Bab 20 || Pingsan

5 2 0
                                    

Gift special, untuk orang paling special.” —Rafa

***

Di lokasi sudah ramai, banyak tamu yang datang apa lagi tamu-tamu penting. Algi dan Angel sibuk menyapa para tamu sambil menunggu acara dimulai sekitar 2 jam lagi.

Sahabat-sahabatnya kini sudah turut datang bersama teman-teman sekolahnya di SMA Garuda. Matanya kini menyapu setiap sudut ruangan mencari seseorang.

“Bro, lo lihat Agatha nggak?” tanya Algi pada ketiga sahabatnya.

“Gue nggak lihat, tuh!” jawab Kiano.

“Yelah, bro! Udah mau tunangan masih aja cari Agatha,” celetuk Dino.

“Gimana ya, gue belum sepenuhnya move on dari dia,” jujur Algi yang tak bahu bahwa Angel mendengar itu dari sedikit kejauhan.

“Gue ngerti, tapi sekarang lo udah ada Angel. Jangan permainkan hati cewek, bro! Lo bajingan kalau sampai nyakitin perasaan Angel,” sahut Raka.

“Gue setuju sama Raka,” timpal Dino.

“Tenang, gue bakal buka hati buat dia. Sementara ini gue masih ngerasa sayang sama dia, bukan cinta. Tapi suatu saat gue yakin kalau gue bisa jatuh cinta sama dia,” ujar Algi.

“Lagi ya, bro. Gue juga heran, kenapa yang nggak seiman tuh lebih menarik,” celmemakai heels.

“Mbaknya cantik banget, pasti suaminya bangga banget punya istri secantik Mbak,” puji karyawan tersebut yang bernama Vivi.

“E–eh, saya bukan istrinya. Kita cuma teman.” Mendengar penuturan Agatha, Vivi terkejut bukan main. Ia sedikit merasa iri melihat wanita diperlakukan layaknya ratu oleh pasangannya.

“Saya ngerasa kalau masnya jatuh cinta sama mbaknya, semoga aja kalian berjodoh ya,” ucap Vivi sambil tersenyum.

“Ada-ada aja Mbak Vivi. Hm ... BTW makasih ya, Mbak. Aku ngerasa pangling banget malam ini,” ujar Agatha lalu memeluk Vivi.

Vivi terkejut karena dirinya dipeluk oleh costumernya. Ia pun membalas pelukan gadis itu. “Sama-sama, hati-hati di jalan ya, Mbak.”

Agatha keluar ruangan ditemani Vivi di sampingnya. Ia pun berdehem guna mengkode Rafa yang sedang sibuk push rank. Emang dasar cowok! Nggak pernah bisa jauh dari game.

“Ekhem!” dehem Agatha.

Rafa terkejut bukan main saat melihat penampilan Agatha malam ini. Matanya memandang gadis itu dari ujung kaki hingga kepala. Benar-benar cantik.

Agatha yang ditatap seperti itu merasa malu. “Kenapa natapnya kayak gitu? Aku jelek ya?”

“Cantik, kok!” ujar Rafa dengan cepat.

Tak henti-hentinya Rafa memandanginya, sampai di dalam mobil pun ia masih terus memandangi dirinya.

“Raf, jangan ngelihatin aku kayak gitu! Aku malu.” Agatha menundukkan wajahnya.

Rafa tersenyum geli melihat gadisnya sedang tersipu malu. Ia pun teringat sesuatu. “Angkat kepala kamu. Ratu nggak boleh nunduk terus. Emang ada apa sih di bawah? Padahal di depan mata ada cogan seganteng aku dianggurin.,” cibir Rafa.

Kita Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang