10. Weekend

362 226 5
                                    


Kebanyakan orang akan melakukan adegan #$@#$@#$@#$@#$@ pada malam pertamanya, namun tidak dengan Aqila dan Fayruz. Derasnya air mata yang mengalir ditengah gemericik suara air hujan, dibalik selimut tebal yang menambah kesan hangat suana malam hari. Namun kali ini Aqila tak sendiri dalam menghadapi traumanya, ada sosok suami yang setia menemani dan menenangkan Aqila dalam dekapannya.

"Lepasin aku" Aqila mengigau dan berteriak berkali-kali dengan kata yang sama

Fayruz yang tengah tertidur di sofa dekat ranjang Aqila pun terbangun karena suaranya cukup keras, ia memerjapkan matanya berkali-kali dan menoleh ke arah sumber suara. Fayruz melihat Aqila yang tengah terpejam dan berteriak ketakutan, Fayruz yang panik langsung bangun dari tidurnya dan menghampiri istrinya. Fayruz membangunkan Aqila dengan menepuk pipinya pelan.

"Dek ?" Panggil Fayruz lembut

Aqila terbangun ketakutan dengan nafas terengah-engah dan langsung memeluk suaminya. Fayruz pun membalas pelukannya hangat dan merasakan air mata istrinya yang mengalir pada dada bidangnya. Fayruz mengelus punggung Aqila untuk menenangkannya. Beberapa saat kemudian,  setelah dirasa Aqila cukup tenang, Fayruz melepaskan pelukannya perlahan. Fayruz menghapus air mata pada wajah lembut Aqila.

"Temenin aku tidur." Rengek Aqila

"Gapapa ?" Tanya Fayruz yang dibalas dengan anggukan oleh Aqila

Fayruz segera beranjak ke ranjang tersebut dan tidur disamping Aqila. Fayruz yang merasa trauma istrinya itu kambuh, refleks menggenggam tangan Aqila untuk menenangkannya. Tangan Aqila bergetar hebat, tubuhnya keringat dingin, perasaan takut dan cemas yang berlebihan kembali menghantuinya. Setelah kejadian beberapa tahun lalu saat Aqila berusia 16 tahun, Aqila mengalami Anxiety disorder. Aqila pernah bercerita kepada orangtuanya, namun mereka menganggap remeh hal itu dan tidak memperdulikan Aqila. Fayruz adalah orang pertama yang mengetahui hal ini dan dia lah satu-satunya orang yang peduli dengan Aqila.

"Asya mimpi buruk ya tadi ? Coba cerita sama mas." Ucap Fayruz lembut

"Aku takut, aku mimpi tentang kejadian 5 tahun lalu di sebuah apartement. Mas ingat kan ?" Ucap Aqila dengan nada bergetar

"Tentu mas masih ingat dan tidak akan pernah melupakan kejadian itu. Mas merasa gagal karena tidak bisa melindungi kamu dari laki-laki itu. Tapi sekarang, mas akan berusaha untuk selalu menjaga kamu. Mas tidak mau melihat kamu terluka, karena mas juga ikut merasakan sakitnya. Kamu harus semangat, sekarang ada mas yang akan selalu menemani kamu. Mas akan tunggu sampai kamu siap dan membantu kamu untuk pulih dari trauma ini. Jangan nangis lagi nggeh ?" Ucap Fayruz lembut yang dibalas anggukan oleh Aqila

Kini Aqila tidak lagi berlarut-larut dalam kesedihannya karena ada sosok laki-laki yang setia menemaninya dalam keadaan apapun. Aqila merasa sangat bersyukur karena tuhan telah mengabulkan doanya dengan mengirimkan sosok suami yang mengerti dan menerima segala kekurangannya, laki-laki yang paham agama, bersikap dingin pada perempuan yang bukan mahramnya dan sangat lembut pada istrinya ,dan bonusnya dia tampan. Nikmat tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan.

"Kita sholat malam dulu nggeh ? Nanti lanjut lagi tidurnya." Ucap Fayruz

"Nggeh mas." Ucap Aqila

Aqila pun menurut dan segera mengambil wudhu, lalu mereka melaksanakan sholat sunnah berjamaah. Setelah selesai sholat, Aqila mencium punggung tangan suaminya dan Fayruz mengecup kening Aqila. Fayruz mengambil Al-Qur'an dan kembali duduk didepan Aqila.

"Sini tidur di pangkuan mas." Ucap Fayruz yang langsung dituruti oleh Aqila

"Mau mas bacain surat apa ?" Tanya Fayruz lembut

Sepupuku-Suamiku [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang