Catatan ketiga belas

414 62 15
                                    

Inggris, 2020.

"Um bi-bi ndambal..."

Sun menarik-narik celana panjangku. Aku yang tengah berdiri mengecek ponselku langsung menundukan wajahku melihat Sun yang berdiri membawa buku gambar, sebuah kanvas kecil dan sekotak pensil warna dan kuas lukis pemberianku.

"Ah kamu ingin menggambar bersamaku?"
Aku langsung berjongkok menyetarakan tinggiku dengan anak perempuan berkuncir dua tersebut.

Dia mengangguk mengiyakan sambil menyodorkan peralatan gambarnya kepadaku. Dengan segera aku mengambil peralatan tersebut dari tangan mungilnya.

"Baiklah... Mari kita duduk di sebelah sini..."
Aku menggandeng tangan Sun menuju area yang sangat luas di ruang tengah rumah Becca.

"Nah... Kita bisa menggambar disini." Aku duduk ditengah-tengah area kosong diantara sofa. Aku meletakan ponselku terlebih dahulu diatas meja sebelum membuka buku gambar milik Sun.

Sun sendiri mengambil duduk sembari memeluk kanvas kecilnya di depanku. Menggenggam crayonnya.

Aku melirik crayon yang dipegang Sun.
"Apakah itu crayon, Sun? Atau... Lipstik mamahmu?" Tanyaku berbisik sembari melirik Becca dengan ekor mataku yang tengah membereskan meja makan.

Sun menggeleng mengerucutkan bibirnya dan mengacungkan crayon di depan wajahku.

"Keelaayoonnn...." Kata Sun sedikit bernada keras meyakinkanku dan membuka genggaman tangannya yang memegang crayon. Membuat Becca menoleh kearah kami berdua. Wanita itu mengerutkan keningnya melihat aku dan Sun.

"Baiklah.... Kamu ingin menggambar apa?" Tanyaku sembari membuka buku gambar Sun yang penuh coretan anak tersebut.

Aku terdiam, dia terlihat berpikir. Aku menatap bingung Sun yang terlihat memikirkan sesuatu. Ekor mataku mengikuti arah pandang Sun.

"Mama..." Ucap Sun menunjuk Becca yang masih sibuk di dapur.

Aku membulatkan mataku. "Kamu ingin menggambar mamahmu?!"

"...iyaaa..."

"Aih mamahmu bukan objek yang bagus untuk digambar... Kamu bisa pilih yang lain. Kursi, TV, pot bunga itu, atau... Boneka kelinci ini?" Aku meraih boneka kelinci milik Sun yang diatas sofa.

Sun menggeleng mantap. Mengerecutkan bibirnya menatap tajam ke arahku.

"...nooo!!" Bibir mungil Sun semakin mengerucut ditambah melipat kedua tangannya diatas dada semakin menatap tajam ke arahku.

"A...a...aah ya baiklah. Kita menggambar mamahmu..." Kataku mengalah yang membuat bibir mengerucut Sun sirna seketika. Sun senang. Dia tersenyum memperlihatkan sederet giginya yang mulai tumbuh.

Aku bersandar menatap Sun yang tengah menggoreskan crayon berwarna di atas buku gambar. Aku tersenyum dengan memegang buku gambar dan boneka kelinci yang bertengger dilututku.

"Keras kepalanya sama sepertiku."

Apakah seperti ini rasanya memiliki keluarga? Ini memang seperti kamu akan mencintai dan dicintai selama sisa hidupmu.

Lagi-lagi Rebecca memaafkanku kembali.

Inggris, 2020 oleh Freen Sarocha.

Diksi Rumpang (freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang