08: Jawaban Lamaran

15.7K 919 21
                                    


"Saya tidak mencari seseorang yang sempurna, tapi saya melihat kesempurnaan dalam diri orang yang saya cintai."

~Adam Rayyan Rizqullah~


Mayor Adam dan Najla tidak sengaja bertemu di taman kota. Mayor Adam yang habis berkunjung ke kediaman salah satu jendral menghampiri Najla yang duduk sendirian. Suasana taman sangat ramai  karena banyak anak-anak dan remaja yang mengunjungi. Kedua keturunan adam dan hawa itu mengobrol tapi tidak saling tatap.

"Kenapa Mayor Adam melamar saya? Apa alasannya?." Tanya Najla yang masih bingung.

"Saya tidak tahu alasannya apa, saya bingung. Tapi yang pasti hati saya sudah cocoknya dengan kamu." Mayor Adam bingung mau menjelaskan seperti apa. Cinta ia kepada Najla tidak ada alasan yang pasti ia melihat kesempurnaan pada orang yang ia cinta.

"Saya tidak se-sempurna itu." Ucap Najla.

"Saya tidak mencari seseorang yang sempurna, tapi saya melihat kesempurnaan dalam diri orang yang saya cintai." Jawaban Mayor Adam mampu membuat jantung Najla berdetak lebih kencang.

"Saya pernah memiliki hubungan dengan seseorang." Mayor Adam mengernyitkan dahinya.

"Pacaran?."

"Bukan. Kita hanya berkomitmen. Tapi saya tidak membenarkan tindakan itu. Saya mengaku saya salah. Kini saya dan dia sudah menjalani hidup masing-masing. Saya mengatakan seperti ini, agar memikirkan matang-matang lamaran itu."
Memang benar kan? Hubungannya dengan Alan tidak ada kata untuk memintanya agar menjadi kekasih. Mereka hanya berkomitmen. HTS lah wee.

Bukan matang lagi, sudah mau gosong malah.

Mayor Adam mengangguk. "Sudah masa lalu kan?."

"Iya."

"Semua orang punya masa lalu, masa lalu untuk dijadikan pelajaran saja. Saya ataupun kamu juga mempunyai masa lalu. Saya mengerti. Semua orang berhak jatuh cinta, cinta itu fitrah dari Allah. Saya terima apapun masa lalu kamu."

Najla bimbang.

"Nanti saya pikirkan lagi, saya minta waktu 3 hari." Sebenarnya Najla sudah menemukan jawaban dari do'a di sepertiga malam yang ia panjatkan.

"Hah? Mengulur waktu lagi?." Beo Mayor Adam membuat Najla menahan senyum geli.

"Saya permisi-"

Mayor Adam menatap ke depan. "Tunggu." Ucapnya.

Najla yang mendengar itu menoleh lalu bertanya. "Ada apa lagi, Mayor Adam?."

Mayor adam menghela nafas. "Saya beri lima pilihan untuk kamu. "

"Pilihan apa itu?." Najla bingung.

"Pertama, kamu nikah sama saya "

"Kedua, saya nikah sama kamu "

"Ketiga, saya jadi suami kamu "

"keempat, kamu jadi istri saya "

"Dan yang kelima, kita nikah saja. Jadi mau pilih yang mana?." Ucap Mayor Adam memberikan pilihan disertai pertanyaan.

Mayor Adam sangat geregetan kala mendengar permintaan Najla yang memintanya untuk datang tiga hari lagi. Tidak sesuai perjanjian yang hanya meminta waktu dua hari saja. Gadis itu mengulur waktu.

Najla termenung mendengarnya. Tunggu, tunggu ini terdengar seperti pemaksaan ya. Lantas ia tertawa canggung. "Ini kayak pemaksaan ya, bapak Mayor yang terhormat."

TAKDIR TERBAIK (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang