14: SAH!!!

17.9K 922 25
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jangan lupa vote yaa

"Apa yang sudah menjadi takdirMu tidak akan pernah keliru karena Allah itu maha adil. Mau sekeras apapun kita menolak, kalau sudah menjadi takdir yang digariskan di lauhul mahfudz kita tidak bisa apa-apa."

~Adam Rayyan Rizqullah~

Hari bahagia yang sudah lama Mayor Adam nantikan sudah didepan mata. Tepat hari ini akad nikah Mayor Adam dan Najla akan dilaksanakan.

Lelaki berlesung pipi itu terlihat tampan dengan baju akad nikah khas melayu, Mayor Adam dengan percaya dirinya bercermin dan bergaya layaknya model papan atas.

"Udah kali Mas, lama banget cuman siap-siap."

Mayor Adam menoleh kebelakang, ia berkacak pinggang menatap Adek bungsunya. "Mas tampan tidak?." Tanyanya.

"Ngga." Jawab Arhan cuek.

Wajah Mayor Adam masam. Memang tidak ada yang bisa diharapkan pada Arhan.

"Oh iya, mbak Lala gak bisa pulang." Beritahu Arhan mengenai kakak keduanya yang menetap di Turkey bersama suaminya.

"Iya, dia udah bilang juga kalau gak bisa datang."

"Ayo Mas latihan lagi." Arhan duduk di tepi ranjang. Ia yang menjadi penghulu pura-pura selama Masnya latihan mengucapkan ijab kobul.

"Pagi ini aja latihan 12 kali, Han. Udah lah Mas juga sudah hafal." Tolak Mayor Adam.

"Yaudah. Awas aja kalau nanti Mas lupa aku bakal ketawa paling kerasss!." Arhan memberikan ultimatum keras.

"Gak akan." Arhan mencibir mendengar ucapan percaya diri itu.

"Semoga ini yang terakhir ya Mas."

"Iyalah harus!."

"Mas gak nyangka ya, Mas suka sama yang daun muda." Celetuk Arhan. Mayor Adam melotot garang mendengarnya, Arhan ini selalu saja mempersoalkan tentang jarak umur ia dan Najla. Wong Najla nya saja tidak mempermasalahkan.

"Kamu tuh ya Han, suka banget mempermasalahkan umur Mas."

"Bercanda Mas... Yakin udah hafal?." Tanya Arhan memastikan sekali lagi.

"Iya Arhaaaaannn." Geram Mayor Adam, lalu lelaki itu beristighfar.

"Oke deh, ayo keluar!." Arhan menggandeng tangan Mayor Adam.

"Sebentar, cincin kawin dimana?." Tanya Mayor Adam.

"Lah Mas yang mau nikah masa nanya sama aku." Ucap Arhan gemas.

"Oh iya tadi pagi diambil sama Umi."

"Han kok Mas deg-degan ya?."

"Namanya juga mau nikah Mas bukan mau kentut ya deg-degan lah." Jawab Arhan  yang sama sekali tidak berbobot dan memberikan saran.

Tidak ada harga dirinya sekali Mayor Adam didepan adeknya.

"Lambe mu, Han." Mayor Adam menyentil bibir merah Arhan membuat sang empu memekik kecil.

Arhan menepatkan dirinya didepan Mayor Adam. "Sekarang Mas tarik nafas-." Ucapnya memberikan instruksi.

"Terus?." Tanya Mayor Adam.

"Ikutin aja dulu."

Mayor Adam menurut, ia menarik nafas sambil menunggu aba-aba selanjutnya dari Arhan.

TAKDIR TERBAIK (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang