Gemericik air terdengar di halaman yang asri, seorang wanita dengan senyum bahagia tengah merawat kebun kecil nya dengan penuh cinta
Itulah yang di butuh kan tumbuhan dan juga manusia untuk hidup
Hatinya sepi, namun penuh harap didalam jiwa nya api masih menyala. Dia bersabar, menunggu dalam kesunyian
Mengharap cinta yang telah ia sia kan berkali-kali demi realita yang nyata nya menyakitkan
Setiap detik terasa seperti abadi, saat menanti kekasih nya yang hilang. Ia tak pernah lelah meski waktu berjalan tanpa henti
Di bawah langit yang sama ia terus menanti, didalam penantian ini lah mungkin cinta akan tiba dengan indah
"Tolong suruh aku pergi jika bukan aku yang kau ingin kan lagi" batin nya menatap langit yang samar tertutup embun
[Aku datang bagaikan...]
Telah selesai dengan semua tanaman nya, kini ia memilih masuk karena sudah merasa sangat kedinginan diluar apalagi dia hanya memakai sweater tipis
Terlihat Chika yang tengah duduk di dapur dengan laptop di atas meja
"Ngerjain apa?" tanya Lulu duduk di sebrang meja menghadap kepadanya
"Biasa lah" jawab Chika tersenyum "Mau makan?" tanya Chika
"Masih kenyang makan roti" balas Lulu memilih minum air yang ada di meja
"Jam 9 nanti makan terus minum obat" ucap Chika kembali fokus kepada kerjaan nya, hanya suara ketikan yang menggema diruangan yang sunyi ini
Lulu hanya melamun sesekali menatap Chika yang masih terpaku pada laptop itu, fikiran nya kini tertuju pada gadis cantik yang belum keluar kamar
"Dia belum bangun?" tanya Lulu memecah keheningan "Kayak nya belum" jawab Chika tanpa menoleh
Setelah itu tak ada respon lagi, Lulu langsung berdiri dan berjalan menuju kamar gadis tersebut
Ia mengetuk pintu beberapa kali namun tak mendapatkan respon sama sekali, saat ia mencoba membuka pintu ternyata tak terkunci
Terlibat pemandangan yang gelap, hanya ada lampu LED Aurora yang bersinar ke langit-langit kamar dan seorang gadis yang masih menyelimuti diri nya di atas kasur yang hangat
Lulu langsung masuk dengan pelan-pelan lalu mendekat ke arah Raisha yang masih terlelap, hanya duduk di ujung kasur dengan memperhatikan wajah lelah gadis tersebut
Jika semua baik-baik saja mungkin pemandangan ini yang akan ia lihat setiap bangun dari tidur nya
Ia sungguh merindukan cinta dari seseorang yang lebih muda dari nya, jahil nya, manja nya, dan....
Tangan nya mulai bergerak dengan membelai lembut pucuk kepala Raisha, memang terasa hangat saat tangan nya bersentuhan dengan kulit kening nya
Khawatir, itu yang ia rasakan saat merasa tubuh gadis tersebut hangat dan berkeringat
Ia terdiam sebentar dan akan beranjak dari kasur tersebut untuk memberitahu Chika jika seperti Raisha juga demam
Namun pergerakan nya terhenti saat tangan yang masih berada di kepala gadis tersebut mendapat kan tarikan saat ia akan berdiri
"Sha? kenapa?" Lulu langsung kembali duduk dan mendekat ke Raisha yang memegang tangan nya dengan masih menutup mata nya
Namun terlihat pergerakan dari wajah nya, ekspresi seakan ingin menangis dan gelisah yang ia lihat
Ia mengelap keringat yang bercucuran diwajah gadis tersebut dengan tangan nya, dan saat itu mata Raisha terbuka dengan sangat lemah
"Everything okey?" tanya Lulu menatap lekat gadis tersebut yang masih menatap nya dengan lemah
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian (LURAH)
Fantasía"Lebih baik menyakiti satu hati dari pada kedua nya" -L