Peringatan!
Chapter ini megandung bahasa dewasa. Bagi yang belum pernah membayar listrik sendiri, belum pernah pergi ke dokter sendiri, hingga belum memiliki rencana keuangan untuk diri sendiri, cepat tutup ponselmu dan tunggu sampai waktunya sudah tepat.
Bijak dalam membaca!•••
"Apa ini? Kau tidak berniat untuk mempermainkanku, 'kan?"
Kakashi menyibak selimut. Dia baru saja kembali dari minimarket terdekat. Shizune meringkuk di bawah sana, masih dengan pakaian haramnya, memunggunginya.
Wanita itu tidak menjawab. Bahkan hal kecil seperti bernapas saja dia malu untuk melakukannya di hadapan Kakashi.
Kakashi naik ke ranjang, memeluk wanita itu dari belakang. Sentuhan antar kulit terasa seperti menyetrum hingga dada.
"Mereka kehabisan stok pengaman untuk ukuranku," Kakashi berterus terang. "Lain kali saja, ya?"
Telinga Shizune masih terlihat memerah. Wanita itu berdeham sebagai tanda setuju—yang sedikit berat. Ayolah, Shizune sudah mengumpulkan keberanian sebesar itu.
"Apa mau kita lanjutkan saja? Aku bisa keluar di luar." Kakashi kembali dengan membawa opsi lain.
"Sudahlah," Shizune mendesah kesal. Dia melepaskan pelukan Kakashi dengan kasar. "Tidur saja."
Dari belakangnya, Shizune dapat mendengar kekehan tertahan dari bibir Kakashi. Dia bertanya-tanya apa yang Kakashi lakukan. Belum sempat Shizune menerka sendiri, pria itu sudah lebih dulu membongkar skenarionya.
"Aku hanya bercanda," Kakashi terdengar bergetar karena menahan tawa.
Jari pria itu menyentuh bahu Shizune yang terbuka. Menyentuhnya berkali-kali untuk menaikkan mood Shizune yang keburu anjlok.
"Maaf, ya, kebiasaan mengganggumu sulit sekali untuk dihilangkan."
Dari totolan menyebalkan, Kakashi beralih menjadi mengusap lengan Shizune. Dia menciumnya, sedikit lama untuk memberi kehangatan di sana.
"Berbaliklah."
Suara Kakashi membawa ketertarikan pada Shizune. Perlahan, dia menghadapnya. Namun, belum sepenuhnya tubuh itu pergi ke arah Kakashi, Shizune sudah dibuat kaku akibat bibir mereka kehilangan jarak sama sekali.
Ciuman pertama mereka.
Pria itu mengembangkan senyum begitu melepas bibirnya dari bibir Shizune. Jari telunjuknya mengelus pipi wanitanya dengan sayang.
"Aku membeli yang isi 12," ungkap Kakashi, terlalu banyak memberi informasi. "Tadi ada yang bergerigi juga, tetapi aku takut kalau kau tidak menyukainya."
Pipi Shizune merona sempurna. Se-enteng itu Kakashi berbicara hal 'sejenis itu' di hadapannya.
"Kita pakai semuanya untuk malam ini."
Shizune mengernyit. "Yang benar saja!" protesnya. Dia jadi merinding ketika kini Kakashi sudah berada di atasnya, mengunci pergerakannya.
Kakashi tertawa. Dia mengecup kening Shizune, kemudian kembali menatapnya sayang.
"Ka-Kakashi-sama,"
"Shizune, kau yakin masih memanggilku seperti itu sesaat sebelum kita bercinta?"
Onyx Shizune melepaskan diri dari onyx Kakashi.
"Oh, atau itu adakah sebutanku saat kita di ranjang? OK, aku bisa terima."
Kakashi segera meminta maaf sebelum Shizune membencinya. "Maaf. Entah mengapa mulut ini tidak ada etikanya sama sekali." Pria itu memukul bibirnya sendiri.
Shizune tak peduli dengan permintaan maafnya. Dia masih tak berani menatap Kakashi. Pria itu menyadari, tetapi dia tetap memberi kecupan pada Shizune, menciumnya, menggigitnya, menghisapnya. Apapun itu yang ia yakini dapat membuat malam yang indah bersama wanitanya.
"Sa-saya belum pernah melakukannya," aku Shizune. Rupanya, dia membutuhkan waktu untuk siap mengaku.
Pengakuannya membuat Kakashi berhenti. Dia tidak terlalu terkejut, mengingat selama 11 tahun dia selalu mengganggunya sebagai Hokage dan asisten. Akan tetapi, Kakashi menghargai pengakuan itu. Mungkin dia juga harus lebih terbuka.
"Kau tahu, Shizune. Sudah belasan tahun aku tidak melakukannya. Selain itu, malam ini adalah pertama kalinya—dengan tubuh ini. Jadi, kita bisa mulai dari awal, bersama-sama."
Kalau pengakuan barusan, tentu saja adalah hal yang mengejutkan bagi Shizune hingga membuatnya kembali memiliki keberanian untuk bertemu dengan onyx partnernya. Kakashi adalah orang yang mesum dan itu sudah menjadi rahasia umum. Jadi, mendengar dari mulutnya sendiri bahwa dia berhenti bermain selama belasan tahun, tentu membawa sebuah kata keluar dari mulut Shizune.
"Kenapa?"
Kakashi menyunggingkan senyum. Senyuman yang tulus dan hangat. Senyum.... bahkan Kakashi baru saja menyadari kalau dia menjadi lebih sering tersenyum. Mungkin itu karena—
"Karena malam itu aku sudah menemukan bulan yang sangat cantik, Shizune."
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Eleven
Fanfiction' Kakashi Hatake x Shizune fanfiction ' Tidak ada yang baik-baik saja setelah berpisah dengan cara yang baik-baik saja. Apalagi bersama fakta bahwa sebetulnya mereka berdua tidak terikat oleh hubungan apa-apa. Hanya bertemu, bersama untuk waktu yang...