04: Meminta Petunjuk

17.5K 862 16
                                    

"Ck tak pelet kanggo amalan Abi wae lah. Mun ora iso bareng-bareng akhire."

~Adam Rayyan Rizqullah~




Setelah acara kajian selesai, Najla berniat pulang ke rumah. Saat akan ke mobil terdengar suara yang memanggilnya.

"Mbak Najla." Panggilannya lantas Najla menoleh kebelakang.

"Eh-"

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh." Salam orang itu, ia adalah serda Naufal yang berjalan bersampingan dengan Mayor Adam. Sejenak Najla mengagumi Mayor Adam lalu ia langsung menggeleng.

"Astaghfirullah, eh Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh."

"Perkenalkan saya Serda Naufal. Bawahannya Lettu Amar." Naufal mengatupkan tangannya.

"Saya Najla." Gadis itu ikut mengatupkan didepan dada. Najla memang belum mengetahui nama orang yang beberapa waktu lalu menunjukan rumah abangnya

"Mbak Najla mau pulang?." Mayor Adam hanya melihat interaksi Naufal dengan Adek dari Lettu Amar, Najla.

Najla mengangguk. "Iya."

"Mau kita kawal?. Bagaimanapun mbak Najla ini anak dari Mayjen kita takut kenapa-kenapa."

"Eh gak perlu, terimakasih." Tolak Najla halus membuat Naufal mengangguk mengerti.

"Ya sudah."

"Kalau begitu saya permisi Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh." Pamit Najla pada kedua tentara itu.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh."

Sepeninggalnya Najla, Naufal lantas menatap Mayor Adam jahil. "Ndan, kalau mau mendekati perempuan itu harus berani." Nasehatnya membuat Mayor Adam terkekeh geli.

"Kamu tahu di permainan catur ada raja tapi tidak ada ratu, tahu artinya apa?." Tanya Mayor Adam membuat Naufal menggeleng.

"Tidak, Ndan."

"Karena perempuan tidak pantas dijadikan permainan." Jawab Mayor Adam, seketika Naufal menggeleng kagum dengan ucapan yang baru saja komandannya layangkan.

"Siap, salah Ndan!."

"Iya, ayo kita kembali ke batalyon." Ajak Mayor Adam merangkul pundak Naufal. Kedua tentara tampan itu berlalu dari masjid dan kembali ke batalyon.

Sekitar 20 menitan mengendarai motor, akhirnya Mayor Adam dan Naufal sampai di batalyon dengan selamat. Sesampainya di barak keduanya di sambut dengan gelak tawa dari Nabil yang amat sangat kencang.

Setelah mengucapkan salam, Mayor Adam mendekat dan bertanya. "Astaghfirullahalazim, Bil kamu kenapa?.

bukannya menjawab Nabil justru tertawa makin kencang.

"Ini kenapa?." Tanya Mayor Adam pada tentara yang bernama Rizki.

"Izin jawab Ndan. Kami tidak tahu Ndan, tapi Nabil seperti ini setelah bermain handphone." Jawabnya lugas.

"Nabil!." Sentak Mayor Adam, bukannya apa tapi ngeri juga kalau tertawa seperti ini.

"Siap, Ndan!." Nabil bangun dari acara tengkurap nya dan langsung berdiri tegak tapi masih menahan tawa.

"Kamu kenapa?."

"Anu, Ndan... Saya baru saja nonton video reel lucu." Mayor Adam dan Naufal menjatuhkan rahangnya.

TAKDIR TERBAIK (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang