BUNYI sangkakala menggema di seantero kota Lakhsatra. Bunyi terompet yang terdengar dari pintu gerbang lingkaran utama kota itu sedemikian nyaringnya hingga mencapai lingkaran terluar dari wilayah kota.
Usai dengungnya yang lantang itu diperdengarkan, seluruh warga yang memadati ibukota negeri Haaras pun berbondong-bondong turun menuju jalanan utama kota. Para saudagar dan pembeli yang tengah bertransaksi, baik dengan emas, perak, berlian, maupun barang-barang barter, serentak menghentikan kegiatan jual beli mereka.
Sementara itu, di depan pintu gerbang kawasan lingkaran utama, tampak serombongan besar keluarga petinggi--yang terdiri dari para anggota Dewan Khoma beserta keluarga, para tetamu Malek dari kedelapan wilayah bersama sanak famili mereka, serta puluhan Rabi, Dusain, hingga barisan perwira Arthemis dan panglima Althamis istana Lakhsa--berbaris rapi dengan sikap takzim.
Tak ketinggalan, para Saikh suci, pemuka agama Shaizana utusan istana, berdiri di barisan terdepan. Dengan mengenakan jubah-jubah putih kebesaran mereka, lima orang Saikh tampak berjajar di depan para petinggi. Sambil berdiri tepat di pintu gerbang istana, Saikh Tezar Rhamzabar, Saikh paling senior di antara Saikh lainnya, tengah menghelat ceramah di hadapan para hadirin.
Sementara, di antara letak berdiri kelima Saikh suci dan para hadirin petinggi negara, tak kurang enam prajurit istana terlihat sedang memikul sebuah peti jenazah berlapis emas dan manik-manik permata. Tampak pula ratusan prajurit lainnya bersiaga di posisi masing-masing untuk melakukan pengawalan terhadap rombongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genderang Khatulistiwa
FantasiPemilihan Khalefa (raja) ke-22 bakal dihelat meriah di ibukota negeri Haaras, Lakhsatra, pasca wafatnya Baginda Khalefa ke-21, Gharda Othama. Seluruh Malek penguasa kedelapan wilayah Haaras diundang ke ibukota untuk mengirim kandidat masing-masing. ...