"Assalamualaikum, apa budhe ada di rumah ?" Tanya Aqila lewat telepon
"Wa'alaikumsalam, kenapa nak ?" Jawab Hana,budhe Aqila
"Saya pengen main ke sana,ini lagi didalam kereta sama Aisyah." Ucap Aqila
"Ee gimana ya, budhe ada acara hari ini."
"Maaf saya ngabarinnya mendadak. Sebenarnya kita mau liburan,tapi teman saya ketinggalan kereta. Kalau pergi berdua kan gimana gitu, jadi kita mutusin buat nginep di rumah budhe aja." Jelas Aqila
"Yaudah gapapa kamu kesini aja,kita pulangnya nanti sore kok. Kunci rumahnya budhe taruh di pot depan rumah ya."
"Nggeh, terimakasih budhe. Assalamualaikum." Jawab Aqila
"Wa'alaikumsalam."
Aqila mematikan telepon secara sepihak.
"Jadinya gimana mbak ?" Tanya Aisyah (sepupu Aqila)
"Kita turun di Malang aja ya." Jawab Aqila yang hanya dibalas anggukan oleh Aisyah
Wajah Aisyah ditekuk,ia sedikit kesal karena tidak jadi liburan. Sebenarnya tidak masalah jika berkunjung ke rumah sepupunya. Tapi dari tadi ia sudah membayangkan betapa serunya liburan, eh malah gini jadinya. Semua diluar rencana kita dan ini pasti sudah menjadi rencana terbaik dari tuhan.
Mereka berdua tampak saling diam karena sudah agak kelelahan didalam kereta. Aisyah sibuk memainkan ponselnya, sementara Aqila masih merasa tidak enak dengan temannya yang ketinggalan kereta dan tidak jadi bersenang-senang. Suasana kini hening, pemandangan pedesaan yang asri di pagi hari menemani perjalanan mereka. Nampak persawahan dan pepohonan di kanan kiri mereka. Tidak lupa dengan penampakan sunset yang indah, karena mereka berangkat dari jam 05.20 pagi.
Kini perjalanan panjang telah mereka lalui, waktu menunjukkan pukul 09.00. Mereka telah sampai di stasiun dan tengah menunggu grab car yang dipesannya. Sedikit lelah dan kesal rasanya, tapi semua itu seakan hilang karena sejuknya suasana kota Malang. 10 menit kemudian, grab car yang dipesannya pun datang. Mereka segera masuk ke dalam mobil putih tersebut. Disepanjang perjalanan mereka terdiam melihat kanan kiri jalan, sesekali supirnya mengajak mereka mengobrol.
"Mau liburan ya mbak ?" Tanya supirnya
"Enggak pak,mau ke rumah saudara." Jawab Aqila ramah
"Oalah,saya kira kalian ini rombongan. Lah wong bajunya samaan." Ucap supirnya dengan nada khas orang Jawa
"Enggak kok pak." Sahut Aqila ramah
Kini mereka saling tatap. Padahal tidak janjian tapi mereka sama-sama memakai gamis warna purple, hanya saja jilbab yang mereka pakai berbeda. Aisyah memakai jilbab khas anak pondok, sedangkan Aqila memakai kerudung warna hitam favoritnya.
Sekedar info aja !!! Mereka ini beda satu tahun, Aqila berusia 17 tahun dan Aisyah berusia 18 tahun. Hanya saja ibu Aqila adalah kakak dari ibunya Aisyah.Jadi Aisyah memanggil Aqila dengan sebutan 'mbak'.Aisyah adalah anak pondok seperti saudara yang lainnya. Hanya Aqila saja yang berbeda, dia lebih memilih untuk sekolah di MA biasa karena sadar ekonomi keluarganya. Dan Aqila tidak se-alim saudaranya yang lain, tapi kini dia berusaha Istiqomah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
"Kita lewat jalan pintas ya mbak,biar gak jauh-jauh muternya." Ucap supirnya
"Iya terserah bapak aja,soalnya kita nggak hafal jalan pintas di daerah sini." Jawab Aqila
Aqila hanya terdiam dan mengamati jalan yang sepertinya tidak asing baginya, wajar saja karena sebenarnya dulu Aqila dan Aisyah adalah warga Malang,hanya saja beda daerah.Kini mereka merantau ke Surabaya dan menjadi tetangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupuku-Suamiku [End]
Teen FictionMencintai adalah hal yang wajar bagi setiap manusia.Tapi apakah masih wajar jika mencintai sepupu sendiri ? "Menemani perempuan yang kehilangan kasih sayang dari ayahnya itu berat mas, karena dia berharap kasih sayang itu ada di kamu." ucap Aqila d...