9. Qabiltu

380 226 6
                                    

16.00, Sabtu, 21 Juli

Setelah penantian panjang bertahun-tahun lamanya, kini Aqila dan Fayruz melangsungkan pernikahan. Acara ini dilangsungkan di masjid besar Namira, dekat alun-alun Batu. Akad nikah yang digelar cukup sederhana dan hanya mengundang beberapa orang saja. Aqila mengundang beberapa teman dekatnya dan Fayruz mengundang beberapa rekan kerjanya. Suasananya cukup khidmat dan penuh haru, air mata kebahagiaan tak henti-hentinya mengalir sebagai tanda syukur setelah penantian panjang dan Istiqomah mereka berdua. Kedua orang tua Aqila terharu karena sebentar lagi putrinya akan pergi meninggalkan mereka bersama orang yang dicintainya, waktu yang keluarga mereka lalui bersama terasa begitu singkat dengan berbagai masalah yang dihadapi.

"Setelah ini saya akan melepaskan putri saya yang selanjutnya akan menjadi tanggung jawab kamu. Tutup dan sembunyikanlah aibnya. Bimbinglah dia sampai menuju ke Jannah Nya dan jangan kamu sakiti hatinya. Jika batas sabar mu telah habis dalam menghadapinya, kembalikanlah dia dengan baik-baik sebagaimana kamu memintanya kepada kami dengan baik-baik." Ucap ayah Aqila

"Nggeh, insyaallah saya akan memenuhi tanggung jawab saya." Jawab Fayruz mantap

"Bismillahirrahmanirrahim" Ucap ayah Aqila dan menjabat tangan Fayruz

أنكحتك أو زوجتك مخطوبتك بنتي

(Asyaqila Ramadhani)

على المهر (uang tunai sebesar 10 juta) حالا

" قَبِلْتُ نِكَاحَهَا وَتَزْوِيْجَهَا عَلَى الْمَهْرِ الْمَذْكُوْرِ حالا "

Fayruz mengucapkan kalimat tersebut dengan lantang dalam satu tarikan nafas.

"SAHLAN"

"Alhamdulillah" Ucap syukur dipanjatkan karena acara ini telah berjalan dengan lancar tanpa kurang suatu apapun

Setelah penghulu selesai membacakan doa, kini Fayruz membacakan sesuatu sambil tangan kanannya memegangi ubun-ubun Aqila.

"Allaahumma innii as-aluka khoirohaa, wa khoiro maa jabaltahaa 'alaihi, wa a'uudzu bika min syarrihaa, wa syarri maa jabaltahaa 'alaihi"

Setelah itu Fayruz mengecup kening Aqila dan Aqila mencium punggung Fayruz. Mereka tak kuasa menahan air mata karena akhirnya mereka dipersatukan dalam suatu hubungan yang diridhoi oleh Allah. Aqila merasa bahagia sekaligus haru karena dia telah menikah dengan orang yang dicintainya dan menerima segala kekurangannya. Fayruz merasa sangat bersyukur karena diberi kepercayaan untuk menjaga dan membimbing Aqila dalam suatu ikatan yang halal. Semua orang yang menyaksikan mereka pun ikut terbawa suasana dan menangis haru.

Setelah selesai melaksanakam sholat Maghrib berjamaah, orangtua Aqila langsung pamit karena ada urusan.

"Fayruz, ayah titipkan Aqila sama kamu ya. Ayah minta maaf tidak bisa menemani kalian, ada urusan mendadak yang harus diselesaikan." Ucap ayah Aqila

"Nggeh, tidak apa-apa." Ucap Fayruz

"Kalau begitu kita pamit dulu ya,
Assalamualaikum" Salam orang tua Aqila

"Wa'alaikumsalam" Jawab Aqila dan Fayruz serempak

Aqila dan Fayruz menyalimi keduanya dan mereka segera pergi. Beberapa saat kemudian, mereka berkumpul dengan Abi dan Umi Fayruz.

Sepupuku-Suamiku [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang