Bab 16 || Hot Topic

2 2 0
                                    

"Bikin repot aja sih lo jadi orang, segala nyangkut di hati gue." -Rafa

***

Susana malam cukup indah dengan taburan bintang-bintang yang menjadi pelengkap bulan untuk menerangi bumi malam ini.

Tangan lentik dengan gitar favoritnya kini bersatu menyanyikan sebuah lagu yang memang saat ini sedang ia rasakan.

"Why can't i say that i'm love?"

"I wanna shout it from the rooftop."

Hatinya saat ini sedang berkecamuk memikirkan satu nama yang sukses mengacaukan pikirannya.

"Apa gue confes aja ya ke dia?" gumamnya sambil menatap langit-langit, "kalau gue confes nanti dia tolak gue, malah pertemanan gue hancur."

Rafa terdiam sesekali menjambak rambutnya frustrasi. "Gue mau mencintai dia dengan dewasa. Mungkin rasa ini gue pendam aja sampai tiba waktunya."

Lamunannya buyar seketika saat mendengar suara wanita paruh baya yang memanggilnya. "Rafa!"

"Iya, Ma?" sahut Rafa.

"Kamu lagi ngapain? Kayaknya lagi mikirin sesuatu yang berat. Ada apa, sih? Cerita sini sama Mama," ucap Vera-Mama Rafa-sambil duduk di samping putranya.

"Rafa suka sama satu cewek, Ma, di sekolah Rafa," ucap Rafa membuat Vera tersenyum.

"Yang buat kamu suka dia tuh kenapa?" tanya Vera.

"Dia gadis cantik, Ma. Terus pintar, baik, kuat, pokoknya Rafa salut sama dia. Belum lama dia tertimpa musibah, mamanya meninggal dunia akibat kecelakaan," terang Rafa.

"Innalillahi, lalu dia bagaimana?"

"Dia baik-baik aja, Ayah sama abangnya nitip dia ke Rafa. Rafa nggak kuat, Ma." Rafa menunduk lesu. "Rafa ... Rafa suka sama dia," lanjut Rafa.

"Loh wajar, dong. Suka itu manusiawi, kamu kenapa takut begitu?" Vera tersenyum lembut sambil mengusap bahu putranya.

"Rafa takut kalau Rafa ngungkapin perasaan Rafa ke dia, justru malah buat pertemanan Rafa sama dia hancur." Rafa menatap sendu ke arah Vera. "Rafa harus gimana, Ma?"

"Jadi cowok harus gentle, kamu suka dia? Nyatain! Tapi kalau kamu masih ragu sama perasaan kamu, lebih baik tahan dulu."

"Gitu ya, Ma. Jadi ... nunggu waktu yang pas gitu, Ma?"

"Good boy!" seru Vera, "hm ... ngomong-ngomong siapa sih cewek yang udah buat anak Mama jatuh cinta?" tanya Vera.

"Namanya Agatha Almasyifa Morgan, Ma."

"Intinya jangan sampai pertemanan kamu hancur hanya karena perasaan," pesan Vera, "Mama tinggal dulu, Adik kamu mau ngerjain PR."

"Makasih ya, Ma."

Vera mengangguk tersenyum lalu meninggalkan kamarnya.

Rafa kembali merenungkan ucapan Vera, dan ada benarnya kalau ia pendam rasa ini sendirian dari pada harus kehilangan Agatha jika dia tahu bahwa dirinya mencintai gadis itu.

"Bikin repot aja sih lo jadi orang, segala nyangkut di hati gue," gumam Rafa.

***

Sinar mentari pagi kini sudah bersiap untuk menyapu pandangan orang-orang bumi yang akan bersiap untuk beraktivitas. Kicauan burung-burung ditambah embun pagi yang menambah kesan sejuk di pagi hari.

Rafa-pemuda tampan itu masih bergelut di alam mimpi sampai lupa bahwa hari ini sekolah.

"Rafa bangun! Ini udah jam 6, loh!" ujar Vera sambil menyibak selimut yang dikenakan Rafa.

Kita Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang