~ CHAPTER 1 ~

148 92 26
                                    

Selamat membaca semua nyaa !

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya , support aku dengan vote , dan komentar kalian sebanyak- banyaknya.

Dengan tangan kecil dan hati yang besar, anak perempuan di desa menjaga kenangan bersama neneknya sebagai harta yang sangat berharga"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tangan kecil dan hati yang besar, anak perempuan di desa menjaga kenangan bersama neneknya sebagai harta yang sangat berharga".

Di tengah gemerlap bintang di langit malam, terdapat sebuah rumah kecil yang menjadi penjaga cerita-cerita masa lalu. Di sana, di antara dinding yang terbuat dari kayu yang usang, hiduplah seorang nenek yang sangat luar biasa bearti bagi kehidupan cucunya yang memberikan sebuah warna dan cucunya yang penuh semangat, Kirana.

Kirana merupakan gadis berusia enam belas tahun , ia kehilangan kedua orangtuanya pada usia delapan tahun. Sejak saat itu, dia telah dibesarkan dengan kasih sayang oleh neneknya, yang menjadi pelindungnya, penasehatnya, dan pembawa cahaya di dalam kegelapan.

Suara riuh rendah kicauan burung dan desiran angin menerobos melalui jendela mengisi udara di ruang tamu yang sederhana. Kirana duduk di lantai dengan selembar kertas di depannya, mencoba menulis puisi tentang keindahan desa mereka.

Karena ia mendapat tugas dari sekolah nya untuk membuat sebuah puisi , Kirana bersekolah di desa dengan sekolah yang sangat kurang dan fasilitas juga yang tidak memadai , namun hal tersebut tidak membuat Kirana berhenti untuk sekolah.

Saat Kirana sedang memikirkan kata-kata yang akan ia tulis di puisi nya. Nenek Siti sibuk di dapur, menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Bau harum masakan tradisional menguar di udara, mengundang selera.

"Nenek, apakah Mama suka menulis seperti aku?" tanya Kirana sambil menatap kertas di tangannya.

Nenek Siti tersenyum lembut, "lya, Nak. Mama memang suka menulis. Dia selalu membaca cerita kepada kamu ketika masih bayi."

Kirana mengangguk, mengingat momen- momen indah bersama ibunya. Meskipun mereka telah pergi, kenangan itu tetap hidup dalam hatinya.

"Kenapa kita tinggal di desa ini, Nenek?" tanya Kirana dengan rasa ingin tahu yang membara, suaranya terdengar seperti riak air yang mengalir di sungai dekat rumah mereka.

Nenek tersenyum, matanya yang penuh pengalaman menatap jauh ke dalam jiwanya. "Kita tinggal di sini karena di sini adalah tempat yang penuh dengan kenangan indah, tempat di mana cinta dan kehangatan selalu hadir dari kicauan burung burung diudara , pemandangan desa yang sungguh asri".

Kirana mendengarkan dengan seksama, hatinya tergetar oleh kedalaman makna kata-kata neneknya. "Tapi aku ingin tahu lebih banyak tentang dunia di luar sini, Nenek. Aku rindu tinggal seperti dulu di kota saat orang tua ku masih hidup Nek. Aku penasaran tentang kota besar, tentang petualangan yang menunggu."

Nenek mengangguk, mengerti kerinduan cucunya. "Dunia di luar sana memang menarik, tetapi jangan pernah lupakan akarmu, Kirana. Desa ini adalah separuh bagian dari siapa kita, dan di sini kita menemukan kekuatan untuk menghadapi dunia luar."

Di bawah cahaya remang-remang lampu ruangan, Kirana dan neneknya saling bertatapan dengan penuh pengertian. Di antara suara gemercik api unggun dan angin malam yang berbisik di luar, mereka menemukan kedekatan yang tak tergantikan.

Meski telah delapan tahun berlalu sejak kepergian orangtuanya, tetapi di dalam pelukan neneknya, Kirana dapat merasa seolah-olah dia tak pernah sendiri, ia dapat merasakan kasih sayang neneknya , meski ia tak dapat lagi merasakan hangat nya pelukan kedua orang tuanya .

Dan di sanalah, di bawah bayangan kenangan yang memeluk mereka erat, cerita mereka bersama terus bergulir, seperti aliran sungai yang tak pernah berhenti mengalir.

Makan malam hampir siap, Nak. Ayo kita makan bersama," ajak Nenek Siti.

Kirana bangkit dari tempat duduknya dengan senyum di wajahnya. Meskipun hidup di desa terpencil dan kehilangan kedua orangtuanya, Kirana merasa aman dan dicintai di samping Nenek Siti yang penuh kasih.

"Makanan masakan nenek emang paling the best sih , enak bangett... mungkin masakan di restaurant kota kalah dengan enaknya masakan nenek" kata Kirana sambil ketawa kecil.

"Ada-ada saja kamu Nak , makanan di setiap desa maupun kota memiliki khas yang tersendiri , kalau di masak dengan penuh cinta pasti bakalan enak juga" ucap Nenek membalas ucapan cucunya.

"Sudah habiskan makanan mu , lalu siapkanlah perlengkapan sekolah mu untuk besok sekolah , habis itu tidur jangan kemalaman tidurnya , nanti ngantuk kamu itu susah kalau dibanguni " Lanjut ucapan sang Nenek.

"Iya Nek , habis ini aku bakalan lakuin apa kata Nenek kok.." balas Kirana . Kirana sunggu merasa sangat senang karna masih ada nenek yang ada di sampingnya yang selalu mengingatkannya.

Setiap hari, Kirana berangkat ke sekolah yang terletak di ujung desa. Di sana, ia adalah siswi yang rajin dan cerdas. Namun, kecintaannya pada desa tempat tinggalnya melebihi segalanya. Saat guru-gurunya memberikan tugas untuk menulis puisi tentang keindahan alam, Kirana selalu menemukan inspirasi di sekitar desa yang indah itu.

Dia menulis tentang cahaya matahari yang menyinari perbukitan saat fajar menyingsing, tentang aroma segar bunga-bunga yang sangat mewangi angin pagi, dan tentang gemericik sungai yang mengalir deras dengan riang melalui hutan yang ada di desanya.

Melalui kata-kata indahnya, Kirana berusaha untuk menyampaikan keajaiban dan keindahan yang ada di desanya kepada orang lain, bahkan kepada mereka yang tidak pernah melihat desa itu dengan mata mereka sendiri.

Meskipun Kirana seringkali merindukan kehidupan di kota besar yang penuh dengan gemerlap lampu dan kesibukan, namun ia tahu bahwa hatinya akan selalu tertambat pada desa tempat ia dibesarkan. Baginya, desa itu bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah bagian dari dirinya yang tidak akan pernah bisa dilepaskan.

 Baginya, desa itu bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah bagian dari dirinya yang tidak akan pernah bisa dilepaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum lanjut ke chapter selanjutnya , ramein dulu , oke ?!

Ramein ya cerita ini , dengan support aku terus jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote dan berikan komentar kalian.

Kalau mau tanya - tanya bisa kunjungi instagram ku @sellaa4._

Follow juga ya , akun wattpad ku ini untuk update an cerita nya dan informasi lainnya !
Terima kasih ~

Portal DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang