dia berhak

3K 271 33
                                    

Dibawah langit yang mulai meninggalkan dan ombak yang masih tenang mengantarkan dua orang yang melaksanakan janji suci

"Zean silahkan mencium istri anda"
ucap pendeta kepada Zee lalu ia langsung mengkokop, eh ga dong....

Sang istri hanya menatap lemah Zee dengan senyum tipis nya

Tamu undangan tak seramai tadi pagi karena kejadian tersebut banyak yang memilih tak menghadiri acara akad saat sore hari

Bahagia dan kesal dirasakan sebagian orang yang menyaksikan pernikahan tersebut hari ini

Seorang wanita terduduk di pojok menatap dua insan yang baru saja resmi menjadi pasangan sehidup semati tersebut

Rasa bagaimana juga ia rasakan walau banyak rasa kecewa didalam hati nya

Sudah sepantasnya diri nya mendapatkan takdir seperti ini, memang dari awal ia tidak usah ada di antara kedua insan tersebut

"Lulu, everything okey?" tanya seseorang yang langsung duduk di sebelah Lulu, entah mengapa ia teringat seseorang jika mendengar kata-kata tersebut

Lulu hanya mengangguk sembari tersenyum "Mau jalan-jalan di pantai? katanya pemandangan lebih bagus dari pada disini" tawar gadis tersebut

"Boleh, ayok" Lulu langsung berdiri di ikuti gadis tersebut lalu mereka pun memilih untuk pergi ke tepian pantai

Suara ombak dan angin yang tak terlalu kencang menemani kesunyian di antara kedua wanita tersebut

"Kalau aku tau bakal kayak gini mah kemarin-kemarin aku harus nya lebih semangat buat yakinin kamu kalau dia ga baik" tutur Marsha terlihat kesal

"Ya mau gimana lagi? mungkin udah jalan takdir buat aku kan" balas Lulu tersenyum getir "Aku gamau biarin Fiony menderita" lanjut nya

"How about you kak?" Marsha memasang wajah serius nya

"Sakit sih, cuman aku gabisa bayangin sakit nya Fiony kalau harus jalanin hidup saat lagi hamil tanpa suami" tutur Lulu membuat gadis tersebut sedikit faham

"Terus habis ini gimana?" tanya Marsha

"Gimana apa nya?" tanya Lulu bingung atas pertanyaan Marsha

"Maksud aku, masih mau buka hati or..." tanya nya dengan sedikit harapan

Lulu hanya menatap Marsha dengan senyum tipis nya "Hati aku masih terkunci di dia" ucap Lulu membuat Marsha kecewa

"Why? dia udah jahatin kamu kak" kesal Marsha atas jawaban dari Lulu

"Aku yang jahat ke dia" ujar Lulu "Dia yang jahat kak" balas Marsha

"Siapa? Zee? not him but her" jelas Lulu membuat gadis tersebut semakin kecewa "Kamu masih?'' kini Lulu yang melontarkan pertanyaan

"Menurut kamu kak?" tanya Marsha balik "Kok jadi lempar-lemparan sih? gimana?" ujar Lulu tersenyum

Gadis tersebut hanya menarik nafas berat dan memilih memberhentikan langkah nya dan duduk disebuah kayu tumbang didekat mereka

"Sampai kapan pun perasaan aku tetap sama kok, walau ga pernah dibales sedikit pun" ucap Marsha dengan dada nya yang terasa sesak dan sakit

"Maaf" hanya itu yang bisa keluar dari Lulu sekarang dan ikut duduk di samping gadis tersebut

"Yaudah sih gapapa, udah biasa" ucap Marsha dengan tawa sarkas nya

"Aku sayang sama kamu sebagai adik aku Marsha, maaf gabisa bales semua nya" tutur Lulu menyandarkan kepala nya di bahu Marsha

Penantian (LURAH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang