14.2

110 5 0
                                    

"Apa kegunaan kristal darah ini?" potong Kuntala. 

"Bagi bangsa siluman, itu adalah sumber utama kekuatan mereka. Sumber kesaktian, juga benda mulia pertukaran bagi bangsa-bangsa lain atau kerajaan siluman lainnya."

"Jika ini sangat berharga, bisa dibilang ini sumber kekuatan bagi Kerajaan Talaga Arum, tetapi juga kelemahan terbesar mereka?"

"Tepat sekali, Tuan!" Mata sang Ratu berbinar-binar. 

"Kalau begitu, apakah ada cara supaya kita bisa merebut tambang ini?" 

Mata Kuntala mendadak terlihat bersinar-sinar. Senyumnya memendam sesuatu. Pikirannya penuh dengan siasat. 

"A-apa yang Tuan rencanakan?" 

"Saya yakin, tempat ini ada hubungannya dengan komplotan Bejo dan Ki Pati. Karena di dunia manusia mereka mengusik keluargaku, maka harus kutuntaskan semua permasalahannya sampai ke akar-akarnya. Jika tidak, suatu saat nanti mereka akan memberi kehancuran lebih besar lagi. Jadi, saat ini semua harus dibersihkan sebelum menjadi bom waktu."

“Ide bagus. Tapi, apa Tuan Raja tahu ini akan sangat berbahaya? Tuan, Anda belum tahu kekuatan mereka sebesar apa?"

"Saya tahu dan saya siap. Saya juga punya kalian yang akan membantu. Saya juga percaya, Sang Pencipta tidak akan membiarkan makhluk-makhluk terkutuk seperti mereka berbuat kerusakan di muka bumi!" Tangan Kuntala terkepal. Matanya memandang ke depan dengan penuh keyakinan. 

Sebagai utusan dari bangsa leluhur, leluhurnya dan Jati Nirwana hanya bisa mendukungnya karena itu adalah tugas mereka.  

Kuntala berinisiatif mengambil beberapa kristal darah yang menyembul di dinding dan tanah serta permukaan sungai. Tentu saja dengan menggunakan alat yang dia dapatkan dari pertukaran koin bunga yang sangat berharga. Koin bunga sendiri ia dapatkan dari sang leluhur. Alat itu adalah penyedot dan penjepit kristal ajaib tingkat dewa. Dalam sekejap saja mampu mengambil ratusan kristal darah. Kuntala menyimpannya di dalam ruang alam gantung. 

***

Kuntala mengendap-endap di dalam kawah Jurang Neraka yang terlihat mengerikan. Lava yang menyala dan bergolak menyembul, membuat Kuntala harus hati-hati dalam melangkah. Salah sedikit saja kakinya bisa hancur terbakar. Untung saja ia menggunakan jurus jirah anti api dari ilmu kesaktiannya. Namun, Ratu mengatakan jurus tersebut ada batasannya. Kelak Kuntala harus menggunakan jirah anti api yang ditukar dari koin bunga. Sayangnya, Kuntala tidak lagi memiliki lagi koin bunga yang tersisa. 

Di bagian dalam, tempat sumber batu kristal darah yang paling banyak sekaligus berbahaya. Kuntala melihat banyak jiwa manusia, iblis, dan bangsa siluman bekerja keras dengan rantai membelenggu. Mereka harus terbakar kesakitan untuk mengambil kristal itu.

Namun, kekuatan dari ikatan perbudakan dan cairan khusus yang terbuat dari sari kristal darah, membuat mereka kembali pulih dengan cepat dan tidak pernah mati. Alhasil, mereka terus menerus mengalami penderitaan sakitnya api yang membakar tubuh mereka tanpa hancur, tanpa sekalipun bisa terbebas dari tempat terkutuk itu. Bahkan kematian sekalipun. Karena sebagai budak, mereka abadi. Abadi dalam penderitaan. 





Di KBM App sudah sesion 2. Tersedia juga buku cetak. Pemesanan 087802404277

SUAMI SILUMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang