cewek? Bertahun-tahun lo tungguin dia buat bales perasaan lo terus lo langsung nyerah cuma karena asumsi lo yang mengira kalau Laskar masih gamon sampe sekarang? Heran banget gue jujur."
"Ya dia emang masih gamon El," jawab gue masih kekeh dengan pemikiran gue, "dia sendiri yang bilang alasan dia gak mau ada status tiap diajakin pacaran sama cewek adalah karena dia sukanya sama cewek lain."
"Dan lo langsung berfikir kalau itu Ameta?"
Gue menaikan satu alis sambil menganggukan kepala ragu, "ya iya lah, siapa lagi?"
"Gimana kalau ternyata cewek yang dimaksud itu elo?"
Gue sontak terkekeh, "ngelawak lo?"
Elea berdecak kemudian menangkup pipi gue dengan kedua telapak tangannya, "stop being denial ya Claire Leviona! He treats you different than the others, don't you see how jealous he was when he saw you with Gilang yesterday?"
"Aduh sakit..." gue melepas tangannya kasar karena dia menekan pipi gue cukup keras, dikira bakpao apa ya pipi gue ini?
"Jealous apaan sih? Dia tuh cuma badmood dan iseng aja kemaren, dia sendiri kok yang bilang begitu ke gue."
Mendengar jawaban gue, Elea menghela nafas lelah, "terserah lo deh, capek gue sama kisah cinta lo yang muter-muter."
Gue pun ikut menghela nafas panjang, capek sih jujur.
Gue capek memahami apa yang sedang terjadi sekarang. Kadang gue merasa kalau Laskar emang ada perasaan sama gue because he treats me really well, tapi kadang gue juga merasa kalau Laskar itu cuma baik sama gue karena emang nganggep gue temen baiknya aja. Kadang gue merasa disayang tapi kadang gue juga merasa dia gak nganggep gue satu-satunya.
Karena kalau memang iya dia ada rasa sama gue, dia harusnya bilang gak sih?
Kenapa dia harus takut untuk confess ke gue padahal jelas-jelas gue seterang-terangan itu menunjukan kalau gue sayang sama dia dan gue juga pasti akan terima dia.