Seokjin sudah di beritau perihal tawaran rumah sakit ke suaminya yg di bahas mertuanya. Yaitu pergi tugas ke Palestina. Awalnya Seokjin kaget dengan penjelasan Jungkook.
"Sayang, aku tidak akan menerimanya. Aku tidak mungkin meninggalkanmu yg sedang hamil begini. Jadi kau tenang saja, aku akan bicara pada ayah"!! Ucap Jungkook.
Waktu itu Seokjin berharap supaya suaminya batal berangkat atau Suaminya di gantikan dengan dokter lain. Namun ayah mertuanya menghubunginya dan bicara padanya.
Dan akhirnya sekarang Seokjin sedang mengemasi keperluan suaminya untuk berangkat tugas menjadi dokter relawan di Palestina. Seokjin menata satu persatu baju itu ke koper. Berjalan lagi ke lemari, mengambil pakaian dan di masukan ke koper lagi. Besok sore adalah keberangkatanya ke Palestina selama 5 bulan. Sedih itulah yg Seokjin rasakan. Ia sebenarnya berat melepas suaminya itu tugas jauh. Kalau hanya ke luar kota Seokjin tidak akan sesedih ini. Namun ini berpisah negara dan 5 bulan perginya. Dia duduk lemas di kasurnya memandang pakaian suaminya yg akan di bawa pergi itu.
"Jika kau istri yg baik dan pengertian, kau tidak akan menjadi penghambat dalam karir suamimu bukan? Jika Jungkook bisa pergi dalam tugas ini, maka besar kemungkinan Jungkook akan menjadi Dokter yg paling di andalkan di rumah sakit. Aku ingin nama baik anakku kembali di percaya di rumah sakit. Kau sudah dengar sendiri bukan, dulu Jungkook pernah melakukan kesalahan fatal, sehingga sekarang dia begitu di ragukan kemampuannya. Maka dari itu, bujuk dia untuk menerima tawaranya. Agar setelah kembali, nama baik yg di ragukan bisa menjadi baik lagi karena mampu mengambil tugas besar yg di berikan Rumah sakit. Aku memilih Jungkook, demi karirnya agar lebih baik lagi. Jadi kau jangan coba² untuk menghalangi, atau mencegahnya untuk tidak pergi, bujuk dia sampai mau. Dia harus pergi apapun yg terjadi, Kau mengerti itu Seokjin"!!
Begitulah kata² yg di ucapkan mertuanya 3 hari yg lalu. Seokjin melakukan apa yg mertuanya mau. Membujuk Jungkook yg ngotot tidak mau berangkat, dia menolak tawaran itu. Namun Seokjin tidak menyerah begitu saja, dia tetap membujuk suaminya itu agar dia mau berangkat. Seokjin tidak mau di bilang jadi penghambat dalam karir suaminya. Bahkan dia sampai mogok makan demi membujuk Jungkook. Sampai dia di larikan ke rumah sakit karena sakit perutnya yg tak tertahankan, babynya pun mengalami kekurangan nutrisi dan berat badan Baby juga turun. Meski begitu Seokjin tetap tidak makan dan menolak minum obat. Dan di situlah Jungkook setuju untuk berangkat.
Seokjin meneteskan air matanya, memejamkan matanya. Dia pasti bisa menunggu suaminya sampai selesai tugasnya. 5 bulan kalau tidak terlalu di fikirkan pasti akan cepat berlalu. Tiba² suara pintu kamarnya terbuka, munculah Jungkook dengan kemeja putihnya baru pulang bekerja.
"Sayang, kau packing barang²ku untuk ku bawa besok"!?? Tanya Jungkook. Berjalan ke arah Seokjin. Seokjin buru² menghapus air matanya dan berjalan ke arah lemari. Tidak mau Jungkook tau kalau dirinya menangis.
"I..iya. Aku sengaja menyiapkanya sekarang. Agar besok kau tinggal berangkat. Oh ya, kau mau mandi air hangat? Biar aku siapkan airnya dulu,,"! Seokjin berjalan ke arah kamar mandi, namun lenganya di tahan oleh Suaminya.
"Tunggu sebentar. Aku ingin melihat wajahmu dulu sayang. Kau bicara tanpa melihatku. Apa kau tidak merindukanku"?? Jungkook menarik Seokjin ke hadapanya, menariknya agar Seokjin semakin dekat padanya. Menolehkan wajah Seokjin untuk menatapnya. Jungkook tau Seokjin habis menangis, ia sempat melihat istri kesayanganya ini menghapus air matanya.
"Sudah ku katakan, aku tidak berangkat saja. Tapi kau memaksaku untuk berangkat. Kau tau, aku sudah gila di tempat kerja seharian karena aku jauh darimu. Apalagi ini 5 bulan dan beda negara sayang. Bisa² aku mati sesak nafas karena bejauhan darimu begitu lama, kau adalah nafasku"!! ujar Jungkook sangat lirih. Dirinya menempelkan dahinya di kepala Seokjin yg menunduk. Tanganya memeluk pinggang Seokjin sangat erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY..!! BECAUSE LOVE YOU..!! (END)
General FictionMemiliki cinta pertama, namun tidak berjalan mulus seperti yang di inginkan. Bagaimana jika di pertemukan dengan adanya cinta ke dua?? baca ajah langsung..