bab 2

6 2 0
                                    

Namaku Aira Nabila Tanisha, aku biasanya di panggil Aira atau bisa di panggil juga dengan sebutan Ra, aku masih kuliah semester satu, masih awal awal tahap kuliah. masih banyak belajar tentang kampus disekitar ku, aku benar benar langsung turun tangan sendiri untuk kuliah ku, karena ayah ku mempercayai hal itu padaku, dan bunda juga tidak memaksa ku untuk aku mengikuti nya, karena menurut bunda mimpi itu adalah impian setiap manusia.

Ditengah perjalanan masa kuliahnya, Aira bertemu seorang pria yang membuat hari hari nya tak biasa, berwarna, bahagia, menyenangkan, dan Banyak lagi yang tak bisa di ucapkan oleh kata kata. Muhamad Nauval ardha Fatahillah nama yang tak asing ketika masuk kedalam lingkungan kampus ini.

Dosen paling ramah, dan paling favorit di kampus. bahkan, tak jarang melihat senyum ramah nya itu setiap bertemu. Dosen paling sempurna yang ada di kampus, memiliki tubuh tinggi, rahang tirus dan memiliki gigi gingsu dan sungpipit sebelah kiri, yang membuat senyumannya terlihat manis.

"Hai" sapa Nauval sambil membungkuk tubuh nya dengan tersenyum sambil sedataran Aira yang tengah duduk di bangku taman kampus.

Aira tersenyum terkulum, dengan tidak memperlihatkan gigi nya dengan menatap Nauval canggung.

"Ngapain sendirian sini?" Tanya Nauval sambil duduk di samping Aira "eh, tapi gak papakan, duduk sini. Gak ada orang kan?" Kata Nauval lagi yang ingin beranjak

"Gak papa, pak. Duduk aja" bals Aira

"Pertanyaan saya belum di jawab loh" Nauval akhirnya membuka suara setelah beberapa menit hening seketika

"Gak papa, pak. Saya cuma mau nenangin diri saya sendiri" jawab Aira

"Sebaiknya, kalau ada masalah. Cerita sama orang yang kamu percayai, contoh nya temen kamu, sahabat, atau pun keluarga, bisa juga. Yang terpenting bisa buat kamu bahagia, gak baik memendam perasaan kecewa lama lama, gak baik dihati, dan juga di jiwa kamu" nasehat Nauval dengan lembut

"Emang kelihatan ya?" Tanya Aira

"Tanpa kamu bilang, hati dan wajah mu sudah menjawab nya. Gak papa sedih, tapi setelah itu kamu bangkit, oke!"

Mendengar kalimat itu, Aira hanya tersenyum. Melihat senyuman itu nauval langsung mengelus rambut Aira dengan lembut.

Mengingat hal itu, Aira tersenyum sambil terkekeh geli. Sambil menunggu mas Nauval datang ke taman, Aira memesan makanan dan minuman kesukaan mereka, sesekali Aira melirik kearah jam yang terlingkar dipergelangan tangannya. Sambil menikmati pemandangan taman di sore hari, Aira memotret pemandangan disana dengan handphone nya.

Nauval berjalan menghampiri Aira dengan tersenyum bahagia, tiba di dekat Aira, Nauval langsung menutup mata Aira dengan tangannya tanpa mengeluarkan suara sekali pun, hal itu membuat Aira kesel.

"Siapa sih? Iseng banget, lepas gak!"

Nauval hanya tersenyum tanpa menjawab sekali pun, dengan paksa Aira melepas paksa dengan letakkan handphone disamping, sebelum Aira melepas paksa tangan dimata nya, Nauval lebih dulu melepas nya dengan memeluk Aira sambil tersenyum bahagia.

"Mas...." ujar Aira nada manja

Nauval hanya tersenyum sambil menyatukan pipinya dengan Aira, dengan posisi seperti semula.

"Lama ya nungguin nya, maaf ya sayang" Nauval langsung bergerak mengubah posisi duduknya yang tadi dibelakang kini di samping Aira sambil merangkul pundak Aira

Aira hanya memanyun bibir dengan memalingkan wajahnya berlawanan arah.

"Kamu marah sama mas?" Tanya Nauval perlahan mengelus pipi Aira dengan lembut

"Kan, aku tu gak bisa marah sama mas, gara gara muka mas itu"

Nauval mengerut kening binggung "loh, kenapa dengan muka mas?"

"Ih, pokoknya aku gak bisa marah kalau lihat muka mas"

"Yaudah, liatin muka mas aja, biar kamu gak marah sama mas" Nauval mendekati wajahnya dengan Aira, hal itu membuat Aira malu.

"Mass... Aku malu. Dilihatin mas kegitu" elak Aira kemalingkan wajah nya

"Mas mau lihat wajah kamu, gak boleh?" Nauval terus menerus menatap Aira tanpa berkedip sedikitpun.

"Engga!"

Di sela sela bercandaan Nauval dan aira, ada dua orang perempuan yang menghampiri mereka, membuat Nauval dan aira menghentikan aksinya dengan menatap kearah dua orang itu.

"Pak!" Panggil salah satu perempuan berambut cokelat pada Nauval

"Iya!" Bals Nauval sambil melirik kearah Aira sebentar

"Boleh Tanya gak pak?" Sambung salah satu perempuan berambut pendek

"Apa?" Bals Nauval mengubah posisi duduknya

"Tadi bapak bahas pasal kan?" Tanya berambut cokelat

"Iya" jawab Nauval mencernai

"Saya mau tanya __"

"Saya dulu pak" sahut berambut pendek memotong pembicaraan teman disampingnya

"Lo apa sihh, gue dulu!" bisik berambut cokelat

"Udah, lu diam!" sentak berambut pendek dengan suara kecil tapi cukup terdengar oleh Nauval

Aira yang mals mendengar hal itu, memutuskan untuk menyantap makanan yang sempat di pesan oleh nya tadi.

"Mau tanya pak, kalau ngeliat? Follow followan? Terus jatuh cinta sama bapak, kena pasal berapa?? Ciieeaahhhhh elaah...." Seru berambut pendek dengan gaya sweek

"Apa sihh lu pertanyaan?" Tegur berambut cokelat

Nauval mendengar gombal itu hanya terkekeh geli melihat nya

"Gak papa, gak ada pasal kok" bals Nauval

"Jadi boleh pak?" Tanya berambut pendek dengan girang

"Boleh, gak masalah" bals Nauval

"Kosong berapa pak?" Berambut pendek itu langsung mengulurkan handphone kepada Nauval

Aira yang tadi mendengar gombal taik, mendesik tak suka. Di tambah perempuan itu memberikan handphone nya kepada Nauval.

"HEH! APA SIHH LU, PERGI!" usir Aira menatap keduanya tajam

"Dihh"

"PERGI LOH BERDUA, ATAU GUE LEMPAR NIH MINUMAN DENGAN LO BERDUA, MAU?" kesel Aira mulai berdiri dengan tangan menggenggam minuman yang sempat ia minum tadi

Kedua perempuan itu langsung segera meninggalkan Nauval dan aira di taman.

"Duduk!" Perintah Nauval sambil menggenggam tangan Aira untuk memerintah Aira duduk kembali

"Mas juga, mau aja di gombalin" kesel Aira

"Gemes banget sihh" Nauval bukan nya menenangkan Aira yang sedang marah, malah mencubit hidung Aira gemes

"Iihh, orang lagi kesel juga" dumel Aira menatap Nauval kesel

"Ngapain kesel hal kegitu? Gak ada guna" bals  Nauval

"Kamu juga, gombalan taik kegitu aja senyum"

"Sayang mulut nya, gak baik" tegur Nauval sambil menatap wajah Aira dengan tatapan datar

"Iya" bals Aira dengan memutar bola mata nya mals

Dengan tersenyum, Nauval langsung memeluk tubuh Aira dengan meletakkan dagunya di pundak Aira. Dengan perlahan Aira menyenderkan kepalanya di kepala Nauval secara perlahan, mereka saling terdiam dengan menikmati keindahan sore.

=

=

Next....

Kam, 25.04.24



mas, hukum!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang