tujuhbelas

545 47 4
                                    

HAPPY READING 🍂

"Haah. Mumpung tanggal merah, mendingan jalan-jalan keluar, nyari angin" lelah setelah mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh si bunda. Sunoo memilih untuk jalan-jalan di pagi menjelang siang ini. Sekalian untuk tak terlalu bersedih memikirkan si Aquarius. Entah mengapa pikirannya tak berhenti untuk memikirkan lelaki bernama Yang Jungwon. Seakan-akan dirinya sudah jatuh sedalam-dalamnya pada pesona milik lelaki itu.

"Udahlah, tinggal pake hoodie aja" dipakainya hoodie coklat muda miliknya, sambil berjalan mendekati kaca besar yang bersandar di dinding kamarnya.

Memakai hoodie coklat muda dengan celana putih yang pendeknya diatas lutut si Cancer.  "Aishh, udah cakep ni gua" saat dirasanya bahwa dirinya sudah terlihat memesona, langsung saja ia bawa handphonenya dan juga uang untuk ia berbelanja.

"Yuhuu. Kim Sunoo siap untuk jalan-jalan!!" serunya dengan langkah kaki yang cepat menuju luar rumah kediaman keluarga Kim. Si bocah yang tak mau dipanggil bocah sudah berlari dengan gaya kedua tangan kebelakang dan kepala dicondongkan ke depan. Dengan artian terbang, Sunoo berlari keluar dari pekarangan rumahnya untuk segera menikmati jalan-jalannya.

🍂

Suara bising dari kendaraan di jalanan. Teriknya cahaya matahari. Sekarang tepat pukul jam 12 siang. Si lelaki Kim terlihat berjalan dipinggir jalan, niatnya hanya untuk menenangkan pikirannya, tetapi berjalan di siang hari saat ini rasanya sangat panas.

"Busett, panes banget dah" keluhnya.

Setelah mengeluh, kepalanya merasakan pusing yang tak karuan, tapi ia bersikeras untuk tetap melanjutkan berjalan-jalan mencari suasana yang tenang. Mungkin pusingnya ini disebabkan karena dirinya tak makan dari kemarin malam, hanya sibuk memikirkan si Aquarius saja, pikirnya.

Langkah kakinya semakin menjauh tak tahu arah. Terus berjalan lurus ke arah depan, hanya memandang kearah bawah dengan artian menunduk.

Tudung hoodie yang dipakai hanya mampu menahan panas dalam sekejap, pada akhirnya ia tetap merasa panas. Pusing kepala membuatnya berjalan sempoyongan dan semakin tak tahu arah.

"Pusinghh" kedua tangan yang terus gemetar memegang kepala yang terasa sakit itu. Kulit wajah yang putih kian memerah sebab panas yang dirasa. Sekujur tubuhnya terasa panas sekarang.

Dirinya memberhentikan tubuhnya untuk tak berjalan lagi, niatnya meredakan pusing untuk sementara. Tetapi pandangannya seketika memburam perlahan. "Haahh.." nafasnya tersenggal, rasanya dirinya tak tahan lagi untuk bisa tetap berdiri.

"Shhs"

Sekarang rasanya benar-benar tak tahan untuk berdiri, walapun memaksa sedikitpun tubuhnya tak akan bisa menahan rasa sakit yang kian ia terima. Kaki yang bergetar kini menekuk perlahan. Matanya terpejam, tak lagi memandang ke arah bawah. Berharap ada seseorang yang menolongnya..tetapi rasanya tak mungkin, daerah yang ia tempati sepi penduduk. Dirinya pasrah saja jika sekarang harus ambruk diatas jalan yang berisi banyak debu.

HAPP

"Etss, hampir aja jatuh" leganya saat berhasil menolong tubuh yang akan terjatuh.

Sepertinya Sunoo tak asing dengan suara itu?, "Emnhh?" seakan bertanya siapa seseorang yang telah menyelamatkan dirinya agar tak jatuh di jalanan yang banyak debu itu. Tapi di saat ingin bertanya lagi, rasanya pengelihatannya sangat berat untuk ia buka, jadi ia pejamkan matanya yang sudah lelah dan ingin beristirahat.

"Sunoo?" Dirabanya wajah pucat itu dengan perasaan gelisah.

"Panas? Ah demam ya?"

"Tapi.." sejenak pikirannya tertuju pada rumah milik Sunoo. "Rumahnya disebelah mana?, Ya Udahlah, gua bawa ke rumah dulu" ya, mungkin untuk sementara akan dibawa kerumahnya dulu.

Dibawanya tubuh Sunoo mendekat untuk perlahan di gendong. Melangkahkan kaki menuju mobil miliknya yang terparkir tak jauh dari daerah sini.

Setelah dibaringkannya tubuh Sunoo diatas jok mobil belakangnya. Dirinya cepat-cepat untuk naik ke kursi pengemudi. Menancapkan gas dengan mobil melaju berkecepatan sedang.

Sambil sekilas melirik Sunoo yang tengah terbaring diatas jok mobil belakang. Dilihat tak ada tanda-tanda akan adanya macet pada jalanan ramai saat siang hari itu, ia langsung menancapkan gasnya untuk menambah kecepatan dalam mengemudikan mobilnya.

Dirinya harus segera membawa Sunoo kerumahnya untuk beristirahat sementara, pikirnya.

Perjalanan yang tak berselang lama. Kini akhirnya mereka sudah tiba di rumah yang dituju oleh si penolong. Segera ia memapah tubuh kecil Sunoo dengan enteng. Berjalan memasuki ruang tengah yang terdapat seorang wanita tua yang yakni adalah ibunya.

"Loh? bawa siapa itu?" Tanyanya heran.

"Sunoo, Ibu kenal kan?"

Setelah diingat-ingat..rasanya memang tak asing dengan nama Sunoo, "ohh iya, ibu inget sekarang!"

"Nah, Bu. Bisa tolong kompres dia nggak? Anaknya lagi sakit, demam"

"Ah, iya iya. Ibu ambil air hangat sama handuk kecil buat kompres, sebentar ya" sang Ibu langsung terburu-buru untuk segera mempersiapkan pertolongan untuk Sunoo.

"Makasi buu!" Ia langsung mencari kamar yang kebetulan ditinggal sebentar oleh pemiliknya. Dipikir-pikir, rasanya tak akan kenapa-kenapa bila ia baringkan tubuh Sunoo untuk sementara dikamar ini.

"Nak?"

"Ah, ibu. Kalo gitu abang ke kamar dulu ya, mau nyelesaiin pekerjaan abang" pamitnya. "Iya iya. Biar ibu yang jaga dia" mendengar ucapan itu, setelahnya ia langsung keluar dari kamar yang bernuansa abu-abu.

Dengan telatennya, ibu lelaki tersebut mengambil handuk kecil dan mencelupkannya kedalam air hangat, memerasnya lalu menaruh lipatan handuk itu di dahi Sunoo. Seterusnya ia akan mengganti handuk yang sudah tak hangat itu dengan kembali dicelupkan pada air hangat dan kembali menaruhnya di dahi milik Sunoo, begitu terus hingga dirasa cukup.

"Cepat sembuh ya nak" mengusap dahi yang tertutup rambut itu dengan lembut. Lalu membiarkan si pemuda Kim untuk beristirahat dengan berbaring ditempat tidur.

🍂

Bersambung~

🤔🤫














YangsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang