XXV. Home to Home

109 16 0
                                    

Pukul 2 pagi. Terlalu larut untuk dua orang yang masih terjaga.

Hatake Kakashi mencium aroma bunga yang harum dari puncak kepala wanita itu. Aroma yang ia rindukan. Tangannya melingkar pinggang Shizune, mendekapnya lembut seolah-olah ta ingin lagi menyakitinya.

Shizune masih belum tertidur. Dia masih menunjukkan iris kelamnya yang sama sekali belum mengantuk. Napasnya terdengar teduh.

Keduanya diam, hanya mendengar suara jangkrik yang datang dari luar, atau kipas pendingin ruangan, atau bunyi asing yang tak mereka mengerti. Kiranya sudah lebih dari dua jam seperti itu.

"Pulang, yuk." Akhirnya, sang pria berucap lebih dulu, mengajaknya untuk kembali pada rumah mereka.

Shizune tak langsung memberi jawaban. Dia menyembunyikan wajahnya pada dada Kakashi. Kakashi dapat merasakan sesuatu yang basah menembus dari pakaiannya.

Shizune menangis.

"Shizune," panggilnya lembut. "Kau tahu, kau boleh memberiku hukuman apapun karena telah menyakitimu. Kalau kau memintaku untuk menari di depan Daimyou, aku akan menyanggupinya. Karena itu... jangan menangis."

"Kau brengsek, Kakashi."

Kakashi tersenyum atas umpatan itu. "Ya. Aku memang pria brengsek. Maaf ya, karena pria brengsek sepertiku membuatmu sedih."

Shizune melepaskan pelukan mereka. Wanita itu menatapnya. Kakashi dapat melihat mata yang sembab dan hidung yang memerah.

"Kau bilang menyesal karena tinggal bersamaku."

Mantan Hokage Konoha itu menggeleng. "Itu bukan aku yang bilang, tetapi si Brengsek dalam diriku yang mengatakannya. Memang brengsek sekali si Brengsek itu."

Shizune tertawa kecil. Dia kembali memeluk Kakashi. Ah, dia merindukan kenyamanan seperti ini.

"Barangkali karena kita berdua sudah terlalu lama hidup sendiri, jadi... masih terlalu sulit untuk menyatukan dua kepala."

Barangkali memang seperti itu.

Akhirnya keduanya terlelap. Hanya beberapa jam saja waktu tidur mereka. Pagi ini Shizune ada agenda konferensi di rumah sakit, sementara Kakashi... entahlah, dia pengangguran.

Namun, yang harus disorot adalah bahwa masing-masing mereka kembali pulang ke rumah.

Life After ElevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang