"APA yang kau lakukan bersama putri Faqar Bhara Zabhira di Hanam?" bisik Fathi Arthameda kepada Pangeran Tretan seraya berjalan di barisan belakang rombongan penyambutan tetamu undangan.
Sang Fathi dan keponakannya itu memang sengaja berjalan paling lambat di belakang para anggota Dewan Khoma. Keduanya sengaja mengambil tempat di barisan paling belakang untuk turut serta melakukan penyambutan terhadap rombongan tamu dari wilayah timur Haaras.
Raut wajah sang Fathi tampak marah setelah beberapa saat yang lalu harus berkeliling lingkungan istana untuk mencari-cari keberadaan sang Pangeran.
Di lain sisi, Pangeran Tretan terlihat gelagapan menjawab pertanyaan dari pamannya. Sambil menekuri langkahnya yang gamang menuju halaman depan istana, remaja 14 kemarau itu berpikir keras. Ia sungguh tak mengira pertanyaan itu akan muncul dari mulut sang Fathi.
Seketika, Tretan langsung menaruh curiga pada Faqar Yunan, sang penjaga rumah pustaka Hanam. Namun kemudian, kecurigaan itu segera ditepisnya mengingat sang Faqar yang dikenalnya secara intim itu selama ini bukanlah jenis manusia yang gemar mengadukan segala tindak-tanduknya kepada para petinggi, termasuk kepada pamannya. Selain bisa menjaga keutuhan jumlah ribuan kitab di Hanam, Faqar Yunan juga dikenalnya mampu menjaga rahasia.
"Kami ... Kami sedang ... belajar bersama, Paman. Ya, belajar bersama. Ada beberapa kitab yang harus kami kumpulkan untuk menyelesaikan setumpuk pekerjaan rumah yang diberikan oleh para Dusain di rumah didik," balas Tretan dengan tergagap-gagap.
"Siapa Dusain yang berani memberikanmu banyak pekerjaan rumah? Aku sudah memerintahkan seluruh Dusain di istana ini agar tak terlalu menyibukkanmu dengan sejumlah tugas di rumah didik. Rupanya masih ada saja yang tidak mengindahkan perintahku," sahut sang Fathi, kesal.
"Tidak, Paman. Ini bukan salah para Dusain. Ini salahku karena tidak bisa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Paman tidak perlu menghukum para Dusain di rumah didik."
"Lagipula, mengapa kau masih bergaul dengan putri Faqar Bhara? Bukankah sudah kubilang padamu bahwa kau harus mulai bergaul dengan orang-orang penting saja? Mengapa kau tak pernah paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Genderang Khatulistiwa
FantasyPemilihan Khalefa (raja) ke-22 bakal dihelat meriah di ibukota negeri Haaras, Lakhsatra, pasca wafatnya Baginda Khalefa ke-21, Gharda Othama. Seluruh Malek penguasa kedelapan wilayah Haaras diundang ke ibukota untuk mengirim kandidat masing-masing. ...