Monitor telah berhenti berbunyi menandakan bahwa jantung Aqila tak lagi berdetak.
"Innalillahi wa innailaihi raaji'un" Ucap semua orang yang berada di ruangan tersebut
Suster yang bertugas di ruangan tersebut segera melepas semua alat medis yang ada ditubuh Aqila.
"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi takdir berkata lain." Ucap dokter yang menangani Aqila
18 November, hari dimana seharusnya Fayruz menerima dan mendengar kata "happy birthday". Namun, yang terjadi malah sebaliknya, hari ini adalah birthdie untuk istri yang sangat dicintainya. Fayruz berharap akan mendapatkan kehadiran yang dinanti-nanti pada hari ulang tahunnya, mas El junior. Tapi kini harapannya telah pupus, dia harus kehilangan seseorang yang sudah menjadi separuh nafasnya. Sesal, kecewa, sakit yang ia rasakan. Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia untuknya, malah dipenuhi tangis air mata kesedihan.
Tak hanya Fayruz yang berlinang air mata, tapi Abi dan Umi yang berada disampingnya juga ikut merasakan sedih dan kehilangan. Dokter dan perawat yang ada di ruangan tersebut juga menitihkan air mata karena mengingat semua jasa dan kebesaran hati dokter psikolog tersebut.
"Kamu harus kuat ya Le, kamu pasti bisa melewati semua ini." Ucap Abi sambil menepuk pundak Fayruz pelan
Fayruz hanya terdiam tanpa mengeluarkan sepatah katapun, ia langsung menghampiri istrinya dan mengecup keningnya untuk yang terakhir kali.
Alam bawah sadar ⏸️
"Ummah, kenapa kita ada disini ?"
"Aku nggak mau disini Ummah"
"Ayo kita kembali"
"Aku pengen ketemu sama Abi"
"Abi pasti nungguin kita"
Ucap seorang anak kecil yang menarik-narik tangan Aqila. Aqila berjongkok untuk menyetarakan tinggi badannya dengan anak itu.
"Tempat kita disini sayang" Ucap Aqila lembut sembari mengelus kepala anak kecil itu
"Kita harus kembali, Abi nungguin aku sama Ummah disana." Ucap anak kecil itu
Aqila hanya bisa menitihkan air mata.
"Ummah sayang sama Abi kan ?" Ucap anak kecil itu
"Iya sayang" Jawab Aqila dengan air mata yang tetap mengalir
"Kita kembali ya Ummah, demi Abi" Ucap anak kecil itu
Aqila mengangguk dan segera berdiri, ia menggandeng tangan anak kecil itu dan berjalan bersamanya.
Alam sadar ⏸️
Air mata mengalir di wajah manis Aqila yang tengah terpejam dan Fayruz yang mengetahui hal tersebut, tersirat sedikit harapan di hatinya.
"Aqila ? Bangun sayang, demi mas." Ucap Fayruz dengan air mata yang tetap mengalir
Aqila membuka matanya perlahan dengan lemas dan melihat ke arah Fayruz yang tengah berdiri di samping ranjangnya. Fayruz tetap setia menggenggam tangan Aqila dan mengelus kepalanya.
"Mas ?" Ucap Aqila serak dengan nada lemas
"Alhamdulillah" Ucap semua orang yang berada di ruangan tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupuku-Suamiku [End]
Teen FictionMencintai adalah hal yang wajar bagi setiap manusia.Tapi apakah masih wajar jika mencintai sepupu sendiri ? "Menemani perempuan yang kehilangan kasih sayang dari ayahnya itu berat mas, karena dia berharap kasih sayang itu ada di kamu." ucap Aqila d...