13: Keseriusan Mayor Adam

13.1K 744 25
                                    

Assalamu'alaikum.
Para readers yang saya sayangi tolong sempatkan waktu untuk mengklik tombol vote di pojok. Supaya saya makin semangat melanjutkan cerita ini.

Gak memakan waktu bertahun-tahun kok buat vote. Jangan jadi silent readers ya, yang cuman kepo tapi gak ninggalin jejak!!!

Follow ig aku @wp.lindaayue12

Happy Readingg!!!

"Info dukun pelet lurr"

~Mayor Adam~



"Ayah sebentar... Alan sendirian, dia lagi sakit." Najla memohon pada Ayahnya yang menarik tangannya, meski tidak kasar.

"Najla, lihat.... Najla melihat arah tunjuk Ayahnya.

Mayor Adam melihat apa yang kamu lakukan."

Apa lagi ini ya tuhan

Najla menghela nafas sebentar. "Ayah, tunggu ya... Alan sendiri." Ayah Saprudin menatap putrinya tak percaya yang masih membela lelaki lain.

"Najla, pulang." Pinta Ayah lemah.

Mendengar nada keputus asaan dari Ayahnya membuat Najla mengangguk lirih. "Iya Ayah."

Matanya menatap Alan yang terdiam. "Mas aku pulang dulu ya?." Lelaki itu tersenyum sambil mengangguk.

"Iya dek."

"Kamu pulang sendiri, Alan biar Mayor Adam yang menjaga sementara sampai keluarganya datang." Putus Ayah membuat Najla terdiam.

Kenapa harus Mayor Adam?.

"Abang kamu kena luka tembak, Ayah yang akan mengantar ke dokter. Jadi biar Mayor Adam yang menjaga." Sebenarnya Ayah merasa sedikit iba melihat keadaan Alan yang bisa dibilang tidak baik-baik saja.

"Aku pulang dulu, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Pamit Najla.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Ayah sedangkan Alan mengangguk.

Najla berjalan menuju parkiran tapi sebelum itu menghampiri Abangnya, ingin melihat keadaan Abangnya yang katanya kena luka tembak.

"Abang... Abang baik-baik aja kan?." Tanya Najla khawatir saat sudah didepan Abangnya dan Mayor Adam.

"Abang baik-baik aja." Jawab Lettu Amar dingin. Niat ia ke rumah sakit untuk berobat dan mengeluarkan peluruh yang ada didalam tubuhnya karena melawan geng motor yang meresahkan warga tapi ia malah bertemu dengan Najla bersama lelaki lain disaat ia sudah memiliki tunangan. Ia kecewa.

"Lebih baik kamu pulang." Perintah Lettu Amar, Najla mengangguk lalu mengucapkan salam dan langsung dijawab oleh Lettu Amar dan Mayor Adam. Pandangan Najla dan Mayor Adam bertemu, lelaki itu memandang gadis didepannya dengan tatapan sulit diartikan, Najla yang memang merasa kalau ia bersalah sontak saja menundukan pandangannya.

Najla melanjutkan jalan menuju parkiran tempat mobilnya berada. Jantungnya berdetak lebih kencang, apalagi setelah bertemu pandang dengan Mayor Adam. Tangan gadis itu membuka kenop pintu lalu masuk kedalam mobil dan mengendarainya dengan kecepatan sedang saat sudah dijalan raya.

Pikirannya buyar. Satu sisi ia tak mungkin menolak ajakan Alam karena disini kondisi Alan tengah sakit, tapi satu sisi ia menyesal telah mengecewakan Ayah dan Abangnya, atau mungkin Mayor Adam juga?.

"Ya Allah gimana ini?." Najla berusaha untuk tenang karena bagaimana pun ia sedang menyetir takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Astaghfirullahaladzim." Gumam Najla

TAKDIR TERBAIK (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang