Kita Berbeda [END]

Bab 10 || Salah Paham

Sekarang sudah waktunya jam istirahat, semua murid tergesa-gesa menuju kantin. Jika tidak mereka tidak akan kebagian tempat.

“Tha, gue dengar ada murid baru, cantik lagi,” ujar Rain sambil menyamai langkah Agatha yang begitu cepat.

“Oh, dia kelas berapa?”

“Kurang tahu kalau itu, tapi ... gue jadi penasaran wajahnya secantik apa, apa iya cantiknya dia mengalahkan princess Garuda?” goda Rain.

“Nggak usah berlebihan deh, Rain. Udah sana lo pesan makanan, gue yang bayar,” titah Agatha yang langsung mendapatkan pekikkan heboh dari sahabatnya itu.

“Huaa ... oke deh, gue pesan dulu. BTW makasih ya, Tha!” teriaknya sambil melesat pergi.

Agatha menyapu pandangannya untuk mencari kursi kosong. Tiba-tiba saja teriakan seseorang membuatnya terkejut.

“Agatha, sini!” teriak Kiano.

Ia menghampiri meja pojok kantin yang biasa diisi oleh most wanted SMA Garuda. Siapa lagi jika bukan Algi DKK?

“Kamu udah pesan makanan?” tanya Algi sambil merangkul bahu Agatha.

Agatha menoleh. “Udah, si Rain yang pesan.”

Beberapa menit kemudian Rain datang dengan nampan yang berisi dua mangkuk bakso.

“Halo pacar!” sapa Dino sambil mengedipkan mata.

“Apaan, sih, malu tahu nggak!” ketus Rain dengan wajah yang memerah.

“Malu tapi suka, 'kan?” goda Dino yang langsung mendapatkan cubitan maut dari sang kekasih.

Memang Rain dan Dino sudah berpacaran sejak seminggu yang lalu.

“Ekhm!” dehem Kiano dan Raka.

“Cari pacar makanya,” sindir Dino pada Kiano dan Raka.

Kiano dan Raka mengempit kepala Dino di ketiaknya. “Nggak usah belagu ye lo, lihatin aja gue juga bisa punya pacar.”

“Najis, ketek lo bau banget!” umpat Dino.

“Biarin, biar lo tahu rasa!”

“Bebep Rain, tolongin ayang dong,” mohon Dino pada Rain.

Mereka berlima yang mendengarnya bergidik geli. “Geli kampret!” sahut Algi.

“Ye ... lo kayak nggak pernah pacaran aja,” ketus Dino.

Saat mereka sedang asyik bercanda, suara seseorang menghentikan aksi candaan mereka. “Permisi, gue boleh gabung nggak? Soalnya tempat duduk yang lain udah penuh, gue nggak kebagian tempat duduk,” ujar seseorang yaitu Angel.

Raka dan Kiano memandang Angel tanpa berkedip, membuat Angel salah tingkah ditatap seperti itu oleh teman-teman Algi.

“Ah iya, boleh, sini!” sahut Agatha dengan ramah sambil menepuk kursi di sampingnya.

“Makasih, BTW nama lo siapa?” tanya Angel.

“Gue Agatha, nama lo siapa? Lo yang murid baru itu, 'kan?”

“Nama gue Angel, iya gue murid baru di sini, salam kenal semuanya. Hm ... gue boleh tahu nama kalian nggak? Supaya lebih akrab aja,” pinta Angel.

“Gue Raka!”

“Gue Dino!”

“Gue Kiano!”

“Gue Rain!”

“Kalau teman gue namanya Al–“ ucapan Dino terpotong oleh Angel.

“Algi. Gue udah kenal dia,” sahut Angel sambil memasang senyum manisnya kepada Algi. Namun lelaki itu acuh dan memilih untuk memakan mie ayam yang dipesannya.