2. Pertemuan

503 281 10
                                    

Aqila dan Aisyah segera kembali ke rumah karena takut kedahuluan budhe nya. Namun sesampainya di sana, ternyata masih sepi dan tidak ada tanda-tanda ketadangan keluarga budhe nya. Mereka masuk ke dalam rumah dan kembali terdiam sambil melihat televisi.

Aisyah melepas jilbabnya dan diikuti oleh Aqila. Sebenarnya Aqila merasa sedikit bingung mau melepas jilbabnya atau tidak.

"Sebenarnya sepupu itu mahram atau bukan sih,kok Aisyah lepas jilbab ya. Mungkin gapapa kali ya, kan masih saudara." Batin Aqila

Waktu menunjukkan pukul 18.30.Suara pintu yang terbuka mengejutkan keduanya. Ternyata yang ditunggu-tunggu sudah datang. Terlihat sosok laki-laki manis yang berusia 19 tahun, sepupu terjahil kesayangan keluarga. Siapa lagi kalau bukan M El Fayruz Dirgantara. Keturunan Jawa yang merupakan santri dari ponpes Al Fatah. Kulit putih dan wajah manis yang dihiasi lesung pipi, dengan tinggi ±168. Siapa yang tidak terpanah dengan ketampanan mas santri satu ini.

"Halo adik-adik." Sapa Fayruz dengan ramah pada kedua sepupunya yang hanya dibalas dengan senyuman

Disusul dengan kedatangan budhe Hana dan suaminya, mbak Fatimah (kakak Fayruz) dan suaminya. Tidak lupa dengan balita tampan yang menatap heran Aisyah dan Aqila, Keenan Nasution namanya. Anak dari mbak Fatimah

"Uncle, itu siapa ?" Tanya Keenan

Kini Fayruz tengah duduk diantara Aisyah dan Aqila,lebih tepatnya berada di dekat Aqila. Sebenarnya Aqila sedikit risih jika berada di dekat laki-laki, tapi bagaimanapun dia tidak bisa menjauhi sepupunya meski sekarang jantungnya tidak aman.

"Ini aunty Ais." Ucap Fayruz sambil menunjuk ke arah Aisyah

"Hai Keenan." Sapa Aisyah ramah

"Kalo ini aunty Asy-." Ucapan Fayruz terpotong

"Aqila" Sahut Aqila

Entah mengapa Fayruz sangat senang menjahili Aqila, karena wajahnya yang menggemaskan ketika kesal. Perempuan yang berada di sampingnya nampak tak terima, sebenarnya namanya adalah Asyaqila Ramadhani yang biasa dipanggil Aqila. Perempuan 17 tahun keturunan Jawa. Kulit putih dan wajah manis yang dihiasi lesung pipi, dengan tinggi ±163.

"Ini bukan aunty." Ucap Keenan sambil menunjuk Aqila

"Ini aunty Keenan, terus siapa kalo bukan aunty ?" Tanya Fayruz lembut. Dia sangat menyukai anak kecil, berbeda dengan Aqila

"Teteh." Jawab Keenan dengan nada khas anak kecil yang tengah sibuk dengan mainannya

"Oo teteh, khusus nih ya panggilannya." Ucap Fayruz pasrah

Aqila merasa salah tingkah sendiri karena merasa dispesialkan. Entah mengapa kebanyakan anak kecil selalu menatapnya lekat dan tersenyum pada Aqila, padahal Aqila sendiri tidak terlalu suka dengan anak kecil.

Aisyah dengan segala cara berusaha merayu Keenan agar mau bermain dengannya, Aisyah sangat suka dengan anak kecil. Tapi respon yang didapat malah sebaliknya, Keenan terus berusaha untuk menggoda Aqila. Tanpa sengaja Keenan menginjak kaki Aqila dan terjatuh, beruntung dengan sigap Aqila segera menangkapnya.

"Keenan jangan lari-lari, kasian aunty nya itu loh. Ayo Keenan minta maaf." Ucap Fayruz

"Maapin Keenan ya." Ucap Keenan dengan nada khas anak kecil

"Hehe, gapapa kok. Lain kali hati-hati ya mainnya." Ucap Aqila lembut

"Dek Qila udah gede, lama gak ketemu makin cantik aja nih." Puji Fatimah

"Makin putih sama kurusan ya mbak." Sahut Aisyah

"Iya loh, mbak Imah udah lama gak ketemu sama kamu  soalnya. Sering-sering main kesini gapapa lah dek." Ucap Fatimah yang hanya dibalas senyuman oleh Aqila

Sepupuku-Suamiku [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang