bab 11

2 1 0
                                    

Nauval dan aira sudah duduk di Salah satu bangku yang sudah disediakan oleh pihak acara, Aira yang sudah dulu menghabiskan makanannya dengan sambil minum. Langsung menyingkirkan piring disampingnya.

"Mas, mau air itu gak?" Tanya Aira dengan menunjuk kearah boxs air buah sambil menempelkan tubuhnya ke Nauval

"Kenapa? Adek mau" bals Nauval sambil menatap wajah Aira

"Adek?" Aira mengulang kalimat yang membuat nya salah tingkah, dengan tersenyum Aira membuang wajah nya

"Ha? Mau gak, biar mas ambilin" bals Nauval tanpa menatap wajah Aira yang salah tingkah

"Mau"

"Yaudah, tunggu bentar. Mas ambilin"

"Mas!" Aira langsung menarik tangan Nauval, hingga Nauval menatap nya

"Duduk dulu" perintah Aira, yang langsung dilakukan Nauval

"Apa?"

"Aku kan tadi cuma nawarin mas doang"

"Iya... Tapi kan mas juga mau, emang kamu aja yg mau" bals Nauval sambil mencolek hidung Aira gemes

"Iihh, maksud aku itu, aku kan istri kamu... Ish...!" Kesel Aira memukul bidang dada Nauval pelan

"Dihh, kok tiba-tiba kesel sih?" Binggung Nauval menatap wajah Aira dengan detail "ohh.... Mas ngerti, kamu udah jadi istri mas, jadi kamu mau ambilin untuk mas, iya. Begitu sayang" ujar Nauval yang mengerti maksud dari kalimat Aira

"Ya gitu...." Pelan Aira sambil manyun kan bibir nya

"Iya sayang.... Mas minta tolong ya, ambilin air minum" tutur Nauval lembut

"Iya, tapi agak lama yaa. Mau ke toilet dulu" pamit Aira langsung beranjak berdiri

"Iya" Nauval tersenyum

Setelah Aira dari toilet, Aira langsung menuju menu menu, tepat di depan air buah, air langsung mengambil dua cangkir untuk nya dan mas Nauval. Dengan berjalan santai, Aira menuju mejanya yang terduduk manis Nauval disana. Tapi langkah Aira terhenti saat mendengar namanya disebut oleh seseorang, Aira melihat sekeliling nya, tidak ada tanda-tanda seseorang yang menatap nya, bahkan sekeliling nya memang sedang sibuk sendiri tapi tidak ada yang mengenal nya, tanpa sengaja Zidan Arsy dan Malih berjalan di belakang nya dengan tak sengaja menyebut nama Aira.

"Nyesel kan lu, makanya jadi manusia jangan egois!" Suara Zidan selintas lalu

Mendengar itu, Aira memutuskan untuk mengikuti mereka.

"Jadi gimana dengan rencana lu?" Tanya Malih kepada Arsy

"Belum tau nih, belum punya ide juga" jawab Arsy

"Gimana reaksi Aira, pas tau Lo tunangan sama temen pak Nauval" tanya kembali Malih

"Gak tau yaa, malah gue yang kaget lihat perubahan Aira, Lo tau? Aira berhijab" Arsy membuka suara

"Sumpah lu!" Kaget Zidan

"Iya! Gila sih, perubahan nya drastis banget" bals Arsy

"Heheh...." Malih cengengesan

"Kenapa lu?" Tanya Zidan binggung

"Makanya sy... Lo tu jangan kayak pohon pisang" celetuk Malih

"Maksudnya pohon pisang, apaan?" Sahut Zidan

"Punya jantung tapi gak punya hati" sambung Malih

"Heh! Kalau ngomong yang benar dikit, bisa di rem tu mulut" kesel Zidan dengan suara pelan

"Tapi bener kok, gue nyesel. Udah sia siain Aira" kata Arsy mengakui kesalahannya

Mendengar itu, Aira hanya terdiam sambil ngelamun, tapi dua gelas yang tengah Aira pegang tumpah saat seorang make up artist menyentuh pundaknya.

"Maaf mbak, minuman nya tumpah. Mbak kesini ada perlu apa?" Ujar seorang perempuan dengan ngerasa tidak enak dengan Aira karena air yang di pegang Aira tumpah.

"Gak papa mbak, saya permisi duku" pamit Aira langsung pergi meninggalkan perempuan itu tanpa menjawab pertanyaan nya

Tak lama dari itu, Arsy dan kedua temannya keluar dari ruangan makeup nya.

"Kenapa mbak?" Tanya Arsy yang baru keluar dari ruangan

"Tadi ada seorang perempuan yang berdiri di depan pintu ini, pas saya tegur air nya tumpah, dan langsung cabut pergi" jelas perempuan tadi

"Mbak kenal??" Tanya Zidan penasaran

"Aduh, mas. Saya kurang kenal, tadi itu mbaknya aja nunduk terus, jadi saya gak lihat wajah nya"

"Kenapa sihh, Lo kenal?" Tanya Malih menatap wajah Arsy

"Gue jadi ingat Aira, dia akan nunduk kalau dia lagi di kondisi dia bersalah, dia malu dan__" tatapan Arsy sendu saat menjelaskan tentang Aira

"Bucin anjir!" Ketus Malih

"Siapa suruh, sia siain Aira. Ha! Rugi sendiri kan" sahut Zidan ikut kesel

"Kenapa Lo pada marahin gue sihh!" Arsy ikut kesel mendengar kalimat kedua temannya "udah ahh!"

Aira yang belum pergi dari tempat itu, menyenderkan tubuhnya di dinding dengan keadaan pasrah.

"Hiks..." Saat air mata nya sudah hampir jatuh di pipinya, Aira seakan terhenti dengan perlahan menghapus air matanya

"Ingat Aira! dia udah mempermalukan Lo di depan umum, rasa sakit yang dia rasakan sekarang, gak sebanding apa Lo rasakan dulu. Dan itu karma buat dia!" Tegas Aira yang terus melangkah meninggalkan tempat itu.

aira berjalan menuju mejanya dengan tersenyum, agar mas Nauval tidak menyadari keadaan hati nya, walaupun itu akan membuat mas Nauval bertanya padanya juga nanti. Yang terpenting raut nya harus menyakinkan.

"Nih mas" ujar Aira langsung meletakkan segelas air yang berisi air dan berbagai pernak-pernik di dalamnya. Agar terlihat menarik untuk di minum

"Kok satu? Kamu gak mau??" Tanya Nauval dengan meletakkan handphone disamping sambil menatap wajah Aira

"Cuma tinggal satu" bals Aira yang pura pura sibuk dengan handphone

Mendengar jawaban Aira, Nauval mengerut kening tak percaya, Nauval kembali menatap tempat itu yang begitu ramai, bahwa banyak seorang wanita mengambil dua untuk pasangan nya, kenapa Aira satu?? Itu tanda tanya buat Nauval.

"Kamu kenapa? Lagi ada masalah?" Tanya Nauval berusaha membuat Aira agar mau bercerita

"Gak kok, aku baik baik aja" balas Aira dingin

Mendengar tanggapan Aira dingin, membuat Nauval mengerti, maksud dari masalahnya.

Nauval menghembus nafas panjang sebelum ia beranjak pergi dari tempat itu.

"Pulang yuk!" Ajak Nauval yang sudah berdiri

Mendengar ajakan Nauval, aira menatap Nauval tak percaya

"Pulang?" Tanya Aira yang tidak yakin

"Iya"

"Acaranya??" Tanya Aira lagi

"Tadi kan udah selesai acara peresmian tunangan nya, dan sekarang cuman sesi makan aja, gak papa dong pulang dulu. Tadi kan kita udah nyamperin Yang punya acaranya" tutur Nauval lembut

"Tapi_"

"Udah sayang.... Gak papa" bals Nauval Sambil merangkul Aira dengan perlahan melangkah pergi

Aira hanya bisa mengikuti saja, Arsy sontak terdiam, saat melihat Nauval merangkul Aira dengan mesra, tanpa untuk memanasi Arsy, Nauval memperlakukan itu tanpa settingan.

Next...

Rabu, 15.05.24

mas, hukum!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang