17. Munafik

158 54 1
                                    

"Ehh iya sayang, kita pulangnya sama uncle Fadhil ya, soalnya Abi masih belum bisa pulang." Ucap Aqila yang dibalas dengan anggukan oleh Keenan

Aqila menggendong Keenan dengan nafas sedikit terengah-engah karena dirinya juga tengah hamil besar.

"Keenan turun dulu gapapa ? Ummah capek banget soalnya." Ucap Aqila ketika sampai di depan rumah sakit

"Nggeh Ummah" Jawab Keenan

Aqila menurunkan Keenan dari gendongannya, Keenan menjauh beberapa langkah dari Aqila karena mengejar anak kucing.

"Keenan..." Teriak Aqila

Brakk !!

Aqila melihat ada sebuah mobil hitam yang melaju cepat ke arah Keenan, yang dia pikirkan hanyalah keselamatan putranya. Tanpa berpikir panjang Aqila mendorong tubuh Keenan, sehingga dia lah yang harus tertabrak mobil tersebut.

"Aqila..." Teriak Fadhil yang menyaksikan kejadian tersebut

Ketika Fadhil sampai di rumah sakit, dia memarkirkan mobilnya terlebih dahulu dan berniat untuk menghampiri Aqila. Namun, Fadhil harus menyaksikan kejadian mengenaskan yang menimpa adiknya tersebut. Dengan sigap, Fadhil berlari menghampiri Aqila dan Keenan. Orang-orang disekitar yang menyaksikan kejadian tersebut, segera membopong tubuh Aqila agar bisa segera mendapatkan pertolongan. Sementara Fadhil menggendong Keenan dengan raut wajah cemas dan perasaan yang bercampur aduk.

Di ICU...

"Maaf, apakah anda keluarga dari bu Asyaqila Ramadhani ?" Tanya salah satu dokter

"Saya kakaknya." Jawab Fadhil

"Kami harus segera melakukan tindakan, keputusan ada ditangan anda, kami tidak bisa menyelamatkan keduanya, anda harus memilih-" Ucapan dokter tersebut terpotong

"Selamatkan Aqila." Tegas Fadhil

Dokter tersebut segera melakukan tindakan operasi, sementara Fadhil dan Keenan menunggu di kursi tunggu depan ICU.

"Keenan duduk di sini dulu ya, uncle mau telepon sebentar." Ucap Fadhil lembut yang dibalas dengan anggukan oleh Keenan

"Usut tuntas kasus ini !! Mobil dengan nomor plat... Ciri fisik... Bawa pelakunya ke hadapan saya !! Hari ini !!" Tegas Fadhil sebelum mengakhiri telepon dengan orang suruhannya

"Ayah, Aqila kecelakaan dan dirawat di RS..." Ucap Fadhil ketika menelpon orangtuanya

"Istri kamu kecelakaan, sekarang ada di ICU." Ucap Fadhil singkat

Fadhil segera mengakhiri teleponnya dengan Fayruz dan kembali menemani Keenan.

"Uncle ?" Panggil Keenan

"Dalem, kenapa sayang ?" Ucap Fadhil

"Keenan jahat banget ya, Ummah harus sakit kayak gini gara-gara Keenan." Ucap Keenan dengan nada terisak

Fadhil segera menarik Keenan kedalam pelukannya dan mengelus kepalanya pelan.

"Ini bukan salah Keenan, semuanya sudah menjadi rencana Nya. Keenan harus kuat ya, supaya Ummah juga kuat di dalam sana. Keenan berdoa yang terbaik untuk Ummah ya." Ucap Fadhil yang dibalas dengan anggukan oleh Keenan

Malam harinya ...

"Bagaimana kondisi Aqila ?" Tanya Fadhil panik

"Alhamdulillah Aqila telah berhasil selamat, saat ini dia masih belum sadar karena pengaruh obat biusnya. Kami akan memindahkannya ke kamar vvip 20 tulip, anda sudah diperbolehkan untuk menemaninya di dalam." Ucap dokter yang menangani Aqila

"Alhamdulillah, terimakasih." Ucap Fadhil

"Saya hanya perantara, berterimakasih lah kepada Nya. Saya permisi dulu." Ucap dokter tersebut yang dibalas dengan anggukan oleh Fadhil

Keenan tengah tertidur di pangkuan Fadhil, Fadhil membangunkannya dengan menepuk pipinya pelan.

"Keenan ?" Panggil Fadhil

Keenan memerjapkan matanya berkali-kali.

"Ummah sudah dipindahkan ke kamar rawat inap, kita kesana dulu ya. Nanti Keenan lanjut tidur di sana, yuk uncle gendong." Ucap Fadhil yang langsung dituruti oleh Keenan

"Fadhil ?" Panggil ayah Fadhil yang baru saja datang ke rumah sakit dengan ibunya (Fira)

"Ayah, Ibu ?" Ucap Fadhil dan segera menyalimi keduanya

"Keenan salim dulu sama nenek, sama kakek. Ini orangtuanya Ummah sama uncle Fadhil." Ucap Fadhil yang langsung dituruti oleh Keenan

"Istri kamu ayah suruh dirumah, ayah bawa sepeda motor karena tadi buru-buru." Ucap ayah Fadhil yang dibalas dengan anggukan olehnya

"Bagaimana kondisi Aqila ?" Tanya ayah Fadhil

"Alhamdulillah Aqila selamat, sekarang kita langsung saja ke kamarnya." Ucap Fadhil dan dibalas dengan anggukan oleh orang tuanya

Sesampainya di kamar vvip 20 tulip...

Ponsel Fadhil berdering menandakan telepon masuk.

"Keenan tidur dulu ya, uncle mau ke depan sebentar." Pamit Fadhil sebelum pergi meninggalkan Keenan

"Fadhil, boleh ayah temani ?" Ucap ayah Fadhil yang dibalas dengan anggukan olehnya

Deg !!

Fadhil terkejut ketika melihat seorang pelaku yang dibawa kehadapannya oleh orang suruhannya.

"Pak Fadhil, dia lah pelakunya. Maulidia, perempuan dengan gelar Ning dari ponpes Al Fatah. Perempuan yang telah lama mengincar pak Fayruz dan-" Ucapan orang suruhannya Fadhil terpotong

"Jelaskan semuanya !!" Tegas Fadhil kepada Maulidia

"Saya tengah mengandung anak mas Fayruz. Beberapa bulan lalu ketika mas Fayruz di tengah perjalanan menuju ke apartement nya, saya menjebaknya dan merencanakan sesuatu supaya mas Fayruz mau menikahi saya. Mas Fayruz tidak mau bertanggungjawab dengan kehamilan saya dan memilih untuk menyembunyikan semuanya dari Aqila. Saya berencana untuk mengancam mas Fayruz dengan menyakiti orang terdekatnya, Keenan. Tapi malah Aqila yang tertabrak mobil saya." Ucap Maulidia dengan nada penyesalan

"Lantas untuk apa gelar Ning dan pakaian syar'i yang melekat pada tubuh anda, jika hati dan pikiran anda saja jauh dari kata baik. Munafik !! Saya tidak paham banyak tentang ilmu agama seperti anda, tapi setidaknya saya di didik untuk punya adab dan perasaan !! Apakah anda masih pantas untuk disebut manusia, jika anda saja tidak bisa memanusiakan manusia !!" Tegas Fadhil yang membuat Maulidia meneteskan air mata

Fayruz yang baru saja datang dengan niatan untuk melihat kondisi Aqila, langkahnya terhenti karena melihat beberapa orang yang tengah berkumpul di depan kamar Aqila.

Bugh !!

Satu bogeman yang dilontarkan oleh Fadhil kepada Fayruz.

"Munafik kalian berdua !! Tampilannya saja seperti orang baik, tapi ternyata hati kalian lebih buruk dari sampah !! Kamu telah berani menyakiti dan mengkhianati perasaan Aqila, ceraikan adik saya !!" Tegas Fadhil

"Fadhil !! Berhenti, rendahkan suaramu." Ucap Ayah Fadhil yang segera menenangkannya

"Fayruz, ceraikan putri saya dan penuhi tanggung jawabmu. Saya tidak mau melihat Aqila semakin terluka, biarkan dia kembali ke rumah kami. Lupakan semua yang telah terjadi dan bukalah lembaran baru. Kalian semua bisa pergi dari sini." Ucap ayah Fadhil

"Tenangkan diri kamu, kita harus kuat untuk Aqila.p" Ucap ayah Fadhil

"Tapi ayah, sebagai seorang kakak-" Ucapan Fadhil terpotong

"Ayah tahu perasaan kamu, bahkan hati ayah jauh lebih terluka sebagai orangtuanya. Sudah lah, ayo kita masuk ke dalam." Ucap ayah Fadhil

"Assalamualaikum." Ucap Fadhil dan ayahnya serempak

"Wa'alaikumsalam."



Gimana part kali ini ? Gimana ya perasaan Aqila ? Apa yang terjadi selanjutnya ? Yuk simak terus ceritanya ya >_<

Sepupuku-Suamiku [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang