15. Keenan Nasution

253 148 18
                                    

Ponsel Fayruz berdering menandakan telepon masuk.

"Assalamualaikum" Ucap perempuan paruh baya dari sebrang sana dengan nada bergetar

"Wa'alaikumsalam, Umi kenapa ?" Ucap Fayruz

"Mbak kamu..." Umi Hana menjeda ucapannnya

"Mbak Fatimah kenapa Umi ?" Ucap Fayruz dengan nada panik

"Dia kecelakaan, sekarang ada di rumah sakit tempat kamu bekerja." Ucap Umi Hana

"Fayruz segera kesana Umi." Ucap Fayruz panik dan segera mematikan telepon secara sepihak

Hari ini Fayruz tengah cuti, sehingga dia berada di rumah dan menghabiskan waktu bersama Aqila.

"Kenapa mas ?" Tanya Aqila yang sedari tadi berada di ruang tamu bersama Fayruz

"Mbak Fatimah kecelakaan, mas mau ke rumah sakit." Ucap Fayruz

"Aku ikut mas." Ucap Aqila dan hanya dibalas dengan anggukan oleh Fayruz

Mereka pun segera pergi menuju ke rumah sakit tempat Fayruz bekerja. Sesampainya di sana...

"Umi ?" Panggil Fayruz

Umi menangis terisak dan terduduk lemas di kursi tunggu depan ICU dengan Abi yang berusaha menenangkannya. Aqila melihat perasaan sedih dan kehilangan yang menyelimuti keduanya. Aqila duduk disamping Umi dan berusaha menenangkannya dengan mengelus bahunya pelan. Beberapa menit kemudian setelah dirasa cukup tenang, Umi Hana menjelaskan semuanya kepada Aqila dan Fayruz.

"Tadi pagi mereka pamit untuk pergi jalan-jalan, tapi ponsel Fatimah tidak aktif ketika Umi menelpon untuk menitip belanjaan. Umi mendapatkan telepon dari rumah sakit dan Umi segera kesini dengan Abi. Suami Fatimah sudah meninggal dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, sedangkan Fatimah dan Keenan sedang kritis di ruang ICU. Beberapa menit setelah Umi menelpon kamu, Fatimah kejang-kejang dan kehilangan nyawanya. Andaikan saja Umi tidak membiarkan mereka pergi, pasti semua ini tidak akan terjadi." Ucap Umi Hana

"Innalillahi wa innailaihi raaji'un" Ucap Aqila dan Fayruz bersamaan

Fayruz pun ikut menangis dan terduduk lemas di samping Aqila.

"Qadarullah Umi, kita tidak bisa menyalahkan siapapun atas kejadian ini. Semua terjadi atas kehendak Nya, Dia lah sebaik-baik perencana. Kita semua harus ikhlas nggeh, supaya mereka bisa tenang di sana. Kita do'akan saja supaya amal ibadah mereka diterima disisi Nya dan dosa-dosanya diampuni oleh Allah." Ucap Aqila yang berusaha menenangkan Umi

"Iya Aqila, terimakasih kamu sudah menenangkan perasaan Umi. Umi sama Abi mau mengurus data-datanya dulu, kamu tunggu di sini sama Fayruz ya." Ucap Umi Hana

"Nggeh Umi" Ucap Fayruz dan Aqila serempak

Setelah Umi dan Abi pergi, Aqila beralih untuk menenangkan suaminya.

"Mas ?" Panggil Aqila

"Dalem" Jawab Fayruz lemas

"Aku gak mau ngelihat kamu kayak gini terus, mas harus kuat. Kita tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan, mas harus ikhlas nggeh." Ucap Aqila

"Nggeh dek." Ucap Fayruz dan segera menghapus air matanya

"Fayruz ?" Panggil Umi Hana sembari berjalan menghampiri mereka

"Nggeh Umi ?" Ucap Fayruz

"Fayruz tolong bantu-bantu buat pemakaman mereka berdua nggeh." Ucap Umi Hana

"Nggeh Umi." Jawab Fayruz

"Aqila ?" Panggil Umi Hana

"Nggeh Umi ?" Ucap Aqila

Sepupuku-Suamiku [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang