22: Janda Muda Beranak Dua

15.2K 765 34
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jangan lupa vote yaa soalnya makin banyak pembaca makin banyak juga yang silent readers!!!

Setelah malam mengenaskan itu, Mayor Adam dan Najla bersiap-siap untuk berkunjung ke rumah orang tua mereka. Semenjak pindah ke kediaman Mayor Adam, Najla sama sekali belum ketemu langsung dengan orang tuanya, hanya lewat chat.

Mood Najla sedang tidak baik-baik saja, sehabis bangun tidur ia ingat kalau ia akan dieksekusi oleh suaminya, atau kata lain diperkaos.

"OM OM SETAAANN... BERANINYA NGELECEHIN ANAK KECIL!!!." teriakan dari Najla mengagetkan Mayor Adam yang sedang tidur malam itu. Setelah meng damprat dua anak buahnya dengan sendal, lelaki itu masuk kedalam rumah untuk tidur.

Najla kalut, mengenai Mayor Adam yang akan melakukan itu kepadanya padahal sah-sah saja bila Mayor Adam melakukannya. Karena suami-istri. Memang dasarnya Najla yang lebay dan selalu negatif thinking. Apalagi ini pengalaman pertama.

Sampai saat ini, bila ia ditatap oleh sang suami ia merasa risih. Seperti sekarang yang sedang terpesona karena Najla nampak cantik dengan baju tunik dipadukan rok plisket dan pasmina.

"Ngeliatinnya biasa aja, jangan kayak om-om cabul begitu." Sindir Najla membuat Mayor Adam salah tingkah dan mengalihkan pandangnya ke sembarang arah. Ia memaklumi Najla yang berucap seperti itu karena mungkin hari pertama menstruasi juga.

Belum diapa-apain aja sudah marahnya seperti ini, gimana kalau-

Mayor Adam tersenyum masam. "Sudah siap buat berangkat, Dek?." Tanyanya. Najla mengangguk melihat itu Mayor Adam merangkul pundak Najla dan berjalan menuju mobilnya.

"Nanti dijalan ada yang mau dibeli nggak, Dek?." Tawar Mayor Adam saat mereka berdua sudah memasuki mobil.

Najla yang tengah mengenakan seat belt menoleh. "Mau beli Mie Ayam disamping gerbang cluster boleh?."

"Boleh."

Mayor Adam mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, lelaki itu menyetir sambil satu tangannya memegang tangan kanan Najla. Sesekali mengecupnya.

Najla baper, tapi masih risih dengan tindakan suaminya yang agresif.

Hanya 10 menitan Mayor Adam serta Najla sudah sampai di cluster, sekarang mereka berdua tengah membeli mie ayam yang Najla inginkan. "Mas, Abi sama Umi suka mie ayam ngga?." Tanya Najla.

"Suka." Ini yang membuat Najla kesal. Suaminya terus saja menatapnya.

"Mas jangan liatin aku terus." Ucap Najla menutup wajah Mayor Adam dengan kedua tangan mungilnya.

Mayor Adam berusaha melepaskan tangan Najla dari wajahnya. "Piye toh, Dek? Wong kamu iki ayu."

"Eleh gombel... Mas mau mie ayam juga?." Mayor Adam mengangguk mendengar tawaran dari istrinya.

"Mang, mie ayamnya tujuh bungkus ya." Pesan Najla, sontak sana Mamang penjual menyiapkan pesanan Najla.

"Buat siapa-siapa?." Tanya Mayor Adam.

"Buat aku, Mas, Ayah, Bunda, Abi, Umi dan Adek ipar." Jelas Najla, Mayor Adam mengangguk.

Dari pada menegur suaminya yang masih menatapnya, Najla lebih memilih bermain handphone. Tidak sampai satu menit bermain handphone, Najla sudah gerah karena terus ditatap.

TAKDIR TERBAIK (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang