11: Mau Mahar Apa?

14.5K 782 11
                                    

Assalamu'alaikum.
Para readers yang saya sayangi tolong sempatkan waktu untuk mengklik tombol vote di pojok. Supaya saya makin semangat melanjutkan cerita ini.

Gak memakan waktu bertahun-tahun kok buat vote. Jangan jadi silent readers ya, yang cuman kepo tapi gak ninggalin jejak!!!

Follow ig aku @wp.lindaayue12

Happy Readingg!!!


"Punya ilmu agama setipis tisu, lalu dipertemukan dengan lelaki yang pemahaman agamanya seluas samudera adalah satu hal yang paling aku semogakan."

~Najla Faqihatun Nissa~

Najla lelah, dan letih. Ingin rasanya menyerah tapi satu langkah lagi agar ia menjadi ibu persit bagi Mayor Adam.

Beberapa waktu ini Najla disibukan dengan kegiatan pengajuan pernikahan di kantor. Ternyata begini rasanya pengajuan pernikahan bagi kalangan militer, ia sangat mengapresiasi Bunda dan Kakak ipar, Lutfiah yang lebih dulu melakukan pengajuan pernikahan. Ternyata sesulit itu.

Najla diantar oleh Abangnya untuk pengajuan, mereka tak hanya berdua tapi ada Mayor Adam juga. Kini mereka tengah duduk didepan kantor setelah selesai pengajuan.

"Abang mau kemana?." Najla mencekal tangan Abangnya yang hendak berjalan meninggalkan dirinya.

Lettu Amar menoleh. "Mau beli minum."

"Abang masa ninggalin aku sama om-om." Bisik Najla pada abangnya, matanya sambil melirik Mayor Adam yang tengah berdzikir menggunakan tasbih digital.

"Masa calon suami sendiri dikatain om-om." Ucap Lettu Amar kencang membuat Najla mencubit lengan Abangnya. Mayor Adam menoleh kearah kakak beradik itu dengan senyum tipis. Dalam hati merutuki Najla yang lahir sangat lama.

Abang Amar ternyata kompor.

"Abang!." Desis Najla tangannya masih terus mencubit Lettu Amar. Gadis itu kesal lantaran ucapan Abangnya membuat ia merasa tak enak pada Mayor Adam.

"Mayor Adam, saya gak ngomong gitu beneran." Najla berucap panik. Sangat panik. Takut Mayor Adam tersinggung.

"Alaahh.... Tadi bilang abang masa ninggalin aku sama om-om gitu." Lettu Amar mengompori.

Najla semakin kencang mencubit Abangnya membuat Lettu Amar memekik kesakitan. "Aduhh dek, udah!."

"Makanya jangan kompor."

Lettu Amar menatap Adeknya judes dan berlalu begitu saja Meninggalkan Najla dan Mayor Adam.

Suasana canggung meliputi keduanya, atau mungkin hanya Najla yang merasa seperti itu.

"Emmm... Maaf." Ucap Najla membuat Mayor Adam merasa aneh. Kenapa gadis itu meminta maaf.

"Maaf untuk?." Tanya Mayor Adam bingung.

"Yang ngatain Mayor Adam om-om." Najla keki.

Mayor Adam tertawa renyah, "Hahaha."

"Tidak papa, Dek. Saya tau kamu bercanda." walaupun yang dibilang Najla adalah fakta, kalau ia sudah tak muda lagi

"Heheh iya itu, bercanda." Ucap Najla canggung.

"Harusnya saya yang meminta maaf, karena nanti di acara pernikahan kita tidak ada upacara pedang pora." Ucap Mayor Adam menunduk. Upacara yang ada pedang pora hanya satu kali pernikahan, sedangkan bagi Mayor Adam ini yang kedua. Dulu saat pernikahannya dengan Reyna, sempat ada upacara pedang pora.

TAKDIR TERBAIK (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang