XXII. Baby Shoes

141 14 0
                                    

"Lucunya~"

Pipi Shizune menunjukkan rona merah. Tanpa sadar, bibirnya mengukir senyuman begitu melihat benda lucu di etalase toko.

Sebuah sepatu bayi berwarna netral bertali. Sangat menggemaskan jika dikomparasikan dengan sepatu orang dewasa normal. Sepatu bayi itu terlihat sangat kecil, bahkan kurang dari ukuran telapak tangan.

Dengan impulsif, tiba-tiba saja Shizune membelinya. Padahal tadi dia hanya tidak sengaja melewati toko perlengkapan bayi.

Sepanjang perjalanan pulang, hatinya kembali berbunga-bunga meski musim semi sudah lewat berbulan-bulan lalu. Angin musim gugur di malam hari tak begitu ia pedulikan, dia sudah memakai jaket yang cukup tebal.

Begitu tiba di penginapan, Shizune langsung berbaring di ranjang. Setelah seharian bekerja, lelah tubuhnya baru terasa.

Tangannya mengudara, kemudian mendarat pada perutnya yang masih rata. Dia yang sejak pagi banyak pikiran kini berubah memberi senyuman. Secepat itu perasaannya diputarbalikkan.

"Tidak ada lain kali. Besok kita periksakan ke dokter ya, Nak." Suaranya terdengar riang, bersama cairan bening yang keluar tanpa izin dari pelupuk matanya.

"Tidak apa-apa, semuanya akan berjalan baik-baik saja." Suaranya parau. Kali ini, entah dia mencoba menenangkan dirinya sendiri atau mungkin makhluk kecil yang mungkin sedang bertumbuh di dalam rahimnya.

Life After ElevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang