15.3

189 4 1
                                    

"Kamu, sudah berani memanggilku seperti itu? Rupanya kamu sudah lupa dengan hukuman dariku, budak rendahan?!" teriaknya. Cambukan kedua melayang dengan kekuatan lebih dahsyat. Ctaaar! Tahanan alung itu pecah. Raja Buaya hendak  memecut untuk ketiga kalinya, dengan kekuatan yang ditingkatkannya, dapat dipastikan satu lecutan saja mereka akan hancur menjadi abu. 

Kuntala yang melihat dengan mata batinnya tetap berusaha fokus mengendalikan. Namun, ia membagi energinya menjadi dua. Satu untuk mengendalkan  fluktuasi kekuatan tubuhnya, satu untuk memberikan perisai gaib pada pada budak. 

"Hahaha! Kamu gigih juga, Anak Muda! Aku sudah meremehkanmu." Raja Buaya terbahak melihat cambuknya bisa ditahan. 

Para budak yang sudah bebas itu melihat Kuntala sedang kesusahan. Dengan dipimpin Garuna, ia menyatukan kekuatan dan mengirim kekuatan penyetabil pada Kuntala. Akibatnya, Raja Buaya sangat marah. 

"Kurang ajar! Berani kalian? Rasakan hukumanku!" Sekuat tenaga Raja Buaya itu melemparkan cambuk dengan kekuatan yang tinggi. 

Para bekas budak berteriak ketakutan. Sebuah ledakkan besar terdengar. Gua bergetar, perisai baru muncul melindungi mereka dan berwarna merah. Garuna melotot. Ia mengenalnya. Perisai kekuatan merah itu, adalah dari kekuatan sakti milik bangsa siluman. Namun, siapakah yang menyelamatkan mereka? Kuntala pun penasaran. Kitab Ratu tak bisa memberi jawaban. 

"S-siapa yang membantu kalian! Jahanam! Kuhancurkan semuanya!" Raja buaya sangat marah. Marah karena ada pengacau yang menghancurkan gua berharga miliknya, marah karena sedari tadi tak mampu menyentuh mereka, marah karena lagi-lagi ada kekuatan iblis yang melindungi mereka. Siapa makhluk yang berani menentangnya? Raja Buaya, iblis terkuat di antara kerajaannya dan penakluk kerajaan siluman lain. Marah yang meluap-luap karena terhina, sebab Sang Pengacau itu hanyalah anak kecil dari bangsa manusia yang lemah dan hina. 

Tak ada jawaban. Tak seorang pun yang meuncul. Namun, Kuntala merasakan ada energi lain yang tak asing di sana. Kuntala pun akhirnya berhasil mengendalikan kekuatan dan sekaligus menembus tingkat. Dia bisa menerobos batasan hingga tingkat puncak Bumi!  Artinya ia sedang melalui tahap awal tingkat Langit. Tingkat yang bisa setara dengan kekuatan iblis terkuat dan menuju tingkat Kahyangan atau tingkat terkuat para dewa. 

Tubuh Kuntala dipenuhi kekuatan dahsyat. Ia merasakan energinya berlimpah ruah. Semuanya meningkat berkali lipat. 

Catatan : 

Gome : Istilah Gome asalnya Warkha, namun, atas diskusi dengan paksu, beliau melarang menggunakan istilah ini karena takut rancu dan salah pengertian. Maka Gome adalah nama dan istilah yang suami saya ciptakan yang memiliki pengertian: buah kebaikan atau konsekwensi ketika menyelesaikan tugas yang bisa digunakan untuk kebaikan diri kita. Dalam kisah ini, gome diumpakan sebuah koin yang bisa ditukar dengan berbagai kebutuhan yang berguna untuk pemiliknya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUAMI SILUMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang