Bab 06 || First Impression

2 2 0
                                    

“Apakah ini yang disebut cinta pandangan pertama?”

***

Di jalan pulang, matanya tak sengaja melihat seorang perempuan di pinggir jalan dengan raut kebingungan sambil menatap mobil di hadapannya. Ia melihat ke arah ban mobil tersebut, dan ternyata ban mobil milik perempuan itu bocor.

Algi menghampirinya sambil mematikan mesin mobilnya, lalu turun menghampiri perempuan itu. “Mobil lo kenapa?”

Perempuan itu terkejut sekaligus bingung dengan kehadiran Algi di hadapannya. Ia terpaku saat melihat wajah tampan milik Algi, sampai matanya tidak berkedip sedikit pun.

“Kok lo malah bengong, itu mobil lo kenapa?” tanyanya lagi.

Perempuan itu terlonjak kaget, lamunannya buyar lalu menjawab pertanyaan Algi dengan gugup. “I–ini, ban mobil gue bocor terus ponsel gue mati jadi nggak bisa menghubungi tukang bengkel.”

Algi mengangguk paham, ia mengeluarkan ponselnya lalu mengetik sesuatu di dalam sana. “Lo mau ke mana?”

“Gue mau pulang.”

“Biar gue antar, mobil lo udah gue suruh tukang bengkel buat ke sini. Nanti di antar ke rumah lo,” ucapnya datar.

“Lo se–serius?” tanyanya.

“Hm.”

Perempuan itu menuruti ucapan Algi, ia masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan tidak ada suara yang memecahkan keheningan, hanya ada suara radio yang menjadi pengisi suara di mobil.

BTW nama lo siapa?” tanya perempuan itu dengan memberanikan diri.

“Algi, nama lo siapa?”

“Nama gue Angel.” Perempuan bernama Angel itu merasa senang saat dirinya ditanya balik oleh cowok yang baru saja ditemuinya.

Apakah ini yang disebut cinta pandangan pertama? batin Angel.

Setelah itu tidak ada lagi yang membuka suara, dan Angel? Perempuan itu terus memandangi Algi secara diam-diam, Algi menyadari itu namun ia memilih untuk diam.

Nih cowok ganteng, tapi cuek, batin Angel.

“Rumah lo di mana?” tanya Algi.

“Perumahan Padma Residence nomor 11A,” jawab Angel.

Setibanya di depan rumah Angel, ia pun turun dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Algi.

“Makasih ya, Al. Udah mau tolongin gue, pakai diantar segala,” ucapnya sambil tersenyum manis.

“Hm.” Hanya deheman saja yang Angel dapat dari laki-laki itu.

Algi langsung melesat pergi dari pekarangan rumah Angel.

Angel memandang kepergian Algi dengan tatapan kagum dan senyum yang terus mengembang di bibir merah jambunya, dengan perasaan hati yang berbunga-bunga seperti mabuk kasmaran.

Saat masuk ke dalam rumah, papanya yang melihat sang putri tersenyum sendiri pun mengernyit bingung.

“Kamu kenapa, Angel? Senyam-senyum sendiri, putri Papa kenapa? Cerita dong, sama Papa,” ujar Wiliam—Papa Angel—yang sedang duduk di sofa sambil menikmati teh buatan istrinya.

Angel menghampiri sang Papa, lalu duduk di sampingnya. Ia mulai menceritakan pertemuannya dengan Algi kepada sang Papa.

Wiliam pun ikut senang melihat sang putri bahagia, sepertinya putrinya itu mulai merasakan jatuh cinta. “Kapan-kapan kenalin dong ke Papa,” ejek Wiliam sambil terkekeh.

Kita Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang