delapanbelas

304 33 15
                                    

HAPPY READING 🍂

"Anjazz, jago bener lu"

"Yaelah, gua ga kayak lo, beban. Wle"

"Nyesel gue muji"

"Dih, pacar abang gua ngambek"

"Siapa juga yang ngambek?"

"Ya lo lah, masa gua?"

"Ck" Riki berdecak malas dengan bola mata bergerak memutar.

Dua orang itu yakni adalah Jungwon dan Riki. Jungwon saat ini sedang berada di rumah sahabatnya untuk sekedar bermain game.
Sedari tadi asik bermain game hingga dirasanya mereka sudah bosan, barulah mereka selesai untuk bermain. Saat itulah perdebatan kecil dimulai, memperhitungkan mana pemenang yang sesungguhnya diantara mereka.

Tak dirasa setelah perdebatan kecil itu, senja mulai tiba, dengan matahari yang perlahan turun dan kicauan burung terdengar begitu nyaring.

"Ki, gua pulang dulu yak" pamitnya. Rasanya badannya dipenuhi banyak keringat, saatnya ia untuk bergegas pulang lalu mandi.

"Ya, Sono dah. Bau lu kecium dari tadi"

"Idihh, kok lo tau?"

"Gue punya hidung egee"

"Oh"

"Lu besok sekolah ya? Jan lupa besok pas disekolah"

"Gua mana mungkin lupa"

"Iye iye, gue tau"

"Yoi, gua pulang Ki" pamitnya sekali lagi.

Setelah itu Jungwon benar-benar melangkahkan kakinya keluar dari rumah Riki, dan meninggalkan pekarangan rumah itu. Dengan motor yang melesat cepat dihadapan Riki.

"Untung beneran pulang, dari tadi bilang pulang kagak jadi-jadi" heran Riki, sambil melihat Jungwon yang sudah berkendara.

🍂

Selang waktu yang cukup lama. Kim Sunoo, pemuda itu akhirnya bangun dari tidurnya. Perlahan menerjapkan pasang matanya dan mengambil posisi duduk dengan dirinya yang masih diatas ranjang yang bukan miliknya.

"Emnhh? Ini kamar siapa dah??" dengan nyawa yang masih tak terkumpul semua, Sunoo berusaha untuk mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruang kamar yang tengah ia tempati.

Kamar dengan nuansa abu-abu, dan bingkai foto yang tertata rapi diatas meja samping ranjang, terlihat lucu dengan senyuman manis yang ditunjukkan di foto itu.

Sungguh asing baginya, karena dirinya belum pernah sama sekali mengenal kamar ini.
Tapi sepertinya seseorang yang menolongnya tadi yang membawanya, jadi rasanya ia tak perlu takut kan?

Kini mengambil posisi duduk menyamping di pinggir kasur. Sambil menatap bingkai foto anak kecil diatas meja kecil itu. Entah mengapa wajahnya tak asing baginya. Tawa ceria, mata yang menyipit berbentuk bulan sabit saat tertawa, dan mempunyai dimple dikedua pipinya.

"Lucuu"

Tak sadar, Sunoo sedari tadi sudah tersenyum sejak memandang bingkai foto anak kecil itu. Tangannya perlahan ingin meraih bingkai foto yang entah milik siapa.

Cklekk

Sunoo langsung mematung dibuatnya saat terdengar suara pintu yang terbuka. Bagaimana kalau dirinya kepergok dengan kurang ajarnya ia malah ingin mengambil barang yang bukan miliknya?!

Tangan Sunoo yang ingin meraih bingkai foto tak jadi, ia turunkan niatnya untuk mengambil barang tersebut.

"Siapa??"

Tunggu, apa-apaan ini? Bukankah dia yang menolongnya? Lantas mengapa bertanya seperti itu? Padahal seingat Sunoo, saat ia pingsan, seseorang yang telah menolongnya sempat memanggil namanya.

Suara lelaki yang Sunoo dengar berhasil membuat jantungnya berpacu lebih cepat dari sebelumnya, badannya mematung kala sekarang rasanya benar-benar tak asing lagi dengan suara yang bertanya siapa dirinya.

"Siapa lo?"

Masih dengan Sunoo yang mematung membelakangi pintu kamar itu, dengan tak berbalik badan, Sunoo benar-benar berpikir bahwa seseorang itu adalah yang beberapa hari belakangan ini ia tunggu-tunggu.

Langkah kaki terdengar mendekat kearahnya. Oke, Sunoo dibuat takut sekarang, mengapa suasananya terasa mencekam seperti ini baginya??

Tapi sesudah lelaki itu mendekat dari arah samping, Sunoo malah menggerakkan badannya agar membelakangi lelaki tersebut dan terus berdiam diri. Membuat lelaki tersebut terheran-heran.

Geram dengan Sunoo yang tak kunjung menyahut serta menoleh, membuat dirinya harus menyentuh bahu itu dan membalikkan tubuh itu dengan cepat.

Srett

"Lohh? Sunoo?!"
















































🍂

Bersambung~

😚😚

YangsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang