"BUKA gerbang!"
Salah seorang prajurit di atas menara pengintai berseru kepada kelima rekannya yang sedang berjaga di bawah. Mendengar perintah itu, kelima prajurit berzirah perunggu yang berada di pos penjagaan segera menarik tuas untuk membuka pengait pada pintu gerbang besar yang mereka jaga.
Derit engsel baja yang saling bergesekan terdengar membisingkan. Dan, ketika pintu gerbang besar yang dijaga ketat itu terbuka, nampaklah sesosok pria penunggang kuda yang telah menunggu di luar gerbang.
Pria itu mengenakan zirah berlapis perunggu, lengkap dengan kain jubah merah yang menjuntai di belakang tubuhnya, sama seperti zirah-zirah yang dikenakan oleh para prajurit penjaga. Lapisan-lapisan perunggu juga menghiasi bagian pundak sang pria berkuda. Namun, potongan-potongan logam perunggu yang melindungi sekujur zirah pria itu tampak jauh lebih rapi dan mengkilap.
Satu hal lagi yang menjadi pembeda antara pria itu dengan para prajurit penjaga adalah bentuk pelindung kepalanya yang sengaja ditempa sedemikian rupa sehingga menyerupai wujud kepala burung, lengkap dengan bentuk paruh dan jambul sebagaimana burung-burung pemangsa di tanah Zavana.
Terlihat dengan jelas, penampilan pria itu sangat berbeda kelas jika dibandingkan dengan para prajurit penjaga, termasuk juga pelana emas yang menempel pada punggung kudanya. Segera setelah melihat segala bentuk ornamen yang membungkus tubuhnya, para prajurit penjaga sontak menundukkan kepala untuk memberikan hormat kepadanya.
"Selamat datang di Gort, Althamis Dorgha Marhem," sambut salah seorang prajurit penjaga, mewakili rekan-rekan sejawatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genderang Khatulistiwa
FantasyPemilihan Khalefa (raja) ke-22 bakal dihelat meriah di ibukota negeri Haaras, Lakhsatra, pasca wafatnya Baginda Khalefa ke-21, Gharda Othama. Seluruh Malek penguasa kedelapan wilayah Haaras diundang ke ibukota untuk mengirim kandidat masing-masing. ...