23. Closure

97 9 8
                                    


loving is easy, as long as you love the right one

***

Laskar

Gue baru tahu kalau rasa nyeri dan pegal-pegal di tubuh setelah kecelakaan itu baru akan terasa setelah bangun tidur.

Padahal gue baru tidur sebentar tapi tulang-tulang di bagian tangan gue rasanya kaku dan berat banget kayak lagi ngangkat beban 100 kilo.

Oke gak 100 kilo juga sih, lebay amat. Tapi ya intinya tangan gue sakit.

Gue baru saja mau meringis namun terhenti ketika melihat Claire masih tertidur nyenyak di samping kasur gue dengan posisi duduk.

Nih anak yaa.... padahal semalem udah gue suruh tidur di sofa tapi kenapa malah ketiduran di sini sih? Nanti kalau badan dia jadi pegal-pegal juga gimana?

"Claire..." Gue menepuk bahunya pelan dan untungnya cewek itu langsung terbangun.

"Tidur di sofa gih, badan lo pegel ntar kalau tidur di sini."

Dia menegakkan tubuhnya kemudian menggelengkan kepala, "lo udah bangun dari tadi?"

"Barusan kok."

Matanya masih setengah terbuka, rambutnya berantakan, dan dia berulang kali menguap, tapi kenapa cantik banget ya?

"Ini jam berapa?" Pertanyaan itu menyadarkan gue dari lamunan.

"Jam 9."

"Hahh?!!" Dia sontak membelalakan matanya, "gue kesiangan dong."

"Emang hari ini lo ada kelas?"

Dia mengangguk, "ada, tapi harusnya masuk jam 8 tadi."

"Lah lo kenapa malah tidur sini ege? Kok semalem gak pulang aja, sih? Kan gue bisa minta siapa gitu buat anterin lo balik."

Dia mendengus, "ya kalau gue balik nanti yang jagain lo siapa?"

"Kan gue bisa sendiri," jawab gue sewot.

"Ya gue pengennya jagain lo, gak boleh emang?"

Emang dasar yaa... orang kalau udah kelamaan jomblo kaya gue nih, denger kalimat kaya gitu doang udah salting. Ini rasa pegel-pegel gue juga langsung ilang denger omongan Claire barusan.

"Apa deh dari kemarin suka tiba-tiba senyum-senyum sendiri? Freak lo!"

"Ya lagian lo..."

"Kok gue?"

"Ya lo bikin gue salting."

Dia menaikan satu alis kemudian meletakkan telapak tangannya ke dahi gue, "lo beneran yakin gak mau CT scan? Kok gue curiga otak lo kenapa-napa ya?"

Gue sontak mendengus, "sialan!"

"Hahahaha," dih ketawa lagi dia, "lagian lo kenapa salting deh? Emang gue ngomong apa?"

Muka gue yang tadinya sumringah sekarang berubah 180 derajat jadi kesal, "gak, gak ada! Udah sana lo balik aja, katanya mau ketemu sama Gilang hari ini."

"Ya emang."

"Yaudah sana."

Dia terkekeh, "bete ya lo?"

"Enggak."

Beneran gak bete kok...

Lagian dia kan ketemuan sama Gilang cuma mau ngobrol.

Jadi ya gapapa. Gak jealous kok gue, biasa aja.

"Lo ketemuan berdua doang?"

Yaudah sih namanya manusia, kepo dikit gak salah, kan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AccismusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang