Matahari telah muncul dari, mana sih?wkwk
Kini Lulu tengah memasak di dapur di bantu oleh Eli dan Raisha yang hanya diam di kursi dengan memainkan handphone nya
Oniel dan indah? Entah lah karena rumah mereka terpisah dari rumah utama Oma jadi mereka kesini tergantung mood
"Raisha tolong ambilin daun bawa di halaman rumah Tante indah" ucap Eli kepada Raisha "Banyak?" tanya Raisha namun di balas oleh Eli dengan 🤏🏻 "Ngoke" Raisha langsung bergegas ke belakang
"Agak tomboy ya" ucap Eli, ternyata bukan hanya Lulu yang menyadari itu bahkan Eli pun sekarang menyadari
"Kayak Mama nya" balas Lulu yang tengah memotong sayurTak lama Raisha datang kembali dengan daun bawa di tangan nya beserta Tante Indah di samping nya "Aduh habis keramas kiw kiw" ucap Eli menggoda Indah "Ih teteh!" Lulu langsung menyenggol Eli karena ada Raisha di samping nya
"Eh!" Eli langsung menutup mulut nya "Susah ya sekarang hehe" kekeh Eli lanjut menggoreng tahu dan tempe
"Lulu kamu hafal jalan ke desa sebelah yang lewat villa Oma ga?" tanya Indah, Lulu sejenak berfikir "Hafal sih, kenapa emang?" tanya Lulu kembali
"Mau minta tolong ke rumah nya mang Udin, ambilin minyak" ucap Indah sembari membuka kulkas "Jauh amat ndah nyari minyak ke desa sebelah" celetuk Eli
"Bukan minyak goreng, adalah minyak secret" ucap Indah mengedipkan sebelah mata nya dan Eli pun langsung konek "Si anying hahaha" tawa Eli pecah ketika mengetahui minyak yang di maksud Indah
"Sana sama Raisha" perintah Eli "Kok aku lagi sih!" kesal Raisha karena sedari tadi disuruh-suruh "Yaelah, dari pada di jadiin mang roko tumbal nya mau lu?" tanya Eli "Mang Roko Saha?" tanya Raisha
"Dukun di ujung desa" celetuk Lulu yang selesai dengan pekerjaan nya "Itu aja atau ada yang lain nih?" tanya Lulu yang akan segera pergi "Itu aja sih" ucap Indah meminum teh yang ada di kulkas
"Yaudah aku pergi ya" ucap Lulu "Lah si anying masih jam berapa ini woyy" teriak Eli namun tidak di gubris oleh Lulu "Raisha bisa temenin Lulu?" tanya Indah dengan lembut dibalas anggukan oleh Raisha "Suruh makan dulu bentar, asam lambung naik tengah jalan kan ga lucu hehe" ucap Eli
Akhirnya tidak jadi mereka berangkat jam 6 pagi, jam 9 baru lah mereka bersiap akan pergi dengan motor matic milik Lulu
Namun lagi-lagi Raisha kekeh ingin memakai motor tinggi karena di rasa nya jalan yang tidak bagus jadi lebih baik memakai motor om Oniel lagi
Tetapi Lulu ragu karena takut kaki Raisha masih sakit namun ya nama nya kepala batu kristal susah di omongin
"Kalau sakit suruh Lulu yang bawa" ucap Eli menahan tawa "Ga pulang lagi sumpah" sinis Lulu kepada Eli
Akhirnya Raisha melajukan motor nya perlahan untuk berangkat ke desa sebelah mengambil minyak apalah punya Indah
Sepanjang perjalanan Raisha hanya terdiam sembari mendengarkan lagu dari earphone yang di pasangnya pada kuping sebelah kiri sembari ikut menyenandungkan lagu tersebut
Sedangkan Lulu hanya melihat-lihat sekitar dengan sedikit bosan, untung saja jalan nya kebanyakan lurus sehingga Lulu tidak repot menunjukan arah jalan pada gadis tinggi didepan nya tersebut
Tiba-tiba Raisha memberhentikan motor di sebuah warung pinggir jalan "Kenapa dek?" tanya Lulu heran "Isi dulu ini, takut nanti habis tengah jalan" ucap Raisha "Gausah turun!" tahan Raisha ke paha Lulu yang akan turun lalu ia yang malah turun
"Punten teh, 4 liter ya" Raisha mendekat ke arah warung sembari membeli air mineral untuk minum lalu membayar nya dengan minyak "Nih biar ga seret tu kerongkongan" Raisha memberikan sekantong plastik kepada Lulu lalu naik ke atas motor
Mereka pun melanjutkan perjalanan hingga sudah memasuki kawasan dekat villa Oma "Itu villa nya" tunjuk Lulu, sontak Raisha langsung mengalihkan perhatian ke arah villa megah yang ada di atas bukit tersebut
"Gada orang tuh?" tanya Raisha "Adalah, yang jagain disitu 3 orang" jawab Lulu "kesitu yuk" ajak Raisha
"Nanti pas pulang aja" mendengar itu Raisha langsung memberikan jempol kepada Lulu
Perjalanan berlanjut hingga 20 menit mereka sampai di perkampungan lereng tamba "Belok kanan" tunjuk Lulu "Rumah kuning tuh" tunjuk Lulu lagi
"Ini?" tanya Raisha ketika memberhentikan motor didepan sebuah rumah sederhana seperti rumah biasa nya aja sih awogawog
"Tunggu sini, aku bentar doang" ucap Lulu langsung turun dan masuk ke dalam rumah tersebut
Ya salam dulu sih nunggu orang nya baru masuk
Raisha dengan seria duduk di motor tersebut hingga 10 berlalu kini Lulu mendekat menghampiri nya dengan membawa kardus yang sudah di lakban "Ayo pulang" ucap Lulu langsung naik ke atas motor
"Capek ah, kak Lulu aja yang bawa" ucap Raisha "Yeuuu, boleh kalau mau mati muda" tawa terdengar setelah Lulu berbicara seperti itu
"Taro depan aja kardus nya?" tanya Raisha takut Lulu kesusahan dengan bawaan nya "Gausah, aku aja" langsung di iya kan oleh Raisha karena sebenarnya menyusahkan juga jika di taruh didepan
Motor kembali melaju menuju arah jalan pulang "Kata nya mau kesitu" ucap Lulu ketika mereka melewati villa "Kapan-kapan aja, capek banget guyss" ucap Raisha terus melajukan motor
🌅
"Sini aku urutin" Lulu langsung mendorong punggung Raisha agar memberi nya ruang
"Jangan kenceng donggg, sakit ahhh" ringis Raisha merasakan nyeri di bahu nya ketika di urut oleh Lulu "Lebay banget sih" kekeh Lulu memelankan tekanannya
"Tiduran di bawah aja biar enak" perintah Lulu dan langsung di lakukan oleh Raisha tengkurap di karpet bulu, Lulu kembali mengurut gadis tersebut perlahan "masuk angin ini mah" gumam Lulu
"Buka ya baju nya"
"Eh?" Raisha mendongak kan kepala nya menatap Lulu "Apa? mau dikerokin nih cepet!" ucap Lulu kembali
"Aku cuman pake bra kak!" ucap Raisha dengan suara pelan "Oalahh, yaudah naikin aja lah" Lulu langsung menarik baju Raisha hingga ke baju nya "ishhh gamau di kerok, sakit" tolak Raisha setelah berfikir
"Urut aja?" tanya Lulu di angguki oleh Raisha dan ia segera mengerut pelan punggung belakang gadis dibawah nya tersebut "Ihhh masuk angin ini" ucap Lulu ketika mulai keluar warna merah-merah di bagian yang di urut
"Udah ihh sakittt gilakkk" ringis Raisha "Ck yaudah rebahan disini aja, aku ambilin obat ke bawah" ucap Lulu langsung beranjak pergi lalu kembali lagi membawa segelas air dan sebungkus obat
"Duduk, minum dulu ini buat pereda" Lulu menyerahkan obat tersebut "Emhhh? Makasih" ucap Raisha langsung memasukan obat ke mulut nya dan meminum air yang gelas nya masih di tangan Lulu "udah?" Lulu memastikan Raisha sudah menelan obat
"Udah tuhh" Raisha langsung menjulur kan lidah nya ke hadapan Lulu "Good girl" gumam Lulu yang masih terdengar Raisha lalu langsung naik ke sofa
'Stop banget jantung, jangan jedag jedug berlebihan deh kalau lagi sama Lulu' batin Raisha
Raisha pun yang semula nya menghadap ke sofa sedikit bergeser menghadap ke tv dan menyandarkan kepala nya di dudukan sofa
Udah sih
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian (LURAH)
Fantastik"Lebih baik menyakiti satu hati dari pada kedua nya" -L